Bagian 17

5.7K 388 41
                                    

Author POV

"Tumben lo telat ke kantor, Dam?" Adam yang sedang mengisi botol minumnya dengan air dari dispenser kantor lantas menoleh begitu Samuel datang bertanya kepadanya. Memang, dia telat kerja karena kejadian tadi pagi. Adam baru datang sekitar jam setengah sebelas, hampir masuk jadwal siang.

"Ketiduran."

"Masa? Abis berapa ronde emangnya sama bini lo?" Samuel merangkul bahu sahabatnya ini sembari tersenyum jenaka.

"Kalo ngomong dijaga, Sam."

"Ck, lo kayak ngomong sama orang asing aja. Becanda doang, Dam."

Adam melepaskan rangkulan Samuel lalu dia pun kembali ke meja kerjanya sendiri. Efek mabuk yang dia rasakan memang sudah berkurang dan perlahan ingatannya kembali pulih. Semalam dia menemani Ella ke kelab setelah menolong wanita itu dari kecelakaan tunggal yang terjadi. Ella menabrak pembatas jalan dan dia mengalami sedikit luka di tubuhnya akibat benturan.

Adam hendak mengantar Ella kembali ke apartemen tapi gadis itu ingin mengajaknya ke kelab untuk menenangkan pikiran. Adam harusnya sadar bahwa mereka tidak boleh ke sana.

"Gue follow instagram bini lo, cakep banget dilihat-lihat."

"Lo kalo nggak berhenti ngomong, gue usir beneran," ancam Adam. Dia sedang tidak dalam keadaan baik untuk berbincang-bincang apalagi Samuel terus mengungkit-ungkit soal Rani.

"Cemburu ya, lo? Bini lo cantik, gue liat banyak cowok-cowok yang ngikutin akun sosial media punya dia. Nggak penasaran?"

"Nggak."

Samuel mengendikkan bahunya lalu dia pun meninggalkan meja kerja Adam karena ada hal yang juga mesti dia kerjakan.

Adam masih terdiam di kursi kerjanya, dia jadi kepikiran soal akun sosial media Rani yang memang tidak pernah Adam cari tau sama sekali. Tangannya langsung mencari ponsel dan membuka aplikasi sosial media yang dia punya. Adam jarang membagikan foto-foto ataupun status, aplikasi ini dia gunakan hanya untuk mencari tahu tentang berita-berita terkini.

Tidak sulit mencari akun sosial media Rani, wanita itu memiliki cukup banyak pengikut di Instagram. Baru ada dua foto yang dipublikasikan di sana, mungkin Rani tipe perempuan yang tidak terlalu suka mengekspos dirinya. Sifat itu sungguh berbeda dengan Ella. Ella adalah pribadi yang sangat aktif dan gemar bersosialisasi. Dia sering membagikan aktivitas hariannya bahkan dalam sehari mungkin dia bisa melakukannya sebanyak empat sampai lima kali. Tak ayal Ella memiliki banyak koneksi di mana-mana.

Adam meletakkan kembali ponselnya, entah kenapa akhir-akhir ini Adam selalu membandingkan Rani dan Ella. Ada banyak perbedaan cukup besar di antara dua perempuan itu. Ella yang selalu aktif dan Rani yang cenderung diam.

"Aku beneran bisa frustasi..."

Adam mengusap kasar wajahnya dan berharap melalui itu dirinya bisa fokus untuk bekerja dulu hari ini. Sulit melepaskan bayang-bayang Rani di pikirannya apalagi mengingat kemarin mereka hendak melakukan sesuatu yang panas jika saja tidak ada telepon dari Ella yang menginterupsi.

Sejujurnya Adam ingin mencoba lagi, dia masih penasaran dengan Rani dan Adam tidak bohong mengakui bahwa dia benar-benar tertarik secara seksual dengan wanita itu. Sifat Rani yang polos dan pipinya yang akan memerah ketika habis dicium membuat Adam semakin bergairah.

"Sial." Adam mengutuk dirinya sendiri karena terus-terusan membayangkan Rani di pikirannya. Jika begini terus, Adam tidak bisa fokus bekerja.

Di lain tempat, Rani baru saja sampai di gedung fakultas dengan mobilnya sendiri. Hari ini dia memang punya jadwal siang, jadi waktu paginya sedikit lebih luang.

Pelampiasan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang