70. KUE COKLAT

530 17 0
                                    

70. Kue Coklat

Malem ini baru bisa update gara-gara dpt kuota dadakan. Stay dicerita aku yaaa :)

.o0o.

Abi dan Clarissa hanya menginapi Apartemen semalaman. Pagi-pagi sekali pasutri muda itu terlihat kembali ke Rumah besar Darmawan. Menampakkan sesosok wanita berdaster yang sudah sedari tadi menunggu mereka berdua.

"Ah akhirnya kalian dateng juga. Bunda kira bunda udah gak bisa elus calon cucu bunda lagi."

Setelah mengatakan itu Wina langsung mendekati Clarissa. Mengelus perut menantunya dengan gemas menimbulkan kekehan dari Abi dan Clarissa.

"Pagi cucu oma. Semalaman ini kamu gak tidur dirumah oma loh! Emangnya kamu gak kangen oma?" tanya Wina.

"Kangen dong oma," sahut Clarissa dengan suara yang menggemaskan seperti anak kecil lalu terkikik.

Mereka bertigapun tertawa bersamaan.

Wina menggiring anak dan menantunya memasuki rumah langsung mendudukkan diri mereka di Ruang makan untuk sarapan bersama. Saling berbagi cerita di meja makan sudah layaknya keluarga yang tak pernah memiliki masalah.

"Jadi, mas bakal pindah ke Apart lagi?" tanya Albi basa-basi.

Abi mengangguk. "Emang gak bisa ditunda buat beberapa bulan lagi, mas? Clar itu loh masih hamil muda. Biasanya banyak mau dan penyakit hamil muda itu gak enak loh. Iya kan, yah?"

Darmawan yang sedang mengunyah makanan lantas mengangguk, tahu akan maksud istrinya mengatakan hal sedemikian. Itu hasutan agar Abi tak pergi dari rumah mereka.

"Kasihan apartnya bun kalau ditinggal lama-lama. Lagian kalau hari libur, mas bakal bawa Clar sama calon cucu bunda itu kesini," sahut Abi. Kekeh pada pendiriannya.

Wina menunjukkan wajah yang lesu.

"Bunda gak usah khawatir. Kalau bunda mau, hari ini kita bisa jalan-jalan loh." Clarissa bersuara menawari kebaikannya lagi.

Wina tak berpikir dia langsung mengangguk mengiyakan ajakan sang menantu.

"Abi ikut!" celah Abi setelah meneguk air.

Bunda melirik putranya tajam. "Gak. Bunda mau habisin waktu bunda sama calon cucu bunda sebelum pindahan. Mas gak boleh ikut," tolak Wina mentah-mentah.

Abipun memurungkan wajahnya. Melihat ekspresi itu membuat Albi, Clarissa dan Darmawan menyemburkan tawa.

...

"Kamu masih marah sama saya atas kejadian sebelumnya?"

Dikeramaian pusat perbelanjaan namun timbul keheningan diantara dua manusia. Clarissa yang sebelumnya asik memilih apel lantas terdiam. Dilihatnya wajah Wina yang datar setelah melontarkan pertanyaan lalu beralih menggenggam tangan sang mertua.

"Clar gak pernah marah ke bunda ... sama sekali," sahut Clarissa bersungguh-sungguh.

"Kamu gak lagi bohongin saya 'kan?" Nampaknya Wina masih tak mempercayai Clarissa.

BRONDONG MANIS UNTUK CLARISSA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang