Bagian 6

4.3K 302 25
                                    

Author POV

Hari pernikahan akhirnya tiba. Tepat di Minggu pagi akad nikah dan resepsi dilaksanakan bersamaan. Gedung yang dipakai untuk acara resepsi ini cukup besar dan padat oleh para tamu undangan. Sejujurnya Rani tidak mengenal siapa saja tamu undangan ini karena rata-rata semuanya merupakan kenalan orang tuanya dan orang tua Adam.

Mengingat soal pria itu, Rani tersentak karena kini dia adalah seorang istri dari lelaki tampan yang kurang pandai berkomunikasi ini. Tidak ada waktu untuk menyesali apa yang terjadi ataupun kabur karena kini Rani sudah terikat dalam sebuah pernikahan.

Pada saat akad nikah dilaksanakan, sungguh Rani hanya bisa melihat wajah-wajah bahagia para orang tua. Adam tidak menunjukkan ekspresi apapun, pria itu tetap diam tanpa mau menegur Rani bahkan ketika Rani mencium punggung tangannya pun Adam bergeming.

Satu bulan pendekatan mereka tidak berarti apapun. Adam sama sekali tidak menaruh rasa kepada Rani, tapi Rani berlaku berbeda. Satu bulan bertemu dengan pria itu tidak memungkiri bahwa Rani sejujurnya selalu berdebar. Dia tidak bisa menolak eksistensi pria itu karena entah kenapa Adam rasanya mudah sekali untuk merebut hati Rani.

"Mas Adam ada kenal para tamu?" tanya Rani sambil melirik suaminya yang duduk diam memandang segala arah. Suara dari si pembawa acara yang sibuk menyebut beberapa nama penting pun tidak mereka hiraukan.

"Nggak."

"Emangnya mas Adam nggak ngundang temen-temen kantor?" tanya Rani dengan nada penasaran dan Adam hanya menggeleng pelan. Dia tidak peduli soal siapa yang datang, Adam hanya memedulikan keberadaan Ella yang sampai detik ini pun tidak muncul padahal Adam berharap Ella datang dan memintanya untuk membatalkan pernikahan dengan Rani. Sayang sekali, Ella tidak memedulikannya sama sekali dan itu melukai hati Adam.

"Aku juga ngundang sedikit temen-temen, sisanya temennya papa mama kita," ujar Rani sembari menatap ke depan. Mungkin para tamu undangan mengira bahwa pernikahan ini layaknya seperti pernikahan normal pada umumnya di mana kedua mempelai saling mencintai, tapi sebenarnya tidak begitu. Bisa dibilang hanya Rani yang mulai mencintai Adam tanpa bisa dicegah, sedangkan Adam tidak bisa diraba perasaannya.

Adam melirik Rani lewat ujung matanya, gadis ini tampak tidak terganggu sama sekali dengan pernikahan mereka. Rani sudah bisa menerima lapang dada dan menjalaninya sebaik mungkin. Adam sering merasa bersalah karena telah membawa Rani ke dalam situasi ini padahal sebetulnya mereka bisa saja batal dijodohkan jika Adam tidak menyetujuinya.

Menghela napas berat, Adam pun kembali menatap ke depan. Sesekali dia memerhatikan kedua orang tuanya yang duduk penuh kebahagiaan di pelaminan. Siapa orang tua yang tidak bahagia melihat anak mereka menikah? Bukankah itulah tujuan akhir orang tua, yaitu melihat putra-putri mereka menikah dan bahagia?

Entah bagaimana caranya Adam menjalani pernikahan terpaksa ini. Rani tidak bisa dia cintai, kehadiran gadis ini hanya sebagai alat untuk mengembalikan Ella. Sangat kejam jika dipikirkan dengan waras. Adam adalah lelaki brengsek tanpa dia sadari, dia memanfaatkan Rani dalam pernikahan ini dan membohongi kedua orang tuanya.

...

Rani dibawa ke rumah keluarga Adam selama seminggu ke depan sampai akhirnya nanti mereka pindah ke apartemen sesuai dengan kehendak Adam.

Malam ini keluarga besar mereka berkumpul semua, ada Tante Rere dan keluarganya yang datang jauh-jauh dari Surabaya. Dia membawakan banyak sekali hadiah untuk Adam dan Rani. Keluarga Rani juga berkumpul di sini sehingga rumah mereka sangat ramai dengan orang-orang.

Wajah-wajah bahagia itu benar-benar terlihat sekali. Erick yang biasanya kaku dan membosankan, malam ini dipenuhi senyum dan tawa. Adam selalu memerhatikan papanya sejak kecil, dia mengerti bagaimana sifat papanya.

Pelampiasan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang