Bab 41 - Titik Terang

6 1 0
                                    

Meskipun sangat lelah setelah perjalanan jauh mengunjungi rumah kakeknya, malam itu, setelah makan malam, Tobias mengurung diri di ruang kerjanya untuk mempelajari buku yang diberikan kakeknya. Dia adalah seorang pemuda  yang cerdas dan bersemangat, sehingga walaupun tubuhnya terasa capek setelah berhari-hari didera ketegangan dan segala ketidak jelasan, namun ia memaksakan dirinya untuk duduk mempelajari buku tersebut hingga larut malam. 

Pernahkah kalian mengalami masa-masa dimana kalian merasa sangat bersemangat hingga tidak merasakan capek sama sekali dan seakan-akan bisa melakukan begitu banyak hal tanpa perlu beristirahat? Itulah yang terjadi dengan Tobias saat ini. Di luar dugaannya, buku yang diberikan kakeknya tadi siang berisi banyak sekali hal yang tidak diketahui Tobias, yang memberikan gambaran semakin jelas mengenai apa yang sebenarnya terjadi. Buku tersebut ditulis hampir duaratus tahun yang lalu, dan menceritakan tentang sejarah manusia, naga dan penyihir - tentang bagaimana dulunya mereka hidup berdampingan dengan harmonis, dan bagaimana perpecahan terjadi - akibat keserakahan sekelompok orang yang ingin mendominasi dunia. Dia juga mengisahkan mengenai bagaimana kelompok tersebut secara licik memanipulasi banyak hal untuk mencapai keinginan mereka, serta bagaimana kemudian akhirnya kaum naga dan penyihir akhirnya mengundurkan diri dari peradaban.

Tobias tidak pernah melihat baik naga maupun penyihir, kedua kaum tersebut telah hilang dari peradaban jauh sebelum ia dilahirkan. Bahkan, dia selalu menganggap bahwa mereka hanyalah bagian dari legenda, tidak pernah benar-benar nyata ada di muka bumi. Namun, setelah melihat sendiri seekor naga muncul di hadapannya, apa yang ditulis di buku tersebut, juga jika dihubungkan dengan apa yang terjadi baru-baru ini, segalanya jadi terasa lebih masuk akal. Sedikit demi sedikit Tobias mulai merangkai apa yang terjadi saat ini sebagai berikut: bahwa dulunya, memang ada kelompok tertentu yang tidak menginginkan kaum naga maupun penyihir ikut campur dalam kehidupan manusia. Mereka kemudian melakukan berbagai macam cara untuk menyingkirkan kedua kaum tersebut, dan akhirnya berhasil. Jika dihubungkan dengan cerita Lira yang diasuh oleh keluarga naga, ada kemungkinan bahwa kelompok tersebut, yang mungkin masih bertahan hingga ratusan tahun lamanya, merasa terusik dengan hal tersebut - biar bagaimanapun seorang bayi yang tiba-tiba terdampar di depan sarang naga dan kemudian diasuh oleh mereka adalah sebuah gangguan dalam stabilitas hegemoni mereka selama ratusan tahun. Buku tersebut memang tidak secara spesifik mengatakan mengenai kutukan Salazar, akan tetapi menyebutkan tentang adanya ramalan kebangkitan para naga dan kembalinya kaum penyihir yang akan dipersatukan oleh seorang manusia. Mungkin saja, kelompok tersebut khawatir jika Lira adalah manusia yang disebutkan dalam ramalan tersebut, dan mereka ingin melenyapkannya! Jika benar hal tersebut yang terjadi, maka bocah malang tersebut benar-benar ada dalam bahaya! Hanya saja, masalahnya, Tobias tidak mengetahui siapa kelompok tersebut, dan yang lebih penting lagi, di mana Lira berada! Bocah tersebut benar-benar menghilang, meskipun ia sudah mengerahkan anak buahnya untuk mencari di seluruh penjuru kota maupun di daerah-daerah pinggiran di sekitarnya. Laporan dari Ebersberg maupun Inglostad juga mengatakan bahwa gadis tersebut tidak muncul di tempat tersebut. Apakah kelompok tersebut berhasil menangkapnya dan melakukan hal buruk terhadapnya? Jika benar kelompok tersebut berhasil melenyapkan kaum naga dan penyihir, serta menyembunyikan fakta yang sebenarnya selama ratusan tahun lamanya, maka mereka pastilah orang-orang yang sangat berkuasa yang berada di luar jangkauannya!

Pikiran tersebut membuatnya ketakutan. Dia tidak mengenal Lira dan belum pernah secara langsung bertemu dengannya kecuali saat melihatnya terbang bersama Koln, tapi entah mengapa, dalam hatinya, tumbuh rasa sayang pada bocah tersebut. Seorang bayi perempuan yang ditinggalkan begitu saja oleh orangtuanya di depan sarang naga, dan kemudian tumbuh bertahun-tahun di antara mereka, terasing dan terisolir dari manusia lain dan teman-teman sebayanya. Tobias memiliki seorang adik perempuan yang sangat ia sayangi, dan ia membayangkan jika saja hal tersebut menimpa adiknya, maka ia akan melakukan segalanya untuk dapat melindungi adiknya. Sungguh tersiksa batin Tobias mengingat hal tersebut. Pada dasarnya, dia memiliki hati yang lembut dan sangat mencintai keadilan dan kebenaran, yang justru malah merepotkannya sendiri - karena dia selalu tidak bisa tidak ikut campur jika ada sesuatu yang tidak benar yang terjadi di sekelilingnya. Dan sejak dia masih kecil, hal tersebut sering menjerumuskannya dalam masalah: perkelahian yang seringkali bukan dirinya yang menjadi penyebab utama, hukuman dari gurunya karena dia membela temannya, dan lain sebagainya. Memang terkadang memiliki sikap kepedulian pada sesama seringkali merepotkan dan justru malah menjebakmu pada masalah-masalah yang menjengkelkan, tapi itu tidak berarti bahwa kita tidak perlu peduli pada orang lain dan sibuk pada urusan kita sendiri. Membela kebenaran dan menebarkan kebaikan adalah sikap yang mulia yang harus terus kita jaga, meskipun terkadang hal tersebut menuntut banyak sekali pengorbanan. 

Petualangan Lira dan Para NagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang