30. ALERGI UDANG

694 33 0
                                    

30. Alergi Udang

...o0o...

Alis wanita itu mengerut merasakan keanehan pada seseorang yang entah tak ada kabarnya. Minimal satu kali sehari Abi akan memberikan kabar tapi seharian penuh dari kemarin hingga dirinya bangun dari tidur, Abi sama sekali tak kunjung membalas pesannya.

Sedangkan manusia diseberang sana sedari pagi buta sudah tiba dihadapan rumah Alina.  Hoodie yang melekat ditubuhnya menunjukkan jika pagi ini Abi menahan dingin.

"Om, Alinanya udah siap?" tanya Abi.

Dandi mengerutkan alis. "Udah. Oh ya kalian mau kemana? Alina tumben loh pagi-pagi ini semangatnya beda dari sebelumnya. Om senang tapi om harus tau dong ada apa," penasaran papa dari Alina.

Seseorang datang berjalan tertatih dari lantai dua. Hoodie yang ia kenakan senada dengan hoodie milik Abi. Dia tersenyum pada dua lelaki dibawah.

"Papa kepo banget. Aku sama Abi mau ke Rumah Sakit. Katanya Abi mau nemanin aku cuci darah," ujar Alina menjelaskan perihal penasaran Dandi.

"Ohhh cuci darah. Eh, tumben." Kini wajah lelaki itu nampak tercengang lagi.

Pasalnya, Alina sudah menyerah sebulan terakhir. Dia menjadi malas untuk berobat semenjak penyakitnya tak ada perubahan sedikitpun namun pagi ini juga Alina memiliki semangat untuk ke Rumah Sakit.

"Alina jadi semangat, pa, karena ditemanin Abi. Abi juga maksa sih katanya aku harus cuci darah yang rutin dan berobat."

Alina sudah disebelah Abi. Dia mencium tangan sang papa sebelum berangkat dan menuju ke Rumah Sakit berdua bersama Abi.

Sepanjang perjalanan diisi celotehan Alina yang mampu membuat hati Abi berbunga merasakan apa yang namanya jatuh cinta setelah ditinggal gadis itu dahulu.

"Emangnya biasanya berapa kali sih cuci darah?" tanya Abi penasaran.

"Sejak penyakit aku parah, cuci darahnya satu minggu bisa dua sampai tiga kali. Jujur ... aku capek, Bi. Badan aku sakit," jawab Alina.

Tangan Abi terulur mengelus lembut rambut Alina. "Sabar dan terus semangat buat sehat. Oke?" Alin mengangguk.

Sesampainya di Rumah sakit, Alina langsung menemui dokter yang biasa menanganinya sedangkan Abi dipinta menunggu disana.

Selama menunggu Alina yang tengah cuci darah, Abi menyempatkan diri mengecek ponsel dirasa-rasa dari kemarin dia tak mengotak atik benda pipih itu.

Netra Abi membola kala baru mengingat jika dia memiliki tunangan. Ah, karena Alina dia lupa segalanya.

Advokat Usil

Abi, malam ini hujannya ganteng tau. Seganteng Abi😍😘
Terkirim 21:45

Ish kok bisa ya ada orang yang sehari gak aktifin data seluler atau Clar di blokir? Ah gak mungkin deh. Poto profilnya yang ganteng, imut dan gemoy aja masih ada
Terkirim 21:47

Bi, lo rasa akhir-akhir ini kita jarang bicara berdua ya? Sekedar buat tahu kabar masing-masing aja gak
Terkirim 06:55

BRONDONG MANIS UNTUK CLARISSA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang