Bagian 12

5.2K 352 130
                                    

Author POV

Suara jarum jam yang terus berputar mengisi keheningan di malam itu. Adam masih berada di apartemen Ella sejak beberapa jam yang lalu. Dia mendengarkan segala penyesalan Ella yang menolak ajakannya untuk menikah karena alasan ingin menikmati kebebasan. Ella berkata jika waktu bisa diulang, dia ingin menikah dengan Adam dan membangun keluarga bersama.

Semua pengakuan itu membuat Adam luluh tentu saja. Dia menggenggam tangan Ella dan ikut menyuarakan betapa besarnya keinginan Adam untuk terus bersama Ella sampai melupakan bahwa ada sesosok istrinya yang menunggu tanpa pasti di apartemen sebelah.

Telapak tangan Adam mengusap kening Ella yang tertidur di atas pangkuannya. Gadis ini habis menangis dan kelelahan, dia berkata bahwa dirinya ingin ditemani Adam malam ini.

Sekali lagi Adam melirik jam di dinding, sudah jam satu pagi. Dia teringat tentang makan malamnya bersama Rani yang tertunda dan Adam harap tidak melihat wajah Rani yang dipenuhi kekecewaan. Adam tidak tahu bagaimana menjelaskan situasi kepada Rani karena sejujurnya Adam benar-benar ingin bersama Ella.

Pria itu menghela napas berat, dia pun dengan hati-hati menggendong Ella kemudian memindahkannya ke atas ranjang. Dengan lembut Adam mencium kening sang kekasih lalu menatap wajahnya cukup lama.

"Aku cinta sama kamu, Ella."

Adam mengusap punggung tangan gadis itu lalu dia pun dengan langkah mengendap-endap keluar dari apartemen sang kekasih. Adam menatap pintu apartemen miliknya dengan sedikit decakan, apakah Rani sudah tidur atau dia masih menunggunya?

Segera Adam menekan password dan membuka pintu dengan sangat pelan. Tidak dia temukan Rani di sofa depan maupun meja makan, sepertinya istrinya itu sudah tidur di kamar.

Adam menatap nanar kepada lauk dan nasi yang masih utuh di atas meja. Rani benar-benar serius mengatakan bahwa makan malam ini adalah sesuatu yang spesial, tapi sayang sekali Adam merusak momen dengan tidak memberi kabar kepada Rani.

Ketika dia masuk ke kamar, Adam melihat sang istri yang tidur meringkuk di tengah ranjang dengan selimut yang menutupi sebagian tubuhnya. Adam memerhatikan penampilan Rani sejenak, tumben sekali gadis ini memakai pakaian yang lumayan terbuka. Namun Adam segera menetralkan pikirannya lagi. Tidak, bukan itu yang ingin dia lihat sekarang.

Suara Adam yang sibuk membuka pintu lemari ataupun pintu kamar mandi membuat tidur Rani terganggu. Rani tidak bisa mendengar suara-suara di sekelilingnya, sudah pasti dia akan terbangun jika ada yang mengusik.

"Mas? Kamu pulang?"

Suara serak dari Rani membuat Adam menoleh kepadanya. Dia melihat Rani mengusap mata dan perlahan berdiri untuk menghampirinya.

"Kamu dari mana, mas? Kok baru pulang sekarang?" tanya Rani lagi kini dengan kesadaran yang hampir penuh. Adam tidak menjawab pertanyaannya, dia sibuk membuka kancing kemeja lalu melepasnya tidak peduli dengan Rani yang berada di sana menatapnya.

"Mas?" panggil Rani yang mulai tidak sabar.

"Ada urusan."

"Ya tapi bisa kan kamu ngabarin aku dulu? Aku nungguin kamu dari jam enam sore loh mas dan sekarang..." Rani melirik jam digital yang sudah menunjukkan pukul satu pagi bahkan hampir jam dua pagi.

"Ini udah lewat tengah malam. Aku cemas nungguin kamu dan makan malamnya--"

"Kamu nggak harus nungguin aku. Aku nggak minta kamu gitu," potong Adam. Kini dia berbalik menatap Rani yang ternganga mendengar ucapannya. Rani sudah susah payah menyiapkan makan malam yang rumit, merias dirinya sendiri demi Adam tapi begini cara Adam membalasnya?

Pelampiasan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang