Bab 47 - Seorang Kakek yang Merindukan Cucunya

10 1 0
                                    

Sekarang marilah kita tengok orang tua lainnya, yang begitu berita mengenai naga muncul dan membuat heboh seisi kota, merasakan sebuah emosi yang campur aduk yang sangat sulit ia deskripsikan. Kalian masih mengingat cerita di beberapa bab sebelumnya, bukan, tentang seorang lelaki yang berusaha menyelamatkan cucunya dari kelompok Saxony? Sekarang, mari kita sebut saja lelaki tersebut dengan nama Tuan Hammon. Tuan Hammon, yang saat peristiwa tersebut terjadi, tengah meminum teh di ruang tengah seorang diri. Istrinya telah meninggal beberapa tahun yang lalu, dan sejak anak perempuan dan menantunya pergi meninggalkan kota, dia hidup sendirian di rumahnya yang besar di ibukota. Saat ia mendengar keributan orang berlalu-lalang dari luar jendelanya, pelayannya mengatakan bahwa ada seekor naga yang muncul di katredal, terbang bersama seorang anak perempuan di punggungnya. 

Seketika Tuan Hammon terhenyak. Tangannya yang memegang cangkir teh bergetar hebat, dan dia merasakan dorongan emosi yang sangat kuat yang membuatnya nyaris tidak bisa bernapas. Anak perempuan? Di atas punggung naga? 

Pikiran pertama yang terlintas adalah tentang putri kesayangannya, dan cucunya yang belum pernah ia temui. Sejak terakhir kali ia mengirim mereka pergi dengan pertolongan Sang Tabib, teman lamanya. Mungkinkah ... mungkinkah anak perempuan itu adalah cucunya?

Tanpa menghabiskan tehnya, Tuan Hammon terburu-buru keluar dari rumahnya. Tidak menuju katredal seperti orang-orang lainnya, tapi bergegas menuju ke tempat praktik Sang Tabib. Sejak kunjungan terakhirnya tigabelas tahun yang lalu, Tuan Hammon tidak pernah mengunjungi Sang Tabib, bahkan untuk sekadar menanyakan apakah Sang Tabib berhasil melindungi putrinya. Dia juga tidak tahu perihal bayi tersebut, apakah benar putrinya mengandung Sang Terpilih, pembawa kutukan Salazar yang akan menyatukan kembali bangsa naga, manusia dan penyihir. Dia menyadari pengkhianatan besarnya kepada kelompok Saxony, dan tidak ingin menimbulkan kecurigaan sedikitpun pada kelompoknya. 

Sesampainya di tempat praktik sang Tabib, Tuan Hammon segera menemui sang tabib di ruang prakteknya. Dia sedang mengamati sesuatu di meja kerjanya yang penuh dengan ramuan berwarna-warni yang ditempatkan dalam botol-botol kecil. 

"Hector! Apakah ... " 

Pertanyaan Tuan Hammon dihentikan oleh Sang Tabib, ia mengangkat tangannya, memberi isyarat bagi tamunya untuk tenang, karena pada saat itu ia tengah mengamati sesuatu di balik gelas kristalnya. Gelas tersebut berukuran sedang, dan di dalamnya terdapat cairan bening keperakan yang menggelegak tenang. 

"Aku tahu apa yang akan kamu tanyakan, Hammon, temanku! Ya, aku sudah mendengarnya, dan tidak, aku tidak tahu apakah hal tersebut berhubungan dengan apa yang terjadi tigabelas tahun yang lalu. Beri aku waktu sebentar untuk menemukan jawabannya", katanya, lalu kembali sibuk dengan gelas kristalnya. 

Tuan Hammon berusaha sekeras mungkin menahan kegelisahannya. Berurusan dengan penyihir seringkali membutuhkan kesabaran yang tinggi - mereka adalah kaum yang tidak pernah terburu-buru, melakukan segala sesuatunya dengan penuh perasaan, bahkan di saat genting sekalipun! Bahkan, jika saja saat ini ada gempa bumi ataupun gunung meletus, atau serangan monster dari dunia kegelapan, Tuan Hammon yakin kalau Hector akan tetap menekuni gelas kristalnya, tanpa berusaha mempercepat apapun yang sedang dilakukannya. 

Akhirnya, setelah menit-menit yang menggelisahkan, Hector mengangkat wajahnya dari gelas kristalnya. 

"Aku khawatir bahwa aku tidak bisa memastikan kebenaran dari apa yang terjadi, Hammon! Tapi aku melihat satu energi gelap yang sangat mengerikan yang sedang menghantui kota ini, yang akan membawa kita pada bencana besar jika kita tidak bertindak. Dan aku melihat bahwa seekor naga kecil - dan seorang anak perempuan, adalah kunci untuk mencegah energi gelap tersebut menyebar semakin banyak!"

"Apakah anak perempuan itu ... " 

"Maaf sekali, Hammon, tapi aku tidak bisa memastikannya, karena segala hal terlihat sangat kacau di gelas kristalku. Tapi, Hammon, satu hal yang pasti, aku merasa bahwa kita perlu ikut campur dalam urusan ini - perasaanku mengatakan bahwa ini ada hubungannya dengan apa yang kita lakukan tigabelas tahun yang lalu. Kita harus menyelesaikannya" 

Tuan Hamon tidak tahu pasti apa yang sebenarnya dikatakan oleh Sang Tabib - penyihir punya kebiasaan mengatakan segala sesuatu dengan berbelit-belit (sekali lagi, meskipun di saat krisis!), dan meskipun sudah ratusan tahun mereka menghilang dari peradaban, sepertinya kebiasaan tersebut tidak menghilang, dan diwariskan pada keturunannya. Satu hal yang diketahui Tuan Hammon, kemunculan naga dan anak perempuan itu pasti akan menarik perhatian kelompok Saxony, dan bukan tidak mungkin mereka akan menaruh curiga jika anak perempuan tersebut benar-benar adalah Sang Terpilih. Dan bukan tidak mungkin mereka akan dapat melacak hal tersebut sampai kepadanya. 

Namun, saat ini, bukan hal tersebut yang paling dikhawatirkan oleh Tuan Hammon. Dia sudah hidup cukup lama dan telah mengalami banyak kehilangan, sehingga tidak ada hal buruk lain di dunia ini yang dapat mengkhawatirkannya. Justru, ia mengkhawatirkan keselamatan gadis cilik tersebut, yang muncul bersama seekor naga di ibukota. Sudah hampir pasti kelompok Saxony tidak akan membiarkan gadis cilik tersebut lolos begitu saja, dan entah apakah gadis tersebut adalah darah dagingnya atau bukan, dia harus menyelamatkannya! 

"Apakah ... apakah kau bisa melacak dimana gadis tersebut berada, Hector?" 

Kali ini Sang Tabib kembali menekuni gelas kristalnya. 

"Aku dapat melacaknya, Hammon. Hmmm ... sepertinya gadis tersebut membawa energi yang sangat besar ... ketakutan ... kesedihan ... tapi juga keberanian dan tekad kuat ... " 

"Demi Tuhan, Hector! Selamatkan saja dia!" kata Tuan Hammon, tidak sabar dengan ketenangan yang ditunjukkan Sang Tabib di saat-saat krisis seperti ini. 

Pada kenyataannya, Sang Tabib memang melakukan sesuatu! Jika kalian ingat cerita beberapa bab yang lalu, tentunya kalian ingat bagian dimana Lira secara tidak sengaja menemukan sebuah rumah tua - dan bagaimana secara kebetulan pintu gerbang rumah tersebut terbuka, sehingga memberikan kesempatan bagi Lira untuk menyelinap masuk, bukan? Yah, sebenarnya, hal tersebut tidak terjadi secara kebetulan semata, namun ada campur tangan Hector di sana. Ia juga yang mengalihkan perhatian orang-orang yang mencari Lira sehingga mereka tidak terpikirkan sama sekali untuk mencarinya di rumah tua tersebut. Dan ketika Lira memutuskan untuk menemui Evelyne, Hector pula yang mengarahkan Lira untuk mengikuti jalan yang secara tidak langsung ditunjukkan olehnya. 

Jika kalian berpikir bahwa Hector membisikkan kalimat-kalimat gaib yang kemudian menuntun Lira untuk melakukan hal-hal sesuai dengan kehendak Hector, maka kalian salah! Kemampuan penyihir tidaklah sehebat itu. Jika kalian pernah mendengar bahwa seorang penyihir bisa mempengaruhi pikiranmu hingga melakukan hal-hal yang tidak masuk akal, maka sebenarnya, mereka hanya memberikan pemantik-pemantik kecil yang kemudian akan mempengaruhi apa yang akan kalian lakukan selanjutnya. Mereka hanyalah bermain dengan psikologi manusia, seperti misalnya, menyalakan lampu-lampu tertentu di saat malam hari, sehingga Lira secara tanpa sadar mengikuti arah jalan yang ditunjukkan Hector menuju rumah Evelyne. Namun sesungguhnya, keputusan untuk mengikuti petunjuk-petunjuk tersebut tetaplah berada di tangan si manusia. Seperti jika misalnya saja Lira memutuskan untuk takut mengambil resiko dan bersembunyi saja di rumah tua tersebut, maka tidak ada yang bisa dilakukan Hector dengan kekuatannya. Ini sebenarnya sama dengan bagaimana cara otak manusia bekerja - seberapapun kerasnya ibumu menyuruhmu untuk belajar, misalnya, kamu tidak akan tergerak untuk melakukannya bukan, jika memang hal tersebut tidak benar-benar berasal dari hatimu? 

Dalam beberapa hari ke depan, ketika keadaan semakin simpang siur dan membingungkan, memang kemudian Hector berperan banyak dalam cerita ini, meskipun pada mulanya, tidak ada seorangpun yang menyadarinya. Kelompok Saxony belum menaruh curiga apapun tentang keterlibatan seorang penyihir dalam krisis ini, karena mereka menganggap penyihir telah lama hilang - atau jikapun masih ada yang tersisa, pastilah hanya segelintir saja, dan bukan merupakan ancaman serius. Lagipula, sejarah mengingat penyihir sebagai kaum yang tidak peduli dengan urusan manusia dan cenderung hanya menjadi pengamat yang pasif. 

Petualangan Lira dan Para NagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang