62. Pasar Malam di Kota
.o0o.
"MAS ABI, MBAK CLAR!!!"
Baik Abi maupun Clarissa keluar dari rumahnya dengan tergesa akibat teriakan Ilham yang mampu membuat mereka kalang kabut.
"Ada apa Ilham?" tanya Clar panik.
Ilham menyengir lalu menggeleng.
"Astaga buat panik aja. Mbak kirain ada apa."
Abi mendekat lalu menjentik kening remaja itu sedikit kesal sebab menganggu waktu mereka berdua disore hari.
"Ihhh ini lohhh, Ilham mau ngasih informasi kalau udah tiga hari ini ada pasar malam di Kota. Gimana kalau nanti malam kita ke Kota mas, mbak? Tumbenan lohhh liat pasar malam di Jawa kan?"
Clar menatap Abi. "Boleh gak?" tanya Clar pada Abi.
"Boleh kalau kamu mau," sahut Abi mengecup kening Clarissa dihadapan Ilham.
Melihat itu Ilham membeku. Tatapannya memelas melihat tingkah laku pasutri dihadapannya. "Bisa gak sih kalau mau romatisan tau tempat! Udah tau Ilham masih jomblo, malah cium-ciuman depan Ilham segala. Pamer banget yang udah nikah."
Setelah maghrib, Ilham membawa Abi dan Clarissa ke Kota dimana pasar malam diadakan. Butuh waktu hampir satu jam perjalanan menuju kota namun tak membuat mereka patah semangat saat melihat luasnya tempat yang dipenuhi gemerlap warna-warni.
Netra Clarissa berbinar layaknya anak kecil yang diberi mainan. Dengan segera menarik tangan Abi agar memasuki tempat meriah tersebut.
Cepat-cepat Abi menoleh Ilham. "HAM, MAS DULUAN. NANTI KITA KETEMU DISINI LAGI WAKTU PULANG," teriak Abi. Ilham mengangguk mengacungkan jempol kearah pasutri itu.
"Abi aku mau beli permen kapas. Aku mau beli jajanan. Aku mau main itu, main itu juga, eh yang itu juga--"
Abi tersenyum lebar lalu mengangguk. Sangking gemasnya berakhir mencium pipi Clarissa. "Iya sayang. Boleh, semuanya boleh banget asal kamu seneng."
Clarissapun bersorak bahagia. Kini dia menarik tangan Abi menuju padagang yang menjual permen kapas. Dia langsung memesan dua permen pada pedagang tersebut. Namun kala asiknya menunggu, sebuah tangan langsung meraih dan menggenggam tangan Clarissa.
"Mbak, saya tau mbak dan mas orangnya baik. Aduh, tolong jagain anak saya dulu. Saya mau buang air. Ini gak tahan lagi," ucap wanita tergesa-gesa sembari memeluk perutnya sendiri.
Clar masih kebingungan namun dipaksa meraih anak kecil yang diperkirakan usianya empat tahunan.
"Makasih mbak, mas." Wanita itu ngicir menuju toilet yang jauh dari sana.
Clar dan Abi saling pandang. "MBAK, ANAKNYA SAYA AJAK MAIN YA?!"
"IYAAA BAWA AJA DULUUU," sahut wanita itu berteriak dari kejauhan.
Wajah anak kecil yang digandeng Clarissa hampir menangis. Netra bulatnya memerah seperti ketakutan akan keramaian dan ditinggal ibunya sendiri. Abi yang paham akan kode dari Clarissa langsung menggendong anak kecil tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRONDONG MANIS UNTUK CLARISSA (END)
Fiksi Remaja"Bocil sialan. Bocil ingusan gak guna. Bocil nyebelin. Bocil cocoknya mati aja deh lo." Abi mengangguk-angguk tak memperdulikan makian dari Clarissa. Pria itu lebih memilih menaiki motornya lalu hendak meninggalkan Clarissa namun sebelum dia pergi a...