63. KEMBALI KE JAKARTA

380 25 1
                                    

63. Kembali ke Jakarta

.o0o.

"CIMBIII!!!"

Arhan berteriak histeris melihat kepergian Cimbi setelah anjing yang terus melolong kearah kucing betina tersebut membuat Cimbi jelas ketakutan dilahap.

Arhan sangat menyesal membawa kucing milik Abi itu berkeliling taman dihari minggu kalau tahu akhirnya akan seperti ini. Arhan berlari kencang mengikuti jejak suara gemerincing dari kalung yang dipakai Cimbi.

"Bisa mati gue gara-gara lo, cim." Gema bergerak gusar, mengacak-ngacak rambutnya setelah kehilangan jejak kucing betina tersebut.

Berakhir dirinya harus duduk termenung dibangku panjang taman. Rasanya Gema ingin mengadu pada Abi namun dia sama sekali tak memiliki nomor baru dari sepupunya itu.

Bergegas Gema mencari tukang percetakan, membuat baliho kecil berisikan foto milik Cimbi serta benefit yang akan diberikan jika menemukan kucing putih tersebut.

Barang siapa yang menemukan kucing putih betina dibawah ini maka akan diberi hadiah :
1. Uang sebesar 1 juta
2. Bebas membeli jajanan di Taman ini seharian
3. Bisa konsultasi penyakit ke saya karena saya dokter

Arhan terus menanyai siapapun yang mendekati kertas yang tertempel di mading taman namun tak ada satupun yang tau akan informasi Cimbi berada dimana.

Gema ingin menyerah, dia terus menunduk sembari menangis merasa bersalah kepada Abi. Namun, gemerincing kalung mulai terdengar. Sesosok makhluk putih menabrak sepatunya dibawah sana sambil mengeluskan tubuhnya dikaki Gema.

Melihat itu netra Gema berbinar. Diraihnya Cimbi dengan senang lalu dipeluk kucing itu hingga Cimbi merasakan sesak.

"Puji Tuhan, aaa Cimbi lo kemana aja sih! Bikin gue panik aja. Untung lo dateng kalau nggak bisa mati gue ditelen Abi!"

Seseorang berdeham membuat Gema langsung menoleh.

"Halo ... itu kucing masnya ya?"

Gema melongo. Bukan karena takut dipintai hadiah melainkan menatap gadis cantik didepannya yang juga kebetulan menggendong kucing hitam berketurunan persia.

"Halo," sapa gadis itu.

Gema terkesiap lalu mengangguk. "Em, makasih ya udah bawa kucing saya kesini. Kalau mbaknya mau hadiahnya sekarang boleh kok, saya langsung transfer," kata Gema.

Gadis itu menggeleng lalu terkekeh. Netra sipitnya semakin membentuk satu garis yang melengkung manis. "Eh gak usah, mas. Kita sama-sama punya anabul, saya juga tau kok ngerasain gimana kehilangan hewan kesayangan," tolak gadis asing itu halus.

"Beneran gak mau dikasih hadiah?" tanya Gema meyakini.

"Iya, tapi saya boleh minta sesuatu yang lain?"

Sebelah alis Gema naik.

"Kucing saya jantan dan kebetulan kucingnya mas betina kan? Boleh nggak kalau kucing kita dijodohin, siapa tau anaknya juga bagus nanti."

...

"Nanti bude nyuruh Ilham mancing deh biar ntar malem kita bisa bakar-bakaran ikan. Gimana?" tanya bude Sri kearah Abi dan Clarissa yang tengah memanen lombok di Kebun milik pak Suhaimi.

BRONDONG MANIS UNTUK CLARISSA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang