Author POV
Keputusan Adam untuk mendatangi Ella di malam itu adalah kesalahan fatal. Adam begitu marah saat tahu bahwa Ella sempat mengangkat telepon dari Rani dan menyebabkan adanya kesalahpahaman di antara mereka berdua.
Sudah dua Minggu lamanya Adam dan Rani tidak lagi berbincang setelah terakhir kali mereka berjumpa. Rani menolak segala bentuk komunikasi dengan Adam dan mengatakan bahwa Adam seorang penipu. Bayangkan saja, dua Minggu Adam kembali frustasi karena tidak bisa menghubungi Rani. Dia teramat menyesal karena mematahkan kepercayaan istrinya itu. Kini dia menerima akibatnya.
Hampir tiap hari Adam berusaha mendapatkan informasi soal Rani melalui akun sosial media wanita itu ataupun teman-teman KKN nya bahkan Adam sampai mengikuti akun sosial media kelompok KKN Rani. Dua hari lalu Adam mendapatkan informasi terkini melalui akun itu, ada foto-foto dokumentasi kegiatan KKN yang berlangsung bahkan dia juga melihat Marcel di sana. Jangan tanya betapa kesalnya Adam saat tahu, dia tidak bisa berhenti mengkhawatirkan Rani di sana apalagi Marcel selalu ikut andil.
Hari ini Adam kembali berusaha menelepon istrinya. Setelah dia pulang dari kantor, Adam tidak membuang kesempatan untuk berusaha menghubungi Rani. Dia yakin di jam-jam seperti ini, Rani pasti sedang berada di posko.
"Sial, kenapa nggak diangkat Ran?" Adam berdecak kuat karena lagi-lagi Rani menolak panggilannya. Adam melempar ponselnya ke atas ranjang, tidak bisa mengetahui kabar Rani membuat rasa gelisah nya kian membara.
Tok! Tok!
"Abang, makan malem udah jadi."
Suara Shafira di luar kamar mengalihkan kegelisahan Adam barang sejenak. Pria itu mengusap rambutnya ke belakang lalu segera keluar kamar untuk mendapatkan makan malam.
Shafira mengerutkan alis begitu melihat kakaknya keluar dengan wajah yang kembali suram seperti beberapa waktu lalu. Dia tidak akan bertanya, pastilah itu terjadi karena Adam tidak berjumpa dengan Rani selama dua Minggu.
Adam duduk di kursi makan lalu mengisi piringnya dengan nasi dan lauk. Seperti biasa, mamanya selalu memasak menu bervariasi setiap hari. Adam sering merindukan rasa masakan dari mamanya ini.
"Bang, nggak ke tempat Rani lagi?" Pertanyaan dari mamanya membuat Adam berhenti mengunyah. Dia menatap anggota keluarganya satu persatu dan mereka pun juga ikut bertanya-tanya.
"Adam lagi sibuk di kantor. Nggak bisa ke mana-mana dulu," dustanya. Vania cuma mengangguk-angguk mengerti, Adam tidak mungkin meninggalkan tanggung jawab penting seperti itu. Namun, Vania merasa ada sesuatu yang tidak beres karena Adam hampir tidak pernah terlihat berteleponan dengan Rani.
"Kalo sempat susul ke sana, nak," ucap sang papa. Adam cuma mengangguk mengiyakan, bagaimana mau menyusul Rani jika telepon saja tidak diangkat? Perbuatan Ella waktu itu lah yang menyebabkan semua ini terjadi. Adam sudah berusaha untuk menghubungi Rani, hanya saja wanita itu enggan menjawab.
"Kayaknya sih ya, abang sama si Rani lagi berantem. Iya kan, bang?" celetuk Shafira dengan santainya. Adam berdecak pelan, adiknya ini sungguh tidak tahu momentum sekali.
"Hah? Berantem? Kok bisa berantem?!" tanya Vania dengan nada terkejut. Inilah yang dia takutkan, mengetahui anak dan menantunya sedang tidak baik-baik saja.
"Nggak ada apa-apa, Adam cuma beneran sibuk."
Tidak bisa dibilang bertengkar juga kan? Menurut Adam, Rani hanya salah paham dan Adam bertanggung jawab untuk meluruskan kesalahpahaman itu.
"Buruan minta maaf sama Rani kalo kamu salah. Mama nggak suka ah kalo berantem-berantem gini," ujar Vania lagi dan Adam cuma mengangguk. Keluarganya adalah yang paling heboh jika menyangkut tentang dirinya. Adam sudah terbiasa dengan hal-hal seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelampiasan Cinta
RomanceSEKUEL MENGEJAR CINTA SUAMI DINGIN 🚫WARNING! ADULT ROMANCE! 🚫 Asmarani Rahayu atau yang biasa dikenal dengan Rani adalah gadis manis berusia 20 tahun yang sangat tekun dan penyayang. Keuletannya dalam mengemban ilmu dan bekerja menjadikan Rani seb...