10. ANCAMAN SATU MINGGU

1.3K 59 0
                                    

...o0o...


Abi melemparkan kunci mobil sembarang arah pada sofa. Pria itu memutar tubuh menatap Wina yang masih saja belum selesai memperdebatkan masalah Ayrena.

"Bunda apa-apaansih. Mas gak suka ya diatur kaya gini. Masalah jodoh, biar mas yang cari sendiri," ujar Abi menusuk pada bundanya.

Wina bersedekap dada. Keributan itu terus terjadi hingga mengganggu salah satu penghuni rumah yaitu Albian Darmawan, adik dari Abi Darmawan.

"Mas, gak sopan ya bicara sama bunda kaya gitu," peringat Albian berdiri disebelah Abi.

Pria dewasa itu menatap sengit kearah adiknya. "Tahu apa kamu, Al? Seharusnya kamu membela mas disini karena mas udah bisa nyelesaian kasusmu itu." Hati Albian tersentil mendengar Abi yang mengungkit masalah dimana bukan dialah biang dari masalah itu.

"ABI!" teriak Wina saat melihat wajah Albian memelas.

"Bagus bicara gitu sama adikmu sendiri?"

Abi menghela napas. Mencoba bersabar agar tak terbawa emosi yang bisa saja kalimat pedasnya itu keluar lagi.

"Udah, Abi mau balik ke Apart dan stop ngurusin kehidupan Abi setelah ini," putus pria itu kembali mengambil kunci mobilnya bahkan dari segi bahasanya sudah terdengar berbeda.

Wina menahan lengan sang putra kala Abi Darmawan akan melangkahkan kaki. "Baik. Kalau mas emang nolak perjodohan kamu sama Ayrena, bunda bakalan ngasi kamu waktu selama seminggu. Kalau selama itu mas gak bawa wanita yang mau dinikahin, hari itu juga Ayrena harus mas nikahin," ancam sang bunda.

Persetan dengan ancaman sialan tak berfaedah itu. Teriknya siang hari ini mampu membuat kepala Abi semakin terasa ingin meledak. Kala dirinya keluar dari pintu rumah yang mewah, sigap sebuah tangan kembali menahannya.

Tetapi itu bukan ulah Wina. Melainkan dari ayah Darmawan yang sedari tadi diam diluar. "Selidiki Ayrena. Ayah juga gak bakalan setuju gitu aja kalau sifat wanita itu belum ayah ketahui," bisik sang ayah pelan agar manusia didalam rumah tak mendengar.

Abi mengangguk paham membuat Darmawan menepuk-nepuk bahu sang putra. "Okeh, boleh pulang. Jangan lupa cimbinya dikasi makan."

...o0o...

"Maaf ya cim, Abi sampai lupa ngasi makan gara-gara dikejar sidang. Tapi cimbi gak apa kan?"

'Miaw' hanya itu sahutan yang terdengar ditelinga Abi saat cimbinya menjawab. Kucing betina jenis persia itu nampak lahap memakan makanannya sebab Abi lupa memberikan jatah sarapan pada cimbi.

Disinilah Abi Darmawan berada. Disebuah Apartemen lumayan luas yang hanya ditempatinya seorang. Apart yang terdiri dari satu kamar tidur, satu ruang tamu, satu ruang masak dan satu kamar mandi serta balkon berukuran satu kali dua meter disana.

Dia memutuskan untuk hidup sendiri dengan alasan sendiri itu menambah nikmat kehidupan karena malas jika harus dibandingkan dengan Albian yang tahunya berbuat ulah diluar nalar.

Abi dan Albian itu dua saudara yang memiliki perbedaan jelas. Jika Abi hidup dijalur seniman sesuai dengan pekerjaannya yang sebagai Arsitek maka Albian adalah pria pengikut jalur Darmawan yang bekerja sebagai dokter ahli bedah.

BRONDONG MANIS UNTUK CLARISSA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang