Bagian 21

6.1K 381 32
                                    

Author POV

Adam benar-benar mengunjungi Rani sesuai dengan janjinya semalam. Hari ini sepulangnya dari kantor, Adam langsung pamit untuk menyusul Rani. Tidak ada yang menahan kepergiannya bahkan Vania yang paling heboh ketika tahu putranya mau menemui Rani.

Setelah menempuh kurang lebih dua jam di perjalanan, akhirnya Adam pun sampai di lokasi pedesaan yang menjadi tempat KKN Rani. Posko yang ditinggalinya berada tepat di ujung jalan. Jika diperhatikan, desa ini sangat sepi saat malam hari. Adam jadi sedikit was-was dengan keadaan sekitar yang berbeda sekali.

Di rumah paling ujung, Adam akhirnya melihat Rani. Wanita itu berdiri di depan teras sambil memegang ponselnya. Rani memakai sebuah hoddie warna merah muda dan juga celana panjang. Apa mungkin Adam mengganggu waktu istirahat kelompok KKN Rani?

Wanita itu tidak sendirian, di dekat pintu, ada sekumpulan anggota kelompok lainnya yang juga tengah bersantai. Adam menghitung, ada tujuh lelaki di sana.

Adam mematikan mesin mobil lalu dia keluar. Rani langsung melangkah mendekatinya lalu tanpa aba-aba dia lekas mendekap tubuh Adam. Astaga, dia sungguh merindukan suaminya ini. Rani bahkan berani mengakui bahwa dia jauh lebih merindukan suaminya daripada orang tuanya sendiri. Cinta memang segila itu.

"Apa kabar, mas? Aku kangen banget sama mas Adam," ungkap Rani. Dia menatap sang suami dengan malu-malu ditambah ada beberapa siulan di belakangnya.

"Ekhem, salam kenal Kak Adam. Tenang aja, istrinya dijagain kok hehe."

Para lelaki itu seperti sengaja menjahili, Adam hanya mengangguk kecil menyapa mereka. Bukan tipenya yang langsung menyapa dan berkenalan dengan orang lain.

Rani mengajak Adam masuk. Posko ini lumayan luas, ada dua kamar dan juga dapur yang menjadi pelengkap. Adam sedikit lega karena teman-teman Rani semuanya baik dan tidak ada yang menjauhi Rani.

"Mas Adam mau teh anget? Nggak ada minuman lain mas, soalnya di sini nggak pakek kulkas."

"Hmm, nggak usah repot-repot. Air putih aja," jawab Adam. Pria itu sesekali membalas tatapan kagum dari beberapa gadis yang duduk malu-malu itu. Sejak masa sekolah Adam sering diperlakukan seperti itu, jadi dia tidak akan merasa tersanjung karena tatapan kagum mereka.

"Kak Adam, nanti bakal nginep gitu?" tanya Tami yang penasaran. Rani lekas memukul paha temannya, bisa-bisanya Tami bertanya seperti itu.

"Apaan sih, Ran? Soalnya di deket sini ada tuh penginapan. Kan kali aja mau lepas kangen," jelas Tami dan yang lain pun turut menyuarakan hal yang sama. Rani sudah panas dingin sendiri, dia sangat malu karena teman-temannya begitu jahil.

"Penginapannya jauh?" Pertanyaan Adam sukses membuat Rani semakin kalang kabut. Sekarang dia tidak tahu di mana harus menyembunyikan wajahnya yang merah bagaikan tomat segar ini.

"Deket kok, Kak. Nanti aku bagiin lokasinya. Itu sempet dikasih tau sama Pak Marcel, dosen kami. Beliau waktu itu nginep di sana," ujar Putra.

Alis Adam semakin menyatu mendengar nama itu. Marcel? Orang itu yang menjadi pembimbing kelompok KKN Rani? Bagaimana bisa dan kenapa harus dia?

Rani yang mengerti dengan situasi, lantas segera mengalihkan perhatian. Dia menyuguhkan kue-kue kepada Adam dengan harapan pria itu tidak terpancing karena mendengar nama Marcel.

Adam melirik istrinya lalu kemudian menyetujui usulan untuk menginap itu. Dia sekalian ingin menanyakan Rani tentang Marcel dan kenapa Rani tidak bercerita soal itu sebelumnya.

Setelah beberapa lama bertamu di posko itu, akhirnya Adam dan Rani pun sepakat untuk menginap di sebuah penginapan atas saran dari teman-teman KKN Rani. Tempatnya hanya berjarak sekitar 30 menit dari posko, tidak jadi masalah.

Pelampiasan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang