Bab 54 - Berbalik Arah

7 1 0
                                    

Koln sedang menunggu di tempat persembunyiannya agak jauh di luar kota, ketika matanya yang tajam tiba-tiba saja menangkap kumpulan titik hitam di angkasa. Mulanya hanya terlihat satu-dua saja, namun semakin lama, titik-titik tersebut menjadi semakin banyak, bergerak menuju ke arah ibukota - sebelum akhirnya Koln menyadari bahwa apa yang dilihatnya adalah sekawanan naga! Balzarg ternyata benar-benar menjalankan rencananya lebih cepat dari yang diperkirakan Lira maupun Koln. 

Titik-titik tersebut terlihat semakin banyak, mulanya ia mengira sekitar duapuluh hingga tigapuluh naga, sampai kemudian Koln menyadari bahwa jumlahnya hampir mencapai seratus! Jika benar yang ia perkirakan, maka hanya akan butuh waktu tak lebih dari satu jam untuk membumi hanguskan seluruh ibukota! Koln memperkirakan bahwa jika mereka terbang dengan kecepatan penuh, maka akan butuh waktu sekitar dua jam sebelum mereka mencapai ibukota. Dia harus bergegas memperingatkan Lira dan Tobias! 

Tidak ada waktu untuk mencemaskan apakah ia akan terlihat oleh penduduk kota atau tidak - karena toh sebentar lagi kota ini akan dipenuhi oleh naga yang mengamuk! Maka iapun bergegas terbang ke pusat kota, dan menuju ke gedung kantor polisi. Koln muncul tepat pada saat Tobias berhasil meringkus Mr. Wallace. Namun, kedatangannya yang tiba-tiba tersebut mengalihkan perhatian mereka, sehingga memberi kesempatan pada Si Suara Serak untuk memungut senapan yang terjatuh tak jauh dari tempatnya berdiri. 

Ia mengambil senapan tersebut dengan lincah, dan dalam sekali gerakan, ia menyergap Lira yang saat itu tengah menolong tuan Hammon, menyeret tubuhnya dengan kasar, dan menodongkan senapan tersebut ke kepala Lira. 

"Lepaskan Master Wallace, dan letakkan senjatamu, atau aku akan menembak kepala gadis ini!", katanya. 

Semua yang ada di dalam ruangan tersebut tertegun menyaksikan perubahan keadaan yang tiba-tiba tersebut. Kemunculan tiba-tiba Tuan Hammon, lalu sekarang seekor naga - 

"Oh, demi Tuhan, Elrond!" tiba-tiba saja Tuan Hammon berkata. Dengan susah payah tubuh tuanya berusaha berdiri. 

"Jangan kau coba-coba Pak Tua ... " kini Si Suara Serak mencoba menggertak Tuan Hammon, tapi sepertinya lelaki tua tersebut tidak mempedulikan ancaman tersebut. Alih-alih, ia terus berbicara pada Mr. Wallace, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. 

"Elrond, hentikan semua ini! Kau tidak dengar apa yang dikatakan naga kecil ini? Sekawanan naga akan menyerbu kota ini, dan sangat mungkin mereka akan membumi-hanguskan kota ini, dan kita masih berdebat tentang siapa harus menyerah pada siapa?" 

Kata-kata Tuan Hammon sungguh masuk akal. Akan tetapi, Mr. Wallace, yang saat itu merasa keadaan sudah berbalik memihak padanya, mencoba membantah perkataan Tuan Hammon. 

"Mr. Froste, aku tidak tahu apa yang kau katakan! Kau harusnya bersumpah setia untuk melindungi perkumpulan suci kita dan menjaga kemurnian manusia .... " 

"Persetan dengan perkumpulan suci dan kemurnian manusia, Elrond!" kata Tuan Hammon Froste, sambil melambaikan tangannya, seolah-olah menganggap perkataan Mr. Wallace tidak ada artinya. "Aku sudah hidup cukup lama, Elrond! Aku sudah melihat banyak hal, mengalami banyak hal, dan semakin aku melihat, semakin aku merasa urusan dominasi manusia ini semakin terlihat konyol!" 

"Apa maksud Anda, Tuan Hammon?" kata Mr. Wallace dengan murka. "Ini adalah sesuatu yang jauh lebih besar, lebih suci, lebih agung daripada cita-cita dan keinginan kita sendiri! Anda pastinya tahu itu, TUan Hammon!" 

Dengan tertatih-tatih, Mr. Hammon berjalan menuju ke bangku terdekat, dan menghempaskan tubuhnya. Kemarahan Mr. Wallace dan ancaman senjata dari anak buahnya seakan-akan hanyalah angin lalu. 

"Elrond, aku mengenalmu sejak kecil. Kau adalah anak lelaki yang lembut hati, dan jauh di lubuh hatimu, kau memiliki kasih sayang yang besar pada semua makhluk. Kau tau ini tidak benar, Elrond! Baik naga maupun manusia, kita semua memiliki hak yang sama untuk hidup di muka bumi ini. Tuhan tidak semata menciptakan bumi hanya untuk kita!" 

Kali ini, Mr. Wallace mulai terlihat ragu. 

"Dia benar, Mr. Wallace", timpal Tobias. "Anda bisa memperbaiki keadaan ini, semuanya belum terlambat!" 

"Hey, aku tidak tahu apa yang sedang kalian perdebatkan, tapi jangan lupakan sekawanan naga marah yang akan membumi hanguskan kota, teman-teman!", kata Koln kemudian. 

"Naga itu benar! Kita tidak punya waktu! Sekarang, Elrond, hentikan kekonyolanmu ini, lepaskan gadis kecil itu, dan mari kita pikirkan satu rencana nyata yang bisa menyelamatkan kita semua, hal yang seharusnya kita lakukan bertahun-tahun lalu!" kata Tuan Hammon dengan tegas. 

Sesuatu dalam perkataan Tuan Hammon, dan juga apa yang ada dalam hati kecilnya, akhirnya membuat Mr. Wallace membuat keputusan yang benar setelah selama beberapa hari ini hatinya terselimuti oleh kecemasan dan kemarahan. 

"Baiklah, persetan dengan perkumpulan dan segala urusannya!" katanya kemudian, menurunkan senjatanya. 

Tanpa membuang waktu, mereka kemudian segera menyusun rencana. Tobias mengusulkan untuk membebaskan Rasmus yang saat ini tengah dikurung di ruang bawah tanah di Balai Kota - dan Mr. Wallace, yang memiliki akses ke tempat tersebut, harus melakukannya. Ia akan ditemani Tobias, yang akan berusaha meyakinkan Rasmus agar mau membujuk para naga yang marah tersebut untuk tidak mengamuk - meskipun mereka tidak dapat memastikan apakah rencana ini akan berhasil. Tapi sepertinya, ini adalah satu-satunya cara yang paling memungkinkan untuk mencegah pertumpahan darah. Sementara itu, Tobias juga akan memerintahkan anak buahnya untuk sebisa mungkin mengevakuasi penduduk kota ke tempat aman, andai saja rencana mereka gagal.  

"Lalu apa yang harus kami lakukan?" tanya Koln dan Lira, hampir bersamaan. 

Tobias memandang mereka dengan sedikit ragu. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan kedua bocah tersebut - sesungguhnya ia tidak ingin melibatkan mereka, karena hal ini terlalu berbahaya bagi seekor naga kecil maupun seorang bocah cilik. Tapi mungkin saja mereka bisa membantu anak buahnya mengevakuasi penduduk kota. Dia baru saja hendak mengusulkan hal tersebut, ketika Mr. Hammon Froste menyela - 

"Kalian ikut denganku! Ada seseorang yang harus kalian temui, yang mungkin saja bisa menolong kita mengatasi kekacauan ini!"     


Petualangan Lira dan Para NagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang