Bab 10 - Koln yang Nekad Untuk Pertama Kalinya

8 0 0
                                    

Saat Lira tengah berusaha menyelamatkan bayi elang tersebut, ketika dia tengah merayap di dinding setelah dia berhasil mengusir si ular, pada saat itu Koln, yang baru saja menyelesaikan pelajaran terbangnya hari itu, segera menuju ke Dataran Hijau untuk menemui Lira. Beberapa hari ini mereka tidak punya banyak waktu bersama, karena Koln begitu sibuk dengan pelajaran terbangnya. Maka sore itu, setelah akhirnya Bjork membolehkannya pergi, dia terbang dengan santai menuju Dataran Hijau. Hari ini pejaran terbangnya sudah banyak kemajuan, sehingga Bjork mengatakan bahwa mungkin seminggu lagi dia sudah bisa membawa Lira terbang - tentunya dengan pengawasan lebih dulu. 

Koln tidak terlalu mengingat kejadian selanjutnya, yang jelas, ketika dia terbang semakin mendekat, dia melihat seperti ada sesuatu yang bergerak merayapi tebing dengan perlahan-lahan, serta bunyi ciap anak elang di kejauhan. Dia tidak bisa melihat bahwa sesuatu yang merayap di dinding tebing itu adalah Lira, karena jaraknya yang terlalu jauh. Saat jaraknya sudah cukup dekat, yang diingat Koln adalah bahwa tiba-tiba saja seekor elang terbang melesat mendekati benda bergerak tersebut - yang ternyata adalah sahabatnya Lira, dan menyerang Lira dengan kedua sayapnya yang menubruk kepala Lira, sehingga bocah itu hilang keseimbangan dan jatuh ke jurang! 

"Lira!!!" jerit Koln setelah menyadari apa yang terjadi. Tapi terlambat! Tubuh gadis mungil itu menghilang di balik bebatuan dan rumput perdu di bawah. 

Rupanya, induk elang tersebut mengira bahwa Lira hendak mencelakai anaknya. Ketika mendengar anaknya menciap-ciap, induk elang tersebut segera melesat dan melihat Lira yang tengah memegang bayinya. Karena murka dan hendak melindungi anaknya, dia kemudian menyerang Lira, yang saat itu tengah bergelantungan di tebing batu, sehingga dia kehilangan keseimbangan dan jatuh ke dasar jurang. 

"Jangan sentuh dia!!!" Koln berteriak marah, dan langsung melesat ke arah Lira yang saat itu sudah menghilang. Si induk elang, yang melihat seekor naga yang marah, langsung melesat pergi. Tidak ada satu makhlukpun yang mau berurusan dengan naga yang sedang marah!

"Lira!" teriak Koln panik. Dia terbang melesat di antar bebatuan, tempat dimana kira-kira jatuhnya tubuh Lira. "Lira!" panggilnya berkali-kali, tapi tidak ada jawaban sama sekali. 

Tebing tersebut tidak langsung tegak lurus ke bawah, tapi terdiri dari beberapa bagian yang agak menonjol, sehingga mungkin saja tubuh Lira tidak langsung jatuh terhempas ke dasar jurang. Pohon-pohon perdu yang tumbuh di sela-sela bebatuan semakin membuat Koln kesusahan mencari jejak Lira. Namun begitu, hal tersebut memberikan keuntungan karena itu berarti tubuh Lira tidak langsung terhempas ke dasar jurang, dan ada kemungkinan dia akan selamat. Dia sungguh panik, sayapnya megepak kesana kemari, berusaha menemukan sahabatnya yang hilang seperti ditelan bebatuan.

"Oh tidak tidak tidak! Oh tidak tidak tidak!", katanya berkali-kali, berusaha menenangkan kepanikannya. Tidak ada apapun di sana, hanya bebatuan dan perdu. Mungkinkah Lira jatuh ke dasar jurang? Oh tidak, kalau sampai dia jatuh ke dasar jurang, kecil kemungkinannya sahabatnya tersebut akan selamat! 

Akhirnya, setelah beberapa menit yang terasa sangat lama, Koln berhasil menemukan Lira. Sahabatnya tersebut tersangkut di antara dahan-dahan perdu, yang menahannya supaya tidak jatuh lebih dalam lagi. Sepertinya, sebelum Lira berhasil tersangkut dahan tersebut, tubuhnya sempat terbentur batu beberapa kali, karena dilihatnya darah segar mengalir dari kaki, tangan dan kepalanya. 

"Lira!" jerit Koln panik. Belum pernah dia setakut itu dalam hidupnya! 

Lira tiak menjawab. Sepertinya dia tidak sadarkan diri. 

"Bagaimana ini, bagaimana ini!" kata Koln panik. Dia berpikir untuk memanggil induknya, karena pasti saat ini induknya ada di sarang sedang menyiapkan makan malam. Atau dia harus mencari Bjork di dasar lembah, kakaknya tadi mengatakan akan mencari ikan di dasar lembah setelah mengajarinya. Atau memanggil ayahnya? Aduh... terlalu banyak pilihan dan kemungkinan, dan Koln sangat bingung memutuskan! 

Saat dirinya tengah kebingungan, tiba-tiba saja, terdengar bunyi kraaaaakkk ... yang lumayan keras, yang berasal dari dahan perdu tempat Lira tersangkut. Rupanya dahan tersebut tidak sanggup menahan berat tubuh Lira, dan suara keras tadi berasal dari dahannya yang kini melengkung hampir patah! 

Koln kebingungan. Dilihatnya bahwa tonjolan batu selanjutnya, yang bisa menahan jatuhnya Lira, terletak cukup jauh di bawah sana. Kalau Lira terhempas lagi, ada kemungkinan dia tidak akan selamat!  Koln harus memutuskan dengan segera! 

Akhirnya, dengan segala kenekatan yang dimilikinya, Koln mengambil tindakan yang sama sekali tidak pernah melintas di kepalanya tadi. Serta merta dia mendekati tempat dimana Lira tersangkut, dan dengan sayapnya, ia mendorong tubuh Lira ke punggungnya, dan membawa Lira di atas tubuhnya. Tindakannya tersebut tepat pada waktunya, karena segera setelah ia memindahkan tubuh Lira, dahan perdu tersebut jatuh ke bawah dan hilang ditelan kabut! 

Koln membawa Lira terbang menuju ke sarang mereka. Dalam keadaan biasa, dia tidak akan mungkin berbuat senekad itu. Ia akan mematuhi semua instruksi Bjork apapun yang terjadi - kalau kakaknya tidak membolehkan ia membawa Lira, maka ia tidak akan melakukannya. Tapi kali ini, dia tidak punya pilihan! Dan saat memindahkan tubuh lira ke punggungnya, segala teori terbang dan cara membawa manusia hilang dari pikirannya! Dia merasakan tubuh Lira membebani punggungnya, yang membuatnya merasa agak canggung saat mengepakkan sayap. Dia juga tidak bisa menyuruh Lira berpegangan erat pada surai-surainya, karena saat itu Lira tak sadarkan diri, tapi dia berusaha sekuat tenaga supaya bisa terbang dengan seimbang sehingga tubuh Lira tidak terhempas ke bawah! Dengan berhati-hati, dia membawa Lira terbang ke sarang mereka. 


Petualangan Lira dan Para NagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang