Bab 30 - Pengintaian

5 1 0
                                    

Keesokan harinya, Koln terbangun oleh berkas cahaya matahari yang tepat mengenai kelopak matanya. Sesaat setelah membuka matanya, Koln merasa sedikit kebingungan dengan sekelilingnya, sebelum akhirnya dia ingat jika dirinya tidur di menara gereja. Dia hampir saja hendak meregangkan sayapnya untuk mengurangi rasa pegal yang dirasakannya akibat perjalanan panjangnya kemarin, tapi segera sadar bahwa dia harus menyembunyikan dirinya dengan baik dan jangan sampai menarik perhatian sekecil apapun. 

Saat matahari mulai terang menyinari tempat tersebut, dari ketinggian, Koln dapat melihat orang-orang yang mulai berlalu lalang memenuhi jalan-jalan kota. Katredal tersebut terletak di tengah kota, dan hal ini menguntungkan bagi Koln karena dia bisa mengedarkan pandangannya ke segala arah dengan lebih leluasa. Semakin siang, kota di bawahnya semakin hiruk-pikuk, segala macam manusia dengan berbagai macam urusan berlalu-lalang di jalanan. Hal ini yang sama sekali tidak diperkirakan oleh Koln. Dia tahu bahwa Ibukota adalah kota yang penuh dengan manusia, tapi dia sama sekali tidak menyangka jika akan sebanyak itu! Meskipun pendengaran naga sangat tajam setajam matanya, namun sangat sulit menangkap segala macam suara yang berlalu-lalang di bawahnya. Di awal-awal pengintaiannya, Koln masih berusaha berkonsentrasi mendengarkan suara-suara tersebut, namun hal tersebut sangat sulit dilakukan dalam waktu yang lama! 

Koln sudah hampir putus asa dan menyerah dengan misinya, ketika tiba-tiba saja keberuntungan datang menghampirinya! Secara tidak sengaja, Koln mendengar suara-suara yang terdengar lebih jelas dari yang lainnya, dan ketika dia mendengarkannya sambil lalu, ia seperti mengenali suara tersebut! Itu adalah suara serak lelaki yang didengarnya bercakap-cakap di tepi danau di Inglostad di malam hari! Sesaat ia merasa heran kenapa suara tersebut terdengar lebih jelas dari bunyi hiruk pikuk di bawahnya, ketika kemudian ia sadar bahwa suara tersebut tidak berasal dari bawah sana, tapi dari atas sini! Koln sudah khawatir kalau saja suara-suara tersebut datang mendekati menara tempat ia sekarang berada, ketika kemudian dia menyadari bahwa suara tersebut berasal dari salah satu menara lainnya, yang terletak tepat di seberangnya! Koln tidak dapat mengingat wajah lelaki di Inglostad itu, tapi dia yakin sekali bahwa suara tersebut adalah milik orang yang sama. Dia mengintip sesaat, dan melihat bahwa laki-laki tersebut sedang bercakap-cakap dengan seorang lelaki lain. Dia tidak dapat mengenali wajah keduanya, tapi sepertinya mereka berdua terlibat dalam pembicaraan serius. 

Tidak ada seorangpun yang bermaksud melakukan percakapan biasa-biasa saja yang akan mencari tempat yang tidak lazim seperti ini, selain karena mereka memang ingin menyembunyikan percakapan mereka. Maka, dengan tetap menyembunyikan tubuhnya, Koln berusaha menguping pembicaraan lelaki tadi. 

"... tidak bisa menolelir kegagalan. Kita harus memastikan apakah gadis tersebut adalah Sang Terpilih atau tidak! Kita harus memastikan bahwa Sang Penasehat bisa bertemu dengannya untuk memastikan, dan aku tidak mau tahu bagaimana caranya, Branwel!" kata salah satu lelaki tersebut, lawan bicara si suara serak. 

"Tuan tidak perlu mengkhawatirkan itu, saya sudah mengatur semuanya dengan salah satu pelayan di rumah tersebut. Kita hanya perlu memisahkan bocah itu selama beberapa jam dari teman kecilnya itu"

"Kau bekerja sangat lamban, Branwel! Sang Pemimpin sudah sangat kesal karena kau malah mengatur si bocah tersebut ke Inglostad alih-alih langsung membawanya ke Ibukota!" 

"Kita harus hati-hati Tuan ... Kalau kita bertindak terlalu gegabah orang-orang akan curiga, dan kita bisa membangkitkan kemarahan para naga tersebut jika sampai terjadi apa-apa pada bocah itu" 

Laki-laki yang pertama tadi mendengus, "Bagiku lebih mudah kalau kita habisi saja bocah itu, daripada merepotkan seperti ini..." 

"Sabarlah Tuanku, dia hanyalah seorang gadis cilik", si suara serak yang ternyata bernama Branwel tersebut. "Saya akan pastikan besok pukul sembilan pagi kedua bocah tersebut akan ada di katredal, dan saya akan memancing teman si bocah tersebut untuk pergi sejenak sehingga anda bisa melakukan apapun yang anda inginkan pada gadis naga itu. Anda bisa menghabisinya, dan kita bisa membuat seolah-olah gadis tersebut menghilang di tengah keramaian Ibukota! Toh apapun hasil penerawangan Sang Penasehat, akan lebih mudah jika gadis itu kita habisi saja! Dan hal itu juga bisa menjadi peringatan yang bagus bagi para naga agar tidak mencampuri urusan manusia!" 

Koln terkesiap mendengar percakapan tersebut! Ini sungguh sangat buruk! Kedua orang itu dan kelompoknya berusaha mencelakai Lira! Tak lama kemudian, kedua lelaki tersebut berjalan menuruni menara, dan Koln kehilangan jejak suara mereka. Tapi, apa yang baru saja dia dengar benar-benar sungguh sesuatu yang sangat mengerikan! Siapapun mereka, ia dapat menangkap bahwa tidak ada maksud baik sedikitpun dari rencana mereka, dan semua itu akan dilakukan besok pukul sembilan pagi di katredal ini! 

Apa yang baru saja didengarnya terlalu buruk, dan bukan kapasitas seekor naga kecil sepertinya untuk bisa memutuskan apa yang harus dilakukannya. Satu-satunya yang terpikir adalah memberitahu kedua orangtuanya, dan entah bagaimana caranya memaksa mereka untuk mempercayai apa yang baru saja didengarnya. Namun, hal itu juga tidak mungkin dia lakukan, karena jarak Ibukota dan Pegunungan Sunyi yang terlalu jauh, dan andaipun mereka percaya, akan sangat terlambat bagi mereka untuk menyelamatkan Lira! Celakanya lagi, Koln tidak tahu dimana tempat tinggal keluarga Evelyne, dan sangat nyaris tidak mungkin untuk bisa menemukannya tanpa ada orang lain yang melihat keberadaannya! 

Jalan satu-satunya hanyalah menunggu sampai esok hari tiba. Seperti kata lelaki tadi, mereka akan melakukan rencana tersebut pada pukul 9 pagi. Koln akhirnya memutuskan, bahwa malam ini, ketika kota sudah terlelap, ia akan mencari persembunyian yang cukup aman di dalam katredal sambil menunggu esok hari. 

Sungguh kasihan Koln. Biar bagaimanapun, dia hanyalah seekor naga cilik yang bahkan baru belajar terbang. Dan terlibat dalam urusan yang sangat serius seperti ini adalah terlalu berlebihan baginya. Meskipun dia sangat ketakutan, tapi saat ini dia tidak bisa mundur. Meskipun selama ratusan tahun kaum naga telah menarik diri dari kehidupan  manusia dan memilih untuk menyingkir, tapi kali ini dia benar-benar tidak bisa mengabaikannya begitu saja. Sahabatnya ada dalam bahaya, dan dia harus mengambil resiko apapun untuk melindunginya, meskipun harus dengan nyawanya sendiri!

Petualangan Lira dan Para NagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang