32. PERASAAN ARHAN GEMA

537 33 0
                                    

32. Perasaan Arhan Gema

...o0o...

"GIMANA BI? GIMANA CLAR GAK NGEBAHAS ALINA KALAU UDAH JELAS DIA BILANG KE CLAR KALAU KALIAN MASIH PACARAN! IYA KAN BI?"

Tanpa disadari Clarissa balik membentak lelaki itu. Air matanya menyeluruh begitu saja. Abi sadar, apa yang dia lakukan memang melampaui batas.

Tangannya bergerak membuka pintu Apart lalu menarik tangan Clarissa untuk masuk disana kala dirasa banyak mata memandanginya yang tengah berkelahi.

"Maaf," lirih Abi pelan.

Clar menggeleng. "Abi bisa gak jangan labil? Abi sadar gak kalau Abi itu udah dewasa? Waktu itu juga Abi bilang maaf ke Clar tapi ujung-ujungnya apa? Abi bikin masalah baru lagi."

"Alina lagi sakit Clar. Gue gak tega ngebiarin dia gak cuci darah dan bikin penyakitnya parah." Abi mencoba menjelaskan.

"Tapi kenapa Abi gak bilang dari awal kalau Alina itu pacarnya Abi. Kalau semisal Clar tau dari awal mungkin Clar gak bakalan biarin rasa cinta ini makin bertambah dan Clar gak bakalan berharap sama cowok kaya lo, Bi!" bentak Clarissa.

Abi terpejam hendak menggenggam tangan itu namun ditepis oleh Clarissa sendiri.

"Duduk, Clar. Gue jelasin semuanya dari awal," pinta Abi.

"Apanya yang mau dijelasin lagi Bi?"

"Duduk," pinta pria itu dengan suara pelan namun terdengar tajam.

Clar menurut saat itu juga. Dia langsung mendudukkan diri disofa sembari menyugar rambut. Susah payah ia menahan agar tangis itu tak pecah kesekian kalinya sehingga membuat wajah serta matanya memerah.

"Gue sama Alina emang pacaran. Tapi itu dulu Clar ... sewaktu gue masih SMP. Hubungan itu berjalan cuma lima bulan dan gue sama Alina lulus. Dia pergi ninggalin gue gak tau kemana bahkan kabar sedikitpun gak ada buat gue. Gue rasa Alina emang sengaja ninggalin gue tapi ternyata dia balik lagi bawa kabar kalau alasannya dia ninggalin gue buat berobat di Luar negeri."

"Penyakitnya udah parah dan gue gak tega ngebiarin dia yang sampai sekarang belum terucap kata putus dihubungan ini," jelas Abi.

Clarissa mengangguk, menghela napas lelah. "Jadi ... Abi anggap hubungan spesial itu masih ada sampai sekarang? Kita mau nikah Bi. Lusa. Lusa kita nikah Bi dan lo malah milih mau nerusin hubungan lo sama Alina?" tanya Clarissa tak santai.

Abi terdiam cukup lama hingga lelaki itu menatap lurus kearah Clar. Dia hendak berbicara namun disela oleh wanita itu. "Abi masih ada rasa kan buat Alina?" tanyanya.

"Clar butuh jawaban Abi. Jadi tolong jangan bohong buat kali ini," pinta Clar.

Lelaki itu menghela napas berat lalu mengangguk membuat tangis Clarissa kembali pecah. "Gue sadar. Rasa cinta gue ke Alina emang belum hilang sepenuhnya--"

"--makanya karena itu, Abi gak bisa jatuh cinta sama Clar," lanjut Clarissa pada kalimat Abi sebelumnya.

Abi menggeleng tak setuju namun dalam hatinya mengiyakan apa yang diucapkan Clarissa. Itukah alasannya selama ini tak bisa membuka hati pada siapapun? Termasuk Clarissa--calon istrinya.

BRONDONG MANIS UNTUK CLARISSA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang