49. Iya Sayang, Kenapa?
...
Hai, aku balik lagi. Jujur bangett aku agak males buat update cerita tapi ngelihat komen dan vote yang kalian kasih ke cerita aku, aku jadi seneng. Apalagi sampai cerita aku masuk ke perpustakaan kalian.
Dukungan yang kalian kasih jadi penyemangat buat aku. Makasih ya ....
...o0o...
"U-udah Bi."
Abi menatap iba kearah wanita yang tiada henti menangis sedari tadi bahkan eratnya tangan Clarissa menggenggam tangannya tak sendat sedikitpun.
"Sakit ya?" Clar mengangguk.
Tengah malamnya, dua manusia itu memilih untuk begadang setelah seharian bergelut kasih tak tahu waktu. Rambut mereka nampak basah padahal sudah berusaha dikeringkan dengan hairdryer.
"Maafin Abi ya?"
"H-hah?" Wajah Clar cengo saat telinganya terasa asing mendengar sesuatu. Abi tidak salah bicara kan? Kenapa menggemaskan sekali!!!
"Maafin gue. Tapi tenang kok. Setiap hari bakalan gue gempur biar lo cepat hamil," ucap lelaki itu santai membuat kembang kempis hidung Clar dibuatnya.
Santai sekali mengatakan hal yang membuat Clarissa hampir meninggoy gara-gara kejadian tadi sore. Mengapa bisa semenyakitkan itu.
"Ih mulutnya!" gemas Clar menutup mulut sang suami dalam keadaan wajahnya yang memerah.
Tangan Abi terulur memindahkan tangan istrinya yang menutupi sebagian wajah itu lalu tersenyum unjuk gigi memamerkan dua lesung dipipinya.
"Kenapa? Cieee, salting ciee. Mukanya merah tuh," goda Abi kian membuat wajah Clarissa layaknya udang rebus.
"Ihh Abi, udah! Tau deh, Clar ngambek," putusnya hendak membalikkan tubuh namun waktu bergerak sedikit dia langsung memekik.
Sontak Abi panik.
"Clar kenapa?" tanya laki itu ketakutan.
"Sakit," cicit Clar malu.
"Masih sakit ya? Apa perlu kita ke Rumah sakit sekarang? Ah, gue suruh Gema buat bawain salepnya aja deh. Mau ya?" panik Abi.
Refleks Clar memukulkan tangannya pada lengan sang suami. "Sembarangan. Mau taro dimana muka Clar kalau Arhan tau kita baru ngelakuin ini?" tanyanya kesal.
Abi terkekeh. "Gak masalah dong. Bentar, gue telponin Gema dulu," ujar Abi lalu bangkit dari ranjang.
Clar seketika iri melihat suaminya yang berjalan tanpa beban beda dengan dirinya yang bergerak sedikitpun rasanya nyawa hampir melayang. Alay sekali memang.
"Abi kok gak ikut ngerasain sakit ya?" tanya Clar saat Abi hendak menaiki ranjang kembali setelah menghubungi Gema di Balkon sana.
"Yaiayalah. Gue kan laki!" sahut pria itu lantang.
"Yaudah kalau gitu Clar juga mau jadi kaya Abi. Biar gak ngerasain sakit," katanya polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRONDONG MANIS UNTUK CLARISSA (END)
Ficção Adolescente"Bocil sialan. Bocil ingusan gak guna. Bocil nyebelin. Bocil cocoknya mati aja deh lo." Abi mengangguk-angguk tak memperdulikan makian dari Clarissa. Pria itu lebih memilih menaiki motornya lalu hendak meninggalkan Clarissa namun sebelum dia pergi a...