֮ϐׁɑׁׅ֮ϐׁ 11

22.5K 1.7K 10
                                    

Happy reading

Matahari telah menampakkan cahayanya, membuat semua orang harus bergerak dari tempat tidurnya.

Begitupun dengan Cantika, ia sudah siap-siap untuk ke sekolah.

"Ya ampun itu di cermin cantik banget sih, siapa sih? "pujinya pada bayangan yang ada di cermin yang tak lain adalah dirinya sendiri.

"Eh iya itu kan gue, hahahaha, "ucapnya di akhir tawa

"Orang gila dari mana ini? "Tiba-tiba Satria nyeletuk

Ia berada di depan Pintu kamar Cantika menatap adiknya Dengan agak jijik.

"Lah orang bener kok. Gue aja heran gitu kenapa gue bisa secantik ini? Itu juga para bidadari pasti insecure parah lihat manusia kaya gue yang cantik nya kebangetan, eh atau jangan-jangan gue itu salah satu bidadari yang jatuh dari kayangan? "Cantika senyum-senyum sendiri membuat Satria semakin bergidik jijik.

"Dek please jangan halu, "ucap Satria

Ia masuk mengambil Tas Cantika Lalu  menarik tangan Cantika menuju lift untuk turun ke bawa.

*Ting

Suara Lift berbunyi pertanda mereka sudah sampai diri lantai bawa, liftnya terbuka Satria kembali menarik tangan cantika menuju ruang makan.

Mata Cantika melotot saat melihat pemuda tak tau diri yang tak lain adalah sepupunya duduk manis di samping Lisa kakak tercintanya.

"Mih, pih kenapa kalian mungut anak jelek ini? "Protes Cantika kepada kedua orang tuanya

Jika saja ada Agra ia pasti akan tertawa keras saat mendengar ucapan Cantika.

"Sayang enggak boleh gitu, "tegur Xavier

"Berdiri! "Titah Cantika yang tidak di pedulikan Daniel

"Gue bilang berdiri! "Seperti tadi malam Cantika juga kembali menendang Kursi yang di duduki Daniel hingga Daniel terjatuh.

"Pftttt hahaha, "Satria tertawa keras melihat Daniel yang jatuh dengan tidak estetik

"Denger ya manusia buruk rupa! Ini itu kursi gue, gak paten milik Cantika Rodriguez dan Lo... Enggak boleh dudukin kursi ini apapun dan kapanpun itu, ngerti enggak Lo! "Cantika berucap dengan nada marah

Wajahnya saja sudah memerah, ia tak suka jika Daniel selalu dekat-dekat dengan Lisa.

"Cantika enggak boleh gitu, kasihan Daniel, "ucap Melissa mencoba memberi Cantika pengertian namun Cantika tak menanggapi.

"Udah enggak usah berantem, "ucap Lisa yang sudah jengah

Ayolah dia hanya ingin makan dengan tenang tapi kenapa kedua bucinannya ini tidak ada yang mengerti.

Ia berdiri berjalan keluar.

Cantika terus menatap Daniel marah, saat melihat Lisa keluar ia ingin mengikuti tapi tangannya di tahan Daniel. "apa-apaan sih Lo? "Daniel berdiri balas menatap Cantika marah

"Ini udah ketiga kalinya Lo buat gue jatuh, kak Lisa itu kakak gue juga, "sambungannya

"Enggak! Dia itu kakak gue, gue dan kak Lisa kakak adik kandung enggak kaya elo, "

"Walaupun kaya gitu, gue dan kak Lisa tumbuh bersama. Gue hapal betul apa yang di sukai dan tidak di sukai kak Lisa. Enggak kaya Lo, "

"Lo emang adik kandung kak Lisa tapi Lo enggak tau apa-apa tentang kak Lisa, kalian bahkan enggak tumbuh bersama, "ucapan Daniel sukses membuat Cantika terdiam.

Daniel benar ia tidak tau apa-apa tentang Lisa, ia hanyalah Jiwa asing yang tiba-tiba berada di tubuh Cantika.

Meskipun ia tau Tentang Lisa, itu hanya karna ia pernah membaca kisahnya.

"Gue harusnya enggak egois, gue bukan salah satu dari mereka. Gue cuma jiwa yang numpang di tubuh Cantika, gue terlalu menghayati sampai-sampai gue lupa jatuh diri gue sendiri, "batin Cantika

Berkat Daniel Cantika kembali mengetahui dimana posisi dia yang sebenarnya.

Air matanya mengalir keluar tanpa di minta.

Daniel tertegun, "Ca, "panggilnya

Namun Cantika tidak menanggapi, "Cantika maaf bukan gitu, gue enggak maksud ngomong gitu. Gue terlalu kesel sama elo, jangan nangis! "Daniel panik melihat Cantika menangis

Ia pastikan jika Lisa tau ia pasti akan menjadi samsak hidup. Melissa berdiri dan berjalan menuju putri bungsunya, berniat untuk menenangkan Cantika.

Saat tangannya ingin menggapai Cantika, Cantika pergi di ikuti Daniel yang Panik.

Tangan Melissa menggantung di udara, "salah aku ya pih? "Melissa menatap tangannya

"Ini semua pasti salah aku, aku terlalu egois hingga anak-anak aku yang kena imbasnya, "Melissa kini beralih menatap Suaminya.

"Semua anak-anak aku jadi terluka, Satria, Cantika, dan Lisa mereka terluka karna aku, "

"Benarkah pih, Satria mami benar kan? "

Satria yang sedari tadi menjadi penonton terdiam, jika boleh jujur ia ingin berteriak dan mengatakan. Iya Mih ini semua kesalahan mami, namun ia benar-benar tidak tega.

Melissa terduduk lemas, "bahkan Cantika menjauh, setelah Lisa Cantika juga ngejauh, "Xavier yang mulai tak kuasa berjalan menuju istrinya.

Ia memeluk tubuh ramping istrinya, mengucapakan kata-kata penenang.

"Bukan salah kamu, wajar saat itu kamu belum siap untuk merawat dua anak sekaligus, di tambah Cantika, "

"Enggak pih, ini semua salah aku. Aku bukan ibu yang baik untuk satria dan adik-adiknya. Aku ngebuat Lisa menjauh dari saudara kembarnya bahkan dengan Cantika, "

"Mereka pasti benci aku, "air mata Melissa terus mengalir ia menangis di dekapan suaminya.

Satria berdiri mengambil selembar roti lalu beranjak pergi, ia tak tega melihat wanita yang telah melahirkannya menangis namun ia juga tidak bisa membujuknya karna jika boleh jujur tentu saja ia marah pada Melissa.

Wanita yang menjadi ibunya adalah dalang dari jarak yang tercipta antara dia dan Lisa namun terlihat egois jika ia mengatakan itu terlebih dia adalah alasan Maminya mengirim Lisa ke Kanada.

Maminya ia ingin dia tak kekurangan kasih sayang meskipun Dengan cara yang salah.

Sedangkan di sisi lain, Daniel menatap Cantika yang ada di depannya.

Mereka sekarang berada di taman yang tak jauh dari SMA Lentera Bangsa High School.

Daniel pemuda Dengan seragam khas sekolah itu memeluk erat Cantika setelah lama memandang Cantika.

"Maaf, maaf, maaf, "hanya itu yang keluar dari mulut Daniel.

"Maaf aku terlalu egois, harusnya aku sadar aku sepupu kalian sedangkan kak Lisa kakak kandung kamu, jadi wajar kalah kamu bertindak kaya gitu. "

"Tapi kamu tau sendiri kan, aku enggak punya saudara dan aku tumbuh besar bersama kak Lisa jadi aku dekat sama dia, "

"Maaf Cantika, "

Cantika diam, "kak Lisa kakak kamu tapi dia juga kakak aku, "

Ia melepaskan pelukannya, "mari berdamai, "Daniel menjulurkan tangannya

Cantika mengangguk ia membalas salaman Danial, "iya harusnya memang kaya gini, meskipun jiwa gue cuma jiwa yang numpang di tubuh Cantika tetap aja gue yang sedang ngejalanin ini semua, jadi wajar. "

"Kita damai? "Ucap Daniel

"Iya kita damai, "ucap Cantika

"Tidak secepat itu Ferguso, "batin Cantika tersenyum licik tanpa di ketahui Daniel

See you the next chapter

tׁׅꭈׁׅɑׁׅ݊ꪀׅ꯱ꩇׁׅ֪݊ ꪱׁׁׁׅׅׅᧁׁꭈׁׅɑׁׅׅ꯱ꪱׁׁׁׅׅׅ ᝯׁ֒ɑׁׅ݊ꪀtׁׅꪱׁׁׁׅׅׅƙׁׅɑׁׅ  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang