05. Abi Darmawan
...o0o...
"Kau mencuriii...."
"Hatiku, mimpiku, semua rinduku...."
"Karna kamu ganteng."
"Kan kuberi segalanya apa yang kupunya."
Persetan dengan hinaan gila yang terus terdengar ditelinganya. 'I don't care. Because is my life' itu selogan milik perawan tua yang usianya sudah berkepala tiga. Meskipun banyak orang yang menghinanya karena tak laku, Clarissa tetap terdiam tak mengubris komentar satupun bahkan dia sempat melawan omongan tersebut dengan katanya, "gue emang gak lagi jual diri. Makanya gak laku."
Akhirnya lirik lagu yang sedikit dirombak itu terus dinyanyikannya untuk seorang pria pujaan yang pernah ia temui sepuluh tahun lalu. Itu cinta pertama seorang Clarissa dan sampai sekarang dia tak mau untuk menerima lamaran dari pria manapun kecuali pria pujaan yang umurnya berbeda jauh dengannya.
Clarissa telah kembali ke Jakarta, dia hanya diam di Bandung selama enam hari. Mengingat jika nanti sore ada pertemuannya dengan anaknya pak Darmawan, si lelaki gila usia dibawah umur yang songong mengendarai mobil hingga terjadi incident.
"Siang Clarissa. Gimana? Nanti sore jadi ketemu sama klien?" tanya pak Arya saat memasuki ruangan Clarissa.
Dia berdeham dengan tangan yang asik mengotak-atik laptop. "Iya, pak. Anaknya pak Darmawan yang jadi tersangka itu masih dibawah umur kan?" tanya Clar mengingat kejadian malam itu.
Pak Arya mengangguk mantap menyodorkan sebuah berkas kepada Clarissa dan diterimanya. "Laki-laki usia enam belas tahun."
Benar, laki-laki. Tapi anehnya mengapa pria yang menelpon Clarissa mengatakan jika dia bukan pria dibawah umur?
Yasudahlah itu apa kata nanti. Intinya Clarissa harus bertemu dengan anaknya pak Darmawan itu. Sumpah demi langit dan bumi, Clar akan menghantam wajah pria itu saat bertemu nanti.
Lewat ponsel saja sudah menyebalkan, apalagi secara langsung. Bukannya lebih baik dimusnahkan saja manusia seperti itu.
...o0o...
Perdebatan sengit terdengar dari mulut Clarissa pada seseorang disebrang sana. Saat ini dia tengah berada di keramaian Cafe seberang kantor yang dipenuhi para pengunjung ditambah musik yang diputar Cafe dan suara riuh akibat hujan diluar sana membuat Clarissa naik darah sebab anak dari pak Darmawan ini sebenarnya positif gila.
Pantas saja dia menabrak orang hingga mati.
"Ini gimana sih. Kamu ada di Cafe mana? Saya udah tiga kali keluar masuk dari Cafe yang ada disekitar kantor pusat Advokat dan gak ketemu kamu," kesal seorang pria diseberang sana.
"Astaga! Kan gue udah bilangin. Gue ada di Cafe seberang kantor bukan samping kantor. Tolong deh jangan bikin gue kesal," geram Clar hampir berteriak.
Bahkan dirinya sudah jadi pusat pandangan para pengunjung disini karena bising sedari tadi.
"Kenapa gak bilang dari tadi. Saya sampai basah kena hujan gara-gara kamu," tuduh anaknya pak Darmawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRONDONG MANIS UNTUK CLARISSA (END)
Novela Juvenil"Bocil sialan. Bocil ingusan gak guna. Bocil nyebelin. Bocil cocoknya mati aja deh lo." Abi mengangguk-angguk tak memperdulikan makian dari Clarissa. Pria itu lebih memilih menaiki motornya lalu hendak meninggalkan Clarissa namun sebelum dia pergi a...