16. Kencan Sungguhan
...o0o...
Hati-hati Abi mengendarai mobilnya apalagi saat ini dia tengah membawa anak orang. Tidak lucu kan kalau semisal dia membuat Clarissa menjadi korban kecelakaan?
"Ekhm, Clar," panggil Abi pelan.
Clarissa disebelah yang sedang mengotak-atik ponsel menoleh kearah pria yang fokus menyetir itu. Menatap Abi dari sebelah melihat bagaimana tampannya brondong manis itu. Hidung yang mancung, kulit yang bersih serta pemilik dua lesung dikedua pipinya. Sayangnya, itu jarang terlihat karena senyumnya Abi itu langka sekali.
Abi resah, ada sesuatu yang mengganjal dihatinya. Ingin ditanyakan tetapi bingung harus dimulai dari mana.
"Kenapa, Bi? Bilang aja."
"Em, tadi pagi lo bareng sama siapa?" tanya Abi to the point. Wajahnya penuh harap menatap Clar disebelah.
"Tadi pagi, em ... tadi pagi sih Clar sempat bareng pak Arya sama istrinya. Habis itu pak Arya bawa Dokter ke ruangannya Clar. Buat meriksain keadaannya Clar aja. Kan kemarin habis hujan-hujanan."
Ada rasa bersalah yang terselip dihati pria itu saat mendengar jawaban dari Clarissa. Dialah biang masalahnya.
"Dokter?" tanya Abi masih tak puas mendengar jawaban dari Clar.
Clar mengangguk. "Iya dokter. Namanya dokter Arhan. Dia baik banget tau. Sebelumnya Clar pernah ketemu sama dia didepan Cafe. Dia yang ngelarang Clar buat nerjang hujan tapi Clar tetap rela hujan-hujanan."
"Senang kan lo digituin?" Abi bertanya dengan galak.
Hingga tersentak Clarissa dibuatnya. "Nggak. Clar gak senang dan gak berharap sama perhatiannya Arhan. Yang Clar harapin itu perhatian dari lo, Bi."
Abi terdiam. Diapun kembali fokus menyetir. Dokter Arhan? Dokter? Arhan? Seperti tak asing. Abipun mulai kepikiran dengan manusia jenis dokter itu.
"Lain kali gak usah ketemu sama siapa-siapa. Apalagi dokter Arhan itu," larang Abi berkata sengit.
"Emangnya kenapa?" tanya balik Clarissa.
"Abi udah suka sama Clar ya? Atau Abi cemburu lihat Clar sama dokter Arhan?" terka Clarissa mengedipkan sebelah mata.
Abi membeku ditempatnya. Mengapa dirinya menjadi begitu. Abi tak tau. Secepat kilat dia menggeleng. "Najis. Ngapain suka sama lo. Seenggaknya gue masih peduli lah sama lo. Siapa tau tuh dokter modus, apalagi ketemu sama lo malam-malam."
Clar mengangguk. "Ohhh gituuu ...."
"Abi." Abi menoleh kearah Clar sembari katanya, "hm?"
Clar tersenyum. "Kalau semisal Abi nggak suka sama Clar, jangan bersikap kaya gitu ya. Clar makin berharap tau Bi. Seolah-olah Abi ngasi harapan buat Clar."
...o0o...
"Gue mau beli baju, tas, high heels, intinya harus yang mahal. Boleh kan, Jef?"
Jefan menatap gadis cantik disebelahnya. Ah, sudah tidak bisa dikatakan gadis sih sebenarnya. Tetapi nampak dari tubuh dan kecantikan serta status, Ayrena tetaplah seorang gadis.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRONDONG MANIS UNTUK CLARISSA (END)
أدب المراهقين"Bocil sialan. Bocil ingusan gak guna. Bocil nyebelin. Bocil cocoknya mati aja deh lo." Abi mengangguk-angguk tak memperdulikan makian dari Clarissa. Pria itu lebih memilih menaiki motornya lalu hendak meninggalkan Clarissa namun sebelum dia pergi a...