Bagian 28

4.8K 415 31
                                    

Author POV

Daun-daun berguguran di pagi hari yang gelap itu. Angin bertiup kencang menusuk tulang dan rasa-rasanya berdiri terlalu lama di luar ruangan adalah hal paling buruk yang dilakukan.

Namun itu tidak berlaku untuk Adam, tubuhnya dipenuhi keringat dan matanya memerah karena sedih sekaligus marah. Peristiwa pagi ini di mana Rani mengetahui soal foto-foto sialan antara Adam dan Ella membuat wanita itu masuk ke rumah sakit.

Rani mengalami pendarahan hebat dan dokter dengan teramat menyesal mengatakan bahwa Rani telah mengalami keguguran. Pikiran stres, tubuh yang lelah, serta emosi yang tidak terkontrol membuat janinnya yang lemah ikut bermasalah sehingga tidak dapat bertahan di tengah guncangan.

Adam tidak bisa berbuat banyak ketika dokter telah mendiagnosis keguguran pada kehamilan Rani. Kesedihan Adam tampak kentara terlihat, dia bahkan tidak bisa berbicara ketika mamanya mengoceh hebat di depannya.

Vania menangis, tentu saja dia salah satu yang merasakan kekecewaan paling mendalam karena putranya telah melakukan tindakan sangat jauh dan kini berimbas pada kehamilan Rani.

Seluruh keluarga menyalahkan Adam, satu persatu dari mereka meluapkan amarah bahkan tidak segan memberikan tamparan pada pipi Adam.

Semua kemarahan dan tamparan itu tidak bisa mengalahkan kesedihan di dalam hati Adam. Dia yang paling merasa kehilangan, istrinya stres dan calon bayi mereka telah gugur. Semua ini salah Adam, dia telat menjelaskan situasi dan berujung pada penyesalan.

"Bahkan papa Rani belum lama meninggal, tapi kami harus merasakan rasa sakit itu lagi... Ya Tuhan, Rani..." Itulah ungkapan kesedihan yang Adam dengar dari mama mertuanya. Dia tidak berani menjawab apapun ucapan dari mereka, Adam juga sangat frustasi dan dia bingung harus memperbaikinya dari mana terlebih dahulu.

Vania duduk cukup berjarak dari putranya, kepalanya terasa pusing dan matanya membengkak. Hari ini ada dua hal yang membuatnya begitu syok. Yang pertama adalah kenyataan bahwa dia harus kehilangan calon cucunya dan yang kedua tentang kemungkinan Adam berselingkuh sampai sejauh itu. Vania melihat semuanya dan dia tidak tahu lagi bagaimana harus bereaksi terhadap fakta mengejutkan itu.

Adam hanya mampu diam merunduk tanpa berniat untuk menyela. Dia membiarkan semua amarah dilemparkan kepadanya bahkan papa yang sebelumnya tidak pernah membentak kasar kini melakukan itu di depan Adam. Erick benar-benar marah sampai matanya melotot. Dia mengungkapkan jutaan kekecewaan pada putra sematawayangnya ini dan Erick mendukung keputusan apabila keluarga Rani ingin meminta putri mereka kembali. Erick tidak akan menahan karena pantang untuknya memaafkan sebuah perselingkuhan.

Kondisi Rani masih cukup lemah di ranjang rumah sakit. Dia belum siuman, dokter mengatakan bahwa Rani sangat membutuhkan dukungan secara mental karena keguguran merupakan peristiwa yang berat untuk seorang ibu apalagi ini merupakan kehamilan pertama dan sudah dinantikan.

Satu pun anggota keluarganya tidak ada yang ingin menanyakan kondisi Adam lagi, mereka semua kecewa dan sudah tidak mau peduli.

"Ma, Rani udah bangun..." Suara kakak ipar Adam membuat pria itu lantas berdiri kaget. Dia hendak ikut masuk ke dalam, tapi kakak sulung Rani menahan pundaknya. Di tengah kemarahan mereka, hanya Akmal yang masih bersikap waras dengan tidak ikut mencecar Adam membabi buta.

"Jangan, biarin keluarga dulu yang nemuin Rani."

"Tapi--"

"Adam, kamu tau keluarga kita lagi marah sama kamu. Sekarang kita tunggu di sini aja," potong Akmal sembari mengajak adik iparnya ini untuk duduk di kursi tunggu di luar. Adam terduduk lesu, dia ingin sekali masuk ke dalam dan memohon maaf kepada istrinya. Adam ingin menjelaskan segala kesalahannya ini, tapi keluarganya tidak mau mendengarkan.

Pelampiasan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang