65. KASIH SAYANG WINA

539 24 0
                                    

65. Kasih Sayang Wina

.o0o.

"Bun, suapin Clar dong."

Sontak Abi tersedak saat meminum air sementara Darmawan dan Albi menatap cengo kearah Clarissa. Wina yang baru menduduki kursi lantas menajamkan pandangannya pada sang menantu.

Abi kira istrinya hanya bercanda tadi.

"Melunjak ya kamu! Sudah saya bilang saya saja gak suka melihat kehadiran kamu disini. Sudahlah! Nafsu makan saya jadi hilang," kata Wina hendak melarikan diri dari sana.

Clarissa langsung menahan tangan Wina, netranya bergelimang tengah merayu mertuanya itu. "Apapun bun kesalahan yang pernah Clarissa lakuin ke bunda tolong dimaafin. Clar minta maaf ke bunda. Tolong terima kehadiran Clar disini," mohon Clar bersungguh-sungguh.

Darmawan, Albi dan Abi menatap iba kearah gadis itu sementara Wina melirik Clar dengan tatapan tak suka.

Wina bergeming. Dirinya memang tak merespon ucapan Clarissa dengan perkataan pula tetapi wanita dewasa itu kembali duduk pada tempatnya. Seukir senyum terbit diwajah Clarissa.

Bahkan yang lain ikut tenang melihat itu.

"Suapin Clar ya bun."

Atmosfer kembali mencengkam, Wina melirik Clarissa tajam. Cepat-cepat Abi meraih sendok dipiring istrinya dan menghadapkan gadis itu padanya. "Biar mas aja yang suapin ya?" tawar Abi.

Clar langsung menolak. "Clar maunya disuapin bunda!" jawabnya kekeh.

"Bunda plis," pinta Clarissa lagi.

Terpaksa Darmawan menyenggol siku istrinya. "Suapin menantunya ya bun. Tumben loh Clarissa minta disuapin sama bunda. Serasa anak kandung kan? Bukannya dulu bunda ingin punya anak cewek trus lahirnya jadi Albi?"

Wina terdengar berdecak. Padahal perutnya sudah lapar, meronta-ronta meminta diisi asupan namun perdebatan ini malah membuat lambungnya dangdutan. Terpaksa Wina meraih piring serta sendok dihadapan Clarissa.

Istrinya Abi itu bersorak menunggu mertuanya menyuapi makanan.

"Kamu sengaja ya ngerjain saya kaya gini?" tanya Wina mulai menyodorkan makanan kearah Clar.

Clar melahap nasi tersebut sembari tersenyum. "Clar cuma mau disuapin bunda. Clar lagi kangen sama bunda."

Darmawan dan Albi menahan tawanya melihat sang bunda yang kesal setengah mati namun masih menuruti Clarissa. Sementara Abi tersenyum melihat komunikasi Clarissa bersama bundanya. Setidaknya sudah ada kemajuan.

Selesai makan malam satu keluarga tersebut memutuskan menonton televisi bersama dalam keadaan Clarissa yang selalu membuntuti Wina. Lagi-lagi Wina terpaksa diam meskipun disebelahnya terdapat Clarissa.

"Mas, Albi pinjem hapenya dong," bisik Albi pada Abi disebelahnya.

Abi mengeluarkan ponsel dari celana. Baru saja melihat layar ponsel milik kakaknya, Albi langsung mengusap dada. "Ini bukan sarang laba-laba lagi, mas. Udah sarangnya anaconda nih," hiperbola Abi meraih ponsel tersebut.

"Apanya sarang anaconda?" tanya Darmawan tak sengaja mendengar umpatan anaknya.

Albi menunjukkan ponsel dihadapan ayahnya. Lantas Darmawan ikut cengonya seperti Albi saat pertama kali melihat ponsel lelaki itu.

BRONDONG MANIS UNTUK CLARISSA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang