Bab 20 - Perkenalan

17 0 0
                                    

Lira memang berniat memperkenalkan Evelyne kepada Koln. Apalagi setelah acara minum teh terakhir mereka di rumah nenek Evelyne, persahabatan mereka menjadi bertambah erat, dan mereka semakin tidak terpisahkan. Evelyne menceritakan hampir segala sesuatunya pada Lira, dan sungguh sangat tidak adil rasanya kalau ia harus menyimpan rahasia dari sahabatnya tersebut. Ia juga khawatir jika agenda menyelinapnya di malam hari, saat ia membuat janji untuk bertemu dengan Koln, akan ketahuan oleh Evelyne dan membuatnya curiga. Ia tidak khawatir Evelyne akan mengadukannya pada para guru, dia tahu bahwa sahabatnya tersebut tidak akan setega itu, tapi dia khawatir Evelyne akan sakit hati jika tahu bahwa Lira menyembunyikan sesuatu di balik punggungnya. 

Maka malam itu, ketika mereka berdua bertemu di tempat biasanya, Lira mengungkapkan idenya tersebut pada Koln. Mereka baru saja terbang berkeliling di area tersebut, dan Lira menunjukan Inglostad pada sahabatnya tersebut dari jarak aman. Ia menunjukkan di mana gereja, dimana rumah nenek Evelyne, serta danau tempat mereka biasa bermain dan berenang (Lira belajar berenang dan sudah cukup pandai!)

 Seperti yang sudah ia duga, Koln tidak menyetujui ide tersebut. 

"Well, kau tahu kan, aku tidak pernah berinteraksi dengan manusia kecuali yang tinggal di Ebersberg. Dan setelah pengalaman tidak enak kita dengan manusia, aku tidak yakin kalau aku akan menikmatinya .... " Koln masih tidak bisa melupakan bagaimana perlakuan tidak ramah orang-orang dari ibukota tersebut pada keluarganya, serta tanggapan penduduk Ebersberg terhadap kasus tersebut. 

"Tapi Evelyne beda! Aku yakin kau akan menyukainya, Koln! Kalian berdua memiliki banyak kesamaan!" kata Lira bersemangat, berusaha meyakinkan sahabatnya tersebut. 

"Apakah ... apakah dia bisa terbang dan memiliki cakar sepertiku?" kata Koln. Dia agak kesal dan cemburu pada Evelyne. Meskipun dia belum pernah bertemu dengannya, tapi dia merasa tidak menyukai gadis tersebut, terutama karena Lira yang terlalu bersemangat menceritakan Evelyne begini dan Evelyne begitu, yang terus terang saja membuatnya sedikit merasa cemburu dan tersisihkan. 

"Tentu saja tidak!", Lira tertawa, tidak menangkap kegundahan hati sahabatnya. 

"Ayolah Koln, cobalah sekali saja! Aku yakin kau akan menyukainya"

"Lalu bagaimana kalau dia bermulut besar dan mengadukan kita pada manusia lainnya?", kata Koln dengan kesal, kali ini tidak dapat menahan rasa kesalnya. Ia mengembangkan sayapnya sambil mendengus, membuat percikan api kecil yang untungnya tidak sampai membakar pepohonan di sekitarnya. 

Lira mundur selangkah saking terkejutnya, dan setelah berhasil menguasai dirinya, dia berkata, "Baiklah, kita tidak akan melakukannya kalau kau tidak mau". Lira memang tidak pernah menyebut-nyebut Koln di depan Evelyne. Dia bercerita mengenai kehidupannya di Pegunungan Sunyi, tapi tidak pernah secara detil menceritakan persahabatan dan petualangannya dengan Koln. 

Koln merasakan kegundahan Lira, dan diapun ikut bersedih untuk gadis tersebut. Perpisahannya dengan Lira sudah sangat berat, tapi ia merasa temannya tersebut menanggung perasaan yang lebih berat dari yang ditanggungnya, karena Lira harus dipisahkan dari keluarganya dan tinggal bersama orang-orang asing dengan budaya yang asing, sementara Koln masih berada di sekeliling keluarganya. 

Ia mendesah, lebih karena gundah daripada marah. Dia sedih melihat sahabatnya yang murung tersebut dan ingin sekali mengabulkan keinginan Lira, tapi dia juga tidak bisa mengabaikan perasaan tak sukanya pada Evelyne yang telah merebut hati sahabatnya tersebut. Mereka sudah berteman selama bertahun-tahun dan hanya ada mereka berdua! Tapi Koln tahu bahwa dia tidak boleh bersikap egois. Dia tidak mungkin melarang Lira berteman dengan siapapun, terlebih lagi ini adalah pertama kalinya Lira punya teman dekat dari sesama manusia! Jika ia benar-benar menyayangi Lira, maka ia harus bisa mengendalikan perasaannya sendiri! 

Petualangan Lira dan Para NagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang