Bab 58 - Smeagog

5 1 0
                                    

"Gerbang Surga!" pekik Lira dan Koln, hampir bersamaan. 

"Kita berhasil, kita berhasil, Koln!" kata Lira, yang disambut dengan tawa ceria Koln. Mereka berdua saling berpegangan, dan melompat-lompat dengan bahagia, seolah-olah beban berat yang selama ini memenuhi pundak mereka terlepas dengan tiba-tiba. 

Smeagog memandang kegembiraan kedua bocah tersebut dengan tatapan mata yang lembut. Di luar legenda yang selama ini mereka dengar tentang kegarangan Smeagog, ternyata ia adalah seekor naga yang lembut dan penuh kasih sayang. 

"Well, sudah lama sekali aku tidak melihat kegembiraan makhluk lain ketika mereka akhirnya mencapai Gerbang Surga - ... " katanya, sambil menyunggingkan senyum. "Tentunya ini bukan pencarian yang mudah bagi kalian. Jadi, dengan kerendahan dan ketulusan hati, Smeagog mengucapkan selamat untuk kalian berdua". Ia membungkukkan badan, dan mempersilakan kedua bocah tersebut melewati gerbang merah tersebut. 

Ketika akhirnya mereka melangkah ke dalam gerbang, sekali lagi keajaiban terjadi. Padang rumput hijau di belakang mereka tiba-tiba saja menghilang, berganti dengan taman yang sangat indah dengan banyak pohon bunga dan buah yang sama sekali belum pernah mereka lihat. Di kejauhan, bukit-bukit berwarna-warni yang sangat indah nampak berkilauan, dan di sekitarnya, mereka dapat melihat beberapa rumah mungil yang juga terlihat sangat indah. Jika apa yang mereka lihat sebelumnya telah membuat mereka merasakan kebahagiaan karena keindahannya, maka apa yang mereka lihat di balik gerbang ini sepuluh kali lebih indah! Tak henti-hentinya mereka berdua mengagumi apa yang mereka lihat, yang membuat Smeagog tersenyum geli mendengarnya. 

"Kalian bukan makhluk pertama yang mengalami ini", kata Smeagog. "Bahkan, setelah mereka melihat tempat ini, mereka melupakan keinginan apapun yang membawa mereka ke sini, dan memilih untuk hidup di sana" 

"Apakah .... mereka tinggal di rumah-rumah itu?" tanya Lira, sambil menunjuk rumah-rumah mungil di kejauhan. 

"Oh, tidak-tidak! Aku membangun rumah-rumah tersebut hanya untuk dekorasi. Walaupun ... yah, beberapa dari mereka yang baru datang ke tempat ini menggunakannya sebagai tempat tinggal sementara. Tapi kalian bisa menemukan makhluk-makhluk yang berbahagia tersebut jauh di balik bukit-bukit sana" 

Mereka terus berjalan mengikuti aliran sungai yang berair jernih keperakan tersebut. Semakin jauh mereka melangkah, semakin terheran-heran Lira dan Koln, melihat berbagai macam hal indah yang tidak pernah mereka temui di dunia mereka. Tapi, mereka tidak punya banyak waktu untuk mengagumi hal-hal tersebut, karena mereka memiliki tujuan yang jauh lebih penting. Maka, merekapun menjelaskan tujuan mereka bersusah-payah datang ke tempat ini. 

"Hmmmm... ya, seperti makhluk lain yang datang ke sini .... Aku sendiri sebenarnya heran kenapa para makhluk bumi sedemikian sulit mengendalikan nafsu dan keinginan mereka, sehingga menggunakan segala macam cara untuk mencapai tujuannya! Termasuk menemukan Gerbang Surga ini, yang menjadikan pekerjaanku makin berat saja!" katanya. 

"Tapi kami tidak menginginkan sesuatu untuk diri kami!" protes Lira. 

"Ya yaaa... apapun itu!", kata Smeagog, sambil mengibaskan tangannya. "Tapi, pastinya kalian tahu bukan, bahwa sampai ke tempat ini saja bukan berarti kalian akan mendapatkan keinginan kalian?" 

"Apa????" kata Lira dan Koln berbarengan. 

"Apa maksudmu?" kata Koln akhirnya. Ia tidak bisa menyembunyikan kekesalannya. Apakah naga ini sedang mempermainkan mereka? 

"Aaaah... sabarlah sedikit, naga muda!" kata Smeagog, tidak kehilangan ketenangannya. "Aku mengenal beberapa naga yang juga seperti dirimu, penuh semangat, tidak pantang menyerah, dan, hmmmm .... sedikit tidak sabar"  - "Dan kau, gadis kecil, kau juga ... hmmm" 

Perkataan Smeagog terpotong ketika secara tidak sengaja, ia melihat sebuah liontin tergantung di leher Lira. Liontin berbentuk hati, ditemukan Lira di gua rahasianya, yang walaupun sudah terlihat usang dimakan usia, tapi tidak mengurangi keindahannya. 

"Hei, dari mana kau mendapatkan liontin tersebut, gadis kecil?" kata Smeagog. Ia menunjuk ke arah dada Lira, tempat liontin tersebut menyembul dari bajunya. 

"Ini punyaku!" kata Lira dengan agak defensif. Ia mengatupkan tangan kanannya ke dadanya, berusaha menyembunyikan liontin tersebut dari dadanya. Bahkan Koln pun tidak tahu kalau ia menemukan liontin tersebut di gua rahasia mereka. 

"Hmmmm ... menarik sekali ... Karena sebenarnya, aku pernah melihat liontin tersebut sebelumnya, sekitar duabelas tahun yang lalu, .... ketika sepasang suami istri datang ke tempat ini untuk menyelamatkan anaknya .... " 

"Apa ... apa maksudmu?" tanya Lira, terkejut dengan perkataan Smeagog. "Apakah .... siapakah ... ", katanya terbata-bata, tidak sanggup melanjutkan perkataannya. 

Smeagog kemudian mengerutkan dahinya, menatap Lira dengan seksama. Meskipun ia terkenal sebagai naga yang gagah perkasa, tapi ia bergerak dengan sangat lambat untuk seekor naga yang mampu terbang melebihi kecepatan suara. 

"Hmmm ... Oh! Apakah kamu adalah anak bayi yang kutinggalkan di depan sarang naga duabelas tahun yang lalu? Oh, lihatlah, kau sudah besar sekarang!" kata Smeagog. Ia mengatakannya seolah-olah hal tersebut adalah hal yang sangat biasa, bahwa seekor naga legenda membawa bayi manusia dan meninggalkannya di depan sarang naga. 

"Apa ... apa maksudmu?" tanya Lira, terbata-bata. Berbagai pikiran tiba-tiba saja berkelebat di kepalanya, mencoba mencerna apa yang baru saja didengarnya dari Smeagog. Apakah mungkin ... naga legenda yang agak lambat ini mengetahui mengenai asal-usulnya? 

"Lihat, sekarang aku bisa melihat ada keinginan lain lagi yang terbersit di kepalamu!" kata Smeagog dengan riang. Ratusan tahun menjadi penunggu tempat tersebut, serta pengalamannya bertemu dengan berbagai macam makhluk yang datang ke tempat tersebut dan mengajukan permohonannya, membuat Smeagog selalu tertarik mendalami emosi manusia. Termasuk dua bocah dari dua jenis yang berbeda ini!  

Lira, di satu sisi, tidak dapat menahan emosinya. Tiba-tiba saja hatinya dipenuhi oleh harapan yang membuncah untuk mengetahui asal-usulnya, kedua orang tuanya, hal-hal yang selama ini selalu menghantui pikirannya tanpa pernah berani ia ungkapkan kepada siapapun, bahkan kepada dirinya sendiri! Apakah mungkin ini akan menjadi harapannya dalam menemukan asal-usulnya - dan mungkin juga kesempatan untuk bertemu dengan orang tuanya?  

"Tolong, ceritakan padaku apa yang terjadi duabelas tahun lalu, dan apa yang kau lakukan pada bayi itu!" kata Lira akhirnya, memohon kepada Smeagog. 


-

Petualangan Lira dan Para NagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang