17. Memilih Mundur
...o0o...
Ayrena meringis lalu terkekeh setelah ditarik paksa oleh Abi dan merasa berhasil setelah membuat lelaki itu kesal setengah mati.
"Sialan! Lo sebenarnya siapa sih! Lo datang dikehidupan gue buat jadi pengganggu, hah?" geram Abi menahan diri agar tak berbuat kasar dengan Ayrena.
Gadis itu malah memanyunkan bibir. Tangannya terulur menyentuh pundak Abi lalu berjalan mendekati lelaki itu. "Jangan galak-galak gitu dong, sayang. Jadi takut," bisik Ayrena ditelinga Abi.
Abi hendak memberi perlawanan namun Ayrena terlebih dahulu mengancamnya. "Pacar lo? Gue bakalan aduin lo ke tante Wina. Biar kita dinikahin minggu depan. Kasian juga kan kalau benih lo keburu jadi janin."
Gigi Abi bergemelatuk. Kekesalannya tak tertanggung. Serasa ingin membanting gadis ramping disebelahnya saat berani-beraninya mengungkit kejadian yang sampai sekarang inipun Abi masih belum memahaminya.
"Lo sengajakan ngejebak gue malam itu, Ren?" tanya Abi dengan sorot netra tajamnya.
Ayrena mengedikkan bahu. "Awalnya gue gak percaya kalau lo normal. Soalnya aneh aja gitu nolak cewek secantik gue. Jadi, gue coba-coba aja deh. Ternyata normal."
"Btw, gue juga sempet ngevideoin waktu itu. Lo berani nolak gue, bakalan gue sebar tuh video," ancam Ayrena.
Abi mengerang kesal. "Oh ya? Silahkan sebarin semau lo. Seenggaknya yang viral bukan gue sendirian. Malah lo yang dicap cewek murahan, jalang!"
PLAK!
Abi terkekeh, merasakan panas dan perih pada rahang tegasnya. "Jalang kok ngamuk. Pergi, gue gak selevel sama cewek murahan kek lo."
Ayrena melarikan diri setelah dirasa harga dirinya amat direndahkan oleh Abi Darmawan. Baru kali ini dirinya ditolak seorang pria dan itu sangat membuatnya kesal.
Berulang kali Abi meringis, bingung mencari keberadaan Clarissa dimana. Dia sudah mencarinya ditempat sepatu wanita, pakaian dan yang lain. Clar masih tak ada. Hingga Abipun kepikiran dengan bahan masakan.
Segera mungkin Abi mencari tempat itu berada. Netra tajamnya nampak lega kala melihat Clarissa tengah memilih beberapa sayuran.
"Udah? Ayo pulang," ajak Abi hendak memegang tangan Clar.
Secepat kilat tangan kiri pria itu ditepis oleh Clarissa. "Abi kenapa gak bilang kalau udah punya calon istri? Abi sengaja ya bikin Clar sakit hati?"
Abi menggeleng saat netra bergelimang air mata itu menatapnya. "Clar--"
"Cukup Bi! Hati Clar sakit banget tau diginiin terus. Abi suka banget ya bikin Clar sakit hati. Kalau semisal Abi emang udah ada calon istrinya, Clar milih mundur ya Bi. Perjuangannya Clar cukup sampai sini. Mungkin Abi bukan jodoh yang ditakdirin Tuhan buat Clar."
Clarissa langsung memberikan alih troli ke Abi sedangkan wanita itu memilih pergi meninggalkan lelaki yang sudah menyakitinya berulang kali. Abi mengusap wajah kasar. Ingin berteriak kesal tapi tak bisa.
Disituasi yang tengah menguras emosi itu terdengar ponsel disaku celananya berdering. Abi mengeram lalu menatap siapa yang sudah menambah rasa kesalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRONDONG MANIS UNTUK CLARISSA (END)
Fiksi Remaja"Bocil sialan. Bocil ingusan gak guna. Bocil nyebelin. Bocil cocoknya mati aja deh lo." Abi mengangguk-angguk tak memperdulikan makian dari Clarissa. Pria itu lebih memilih menaiki motornya lalu hendak meninggalkan Clarissa namun sebelum dia pergi a...