42. Itu Rasa Cinta
...o0o...
"Kamu udah kenal karyawan baru kita belum?"
Clarissa menoleh kearah pak Arya. Ditekannya tombol enter pada keyboard komputer lalu menggeleng. "Belum. Emangnya ada karyawan baru ya pak?"
"Ini nih sibuk mulu habis nikah sampai gak buka grup ya kalau ada karyawan baru," sahut pak Arya.
Clar terkekeh pelan. "Siapa pak? Cewek atau cowok?" tanyanya.
"Cowok. Seumuran sama kamu."
Wajah Clarissa langsung nampak memikirkan sesuatu hingga seseorang datang membuka pintu ruangan sembari katanya. "Permisi. Pak Arya dicari karyawan baru. Katanya mau bicara tentang kantor," ucap pak Satpam.
"Nah beruntung banget. Kamu mau ikut gak, Clar? Biar kenal sama karyawan baru nih?" tawar pak Arya.
Clar menggeleng. "Gak deh, pak. Lain kali aja," tolak Clarissa membuat pak Arya mengangguk paham.
Lagipula buat apa Clarissa harus mengetahui lelaki itu padahal sama sekali tak ada kepentingan. Masalahnya saja sudah menumpuk entah jalan yang mana yang harus diselesaikan.
Pak Aryapun meninggalkan Clarissa yang kembali sibuk dengan dunia kerjanya.
Tiba-tiba saja Clarissa menepuk jidat saat dirasa dirinya amat ceroboh. "Astaga! Kenapa gak nanya sama pak Arya dulu," katanya mengingat jika barusan ada pak Arya disekitarnya.
Clarissa bangkit. Alhasil dia harus mencari keberadaan pak Arya.
Kaki wanita itu terus melangkah hingga terhenti pada ruangan milik manusia yang dia cari. Diketuknya pintu tersebut tiga kali dan dibuka setelah mendapat izin dari pak Arya dari dalam.
Sejenak mereka bertiga terdiam.
Tidak, bukan bertiga melainkan Clarissa dan Rendra yang saling tunjuk.
"Lo--"
"Lo kerja disini?" tanya Rendra tersenyum hangat pada Clar.
Clar mengangguk. "Jadi lo karyawan baru disini, Ren?"
"Hm. Gak nyangka kita ketemu lagi ya Clar. Satu kantor pula," sahut Rendra.
Pak Arya menaikkan sebelah alis. "Kalian udah saling kenal?" tanyanya saat melihat interaksi antara Clarissa dan Rendra yang begitu akrab.
Baik Clar maupun Rendra mengangguk bersamaan.
"Rendra ini teman Clar dari dulu, pak. Sefakultas lagi," jawab Clarissa.
"Wah beruntung deh kalau gitu. Soalnya Rendra bakalan ditempatin seruang sama kamu. Jadi gak ribet juga kan saya buat kenalin kalian."
Pak Arya menepuk pelan bahu Rendra. "Kamu bisa susul Clarissa ya Ren. Kalau ada apa-apa kamu bisa tanya saya atau Clarissa. Yasudah saya lanjut kerja dulu."
Rendra hendak meninggalkan ruangan tersebut dengan tangannya yang akan menarik Clarissa dari sana. Secepat kilat Clarissa menghentikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRONDONG MANIS UNTUK CLARISSA (END)
Novela Juvenil"Bocil sialan. Bocil ingusan gak guna. Bocil nyebelin. Bocil cocoknya mati aja deh lo." Abi mengangguk-angguk tak memperdulikan makian dari Clarissa. Pria itu lebih memilih menaiki motornya lalu hendak meninggalkan Clarissa namun sebelum dia pergi a...