Author POV
Syok.
Itulah kata yang paling tepat untuk menggambarkan situasi malam hari ini. Tiba-tiba Adam pulang tanpa memberi kabar dan mengatakan bahwa dia ingin menikahi Rani padahal sebelumnya Adam menolak mentah-mentah segala permintaan dari orang tuanya.
Putra keluarga Mahaprana ini tidak pernah terlihat frontal apalagi untuk urusan paling sensitif seperti pernikahan. Baru kali ini Adam dengan spontan mengutarakan keinginannya yang sempat tidak disetujui itu.
Vania tiba-tiba berdiri, dia meraih lengan Adam dan menariknya pelan. Iris matanya menatap serius ke wajah sang anak, berusaha mencari tahu jawabannya sendiri. "Ini kenapa kamu tiba-tiba ngomong nikah? Kamu mabuk ya?"
"Apaan sih, ma? Adam serius. Ini Adam sekalian bilang ke semuanya kalo sekarang Adam setuju menikah dengan Rani," jelas Adam dan Vania sekali lagi terkejut. Entah apa yang sedang terjadi kepada Adam karena tiba-tiba ingin menikah.
"Aneh banget Abang tiba-tiba bilang nikah. Rani itu bukannya cewek yang diceritain mama ya?" sahut Shafira yang tidak kalah hebohnya juga. Dia dengan raut penasaran menatap wajah kakaknya yang kembali mendengus malas.
"Adam nggak ngulangin kalimat lagi, jadi kapan bisa ditentuin?"
"Apa alasan kamu mau nikah? Kenapa baru sekarang kamu setuju?" Kini sang kepala keluarga yang bertanya. Erick tentunya tidak akan setuju jika tidak ada alasan kuat dari Adam sendiri. Dia tahu sekali kalau putranya tidak menyukai perjodohan. Aneh jika tiba-tiba Adam berkata ingin menikah.
"Pikiran rasional. Papa sama mama semakin menua dan Adam udah mampu untuk menikah, jadi Adam merasa ini kesempatannya."
"Kamu serius cuma gitu doang alasannya?" tanya Vania dengan alis menyatu. Dia memang pernah berkata kepada Adam untuk segera menikah selagi orang tua masih lengkap, tapi jika tidak ada alasan lainnya yang berhubungan dengan Rani rasanya agak sedikit ganjil.
"Memangnya harus ada alasan khusus untuk menikah?" tanya Adam kepada kedua orang tuanya.
Vania dan Erick saling berpandangan, putranya ini benar-benar rumit dan tidak bisa diprediksi sama sekali. Adam sedikit lebih egois ternyata, Vania mengakui itu.
"Ada, hal lainnya yang harus kamu pertimbangkan adalah rasa cinta. Gimana mau nikah kalo sama-sama nggak cinta?" balas Vania. Adam mendudukkan dirinya di salah satu sofa, dia merasa heran sebenarnya. Jika memang para orang tua mengkhawatirkan soal cinta, lantas mengapa mereka menjodohkan dua anak manusia yang sama sekali tidak saling kenal?
"Terus kenapa ngotot ada perjodohan? Mama sama papa sendiri tau itu salah," tanya Adam.
Vania menghela napas berat, ya itu memang benar adanya. Perjodohan itu salah, maka dari itu semuanya batal. Dua hari lalu Erick dan Vania menjumpai keluarga Rani untuk menjelaskan perihal rencana perjodohan yang dirasa tidak adil untuk anak-anak mereka. Pada akhirnya papa Rani setuju dan membatalkan keinginannya untuk menikahkan Rani dengan Adam.
Kemudian malam ini, Adam tiba-tiba ingin menikahi Rani. Itu terasa sangat aneh dan tidak tepat.
"Semuanya udah batal. Papanya Rani juga ngerti posisi kalian berdua yang nggak kenal dan mustahil buat nikah. Mama juga nggak mau anak mama nikah terpaksa," jawab Vania dan itu membuat Adam terdiam. Tidak jadi dijodohkan, harusnya ini sangat mudah baginya untuk memberitahu mengenai Ella dan rencana pernikahannya tapi sayang sekali karena Ella menolak lamaran Adam meskipun mereka saling mencintai.
Adam mendengus dalam hati, bahkan dua orang yang saling mencintai tidak bisa menikah. Untuk apa dia mengkhawatirkan pasangan yang menikah tanpa cinta sekalipun? Tidak ada gunanya juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelampiasan Cinta
RomanceSEKUEL MENGEJAR CINTA SUAMI DINGIN 🚫WARNING! ADULT ROMANCE! 🚫 Asmarani Rahayu atau yang biasa dikenal dengan Rani adalah gadis manis berusia 20 tahun yang sangat tekun dan penyayang. Keuletannya dalam mengemban ilmu dan bekerja menjadikan Rani seb...