29. Hujan dan Arhan
...o0o...
Clarissa mengerutkan alis saat mobil yang ia stater tak kunjung menyala. Hanya memberikan suara cengenges yang entah kapan berderum mesinnya.
Tok tok tok
Clar menoleh kearah kaca mobil melihat teman sepekerjanya mengintip dari sana. "Kenapa Clar? Mobilnya gak nyala?" tanya pak Arya.
"Iya nih pak. Udah berkali-kali Clar coba tapi gini terus. Gimana saya mau pulang kalau mobilnya gak mau nyala," sahut Clarissa.
Pak Arya menoleh kearah motornya dimana jok belakang kendaraan beroda dua itu sudah dipenuhi tumpukan kardus yang berisi berkas-berkas yang harus dibawanya pulang.
"Saya maunya ngajak kamu tapi motor saya udah penuh sama kardus, Clar. Mobil dirumah juga lagi diservis," ucap pak Arya.
Clar tersenyum. "Santai, pak. Saya bisa pesan ojol kok. Pak Arya boleh pulang sekarang. Dikit lagi hujan, tuh. Kasihan sama berkasnya semisal basah," saran Clar mendapat anggukan dari pak Arya.
Lelaki itupun meninggalkannya di Parkiran. Tersisalah Clarissa yang memutuskan diri mencari pak Satpam kantor.
"Pak, saya boleh minta tolong gak?" tanya Clar mengintip lelaki berseragam putih dalam pos itu.
"Bisa bu. Mau minta tolong apa?"
"Mobil saya sepertinya mogok. Saya mau minta tolong carikan montir buat servis mobil saya dan titip disini dulu. Soalnya saya harus buru-buru pulang. Keburu malam," ujar Clarissa.
"Oh siap bu. Saya carikan dulu ya montirnya. Bu Clar gak mau diantar pulang dulu nih?" tawar pak satpam.
Clarissa menggeleng lalu tersenyum. "Gak usah. Saya pesan ojol aja pak. Yasudah, terima kasih ya bantuannya. Saya pamit pulang."
Wanita itupun langsung melangkahkan kaki keluar dari area kantor. Tangannya terulur mengambil sebuah ponsel dari tasnya dan hendak memesan ojek via online.
Layar dari benda pipih itu terus menghitam padahal sudah dihidupkan oleh Clarissa berulang kali membuatnya berakhir mendesah kecewa. "Astaga, pakai lowbat segala lagi."
Gemuruh langit terdengar memekakkan telinga. Hujan turun deras saat itu juga. Clarpun memutuskan mendiamkan diri di Halte tersebut sembari menunggu hujan reda dan mencari transportasi apapun yang dapat membawanya pulang.
Selang dua jam, hujan masih sama derasnya dan langit sudah menggelap tanda akan malam tiba. Clarissa hanya bisa menggosokkan tangannya untuk mencari kehangatan hingga sebuah mobil berhenti tepat didepannya.
Lelaki keluar dari sana dengan payung hitam mendekat kearah Clarissa.
"Mau main hujan-hujanan?" tawar Gema menutup benda pelindung hujan itu.
Kala itu juga senyum Clarissa melebar. "Arhan. Kok bisa disini sih?" tanyanya tak menyangka.
"Gak sengaja lewat sini. Terus ketemu lo yang lagi bengong lihatin hujan. Gak guna banget ya? Ayo pulang bareng gue," ajak Gema mengulurkan tangan kearah Clarissa.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRONDONG MANIS UNTUK CLARISSA (END)
Novela Juvenil"Bocil sialan. Bocil ingusan gak guna. Bocil nyebelin. Bocil cocoknya mati aja deh lo." Abi mengangguk-angguk tak memperdulikan makian dari Clarissa. Pria itu lebih memilih menaiki motornya lalu hendak meninggalkan Clarissa namun sebelum dia pergi a...