48. Pilihan Poligami
...o0o...
"Doa dari Clar buat Alina selalu, tenang disana ya. Pasti Alin udah ketemu sama mamanya Alin kan? Sekarang juga Alina udah gak ngerasain sakit lagi."
Clarissa mengusap batu nisan bertuliskan Syella Alina itu dengan pelan diiringi bunga yang ditaburkan Abi disebelahnya. Ini sudah ke empat puluh harinya Alina meninggalkan mereka dan rasa duka itu masih ada sampai sekarang.
"Clar juga berusaha nepatin janji yang udah kita buat sebelum Alin pergi. Semoga hubungan Clar sama Abi tetap damai dan gak akan berpisah satu sama lain," imbuh Clarissa lalu menatap suaminya.
Abi tersenyum hangat mengecup singkat kening wanita itu.
Setelah selesai dari makam, merekapun memutuskan kembali ke Apartemen. Clarissa berjalan beriringan dengan Abi sesekali bergurau hingga terpaksa berhenti kala sesosok wanita berdiri tepat dihadapan pintu unit Apart milik Abi.
"B-bunda?" sapa Clar lalu tersenyum.
Dia mendekat hendak mencium tangan bunda Wina namun wanita itu malah menepis tangannya. "Tangan kamu kotor dari kuburan. Minimal dicuci dulu lah," sengit bunda dari Abi itu.
"Bun, apaansih. Mas sama Clar udah cuci tangan loh," bela Abi tak terima jika istrinya dibegitukan.
Namun Clar hanya tersenyum.
"Oh ya? Masih sama aja. Tetap kotor," sahutnya acuh.
Abi sudah geram namun Clar menahannya dan mengisyaratkan pada Abi untuk masuk kedalam terlebih dahulu. Tidak baik jika berdiri beramai didepan Apart.
Wina tetaplah sama. Dia tetap tak menyukai Clarissa dari dulu sampai sekarang.
"Bunda mau minum apa biar Clar buatin?" tawar Clarissa ramah.
Wina memutar bola mata malas. "Gak perlu," sahutnya.
Abipun datang lalu mendudukkan diri disebelah Wina disusul Clarissa yang berada disebelah suaminya.
"Bunda ada apa kemari?" tanya Abi.
"Emangnya gak boleh ya kalau bunda kesini? Apa jangan-jangan istri kamu gak suka ya kalau bunda cari kamu." Wajah wanita itu nampak lesu.
Sesegera mungkin Abi menggeleng. Memang banyak dramanya wanita tua ini.
"Gak gitu bun. Mas cuma nanya. Clar senang kok kalau bunda kesini," sahut Abi.
Wina mengangguk-angguk. "Ehm. Bunda kesini cuma mau nanya-nanya aja sih. Pernikahan kalian kan udah berjalan dua bulan. Kok sampai sekarang Clarissa belum hamil-hamil atau kamu mandul ya?" terka wanita itu sergap.
Clar terenyuh tak enak hati saat mendengar ucapan bunda mertuanya.
"Bunda apa-apansih. Baru dua bulan kan? Bukan dua tahun. Masih wajarlah bun. Gak usah aneh-aneh deh nanya kaya gitu. Clar bisa sakit hati karna omongan bunda," galak Abi tak terima.
"Loh bener kan, mas? Bunda kan cuma nanya. Bunda takut kalau keturunan Darmawan cuma berhenti sampai dikamu. Kan gak enak dilihat orang kalau Albi punya keturunan tapi kamu nggak," ucap bundanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRONDONG MANIS UNTUK CLARISSA (END)
Fiksi Remaja"Bocil sialan. Bocil ingusan gak guna. Bocil nyebelin. Bocil cocoknya mati aja deh lo." Abi mengangguk-angguk tak memperdulikan makian dari Clarissa. Pria itu lebih memilih menaiki motornya lalu hendak meninggalkan Clarissa namun sebelum dia pergi a...