Bab 36 - Pemimpin Kelompok Saxony

9 1 0
                                    

Selain Lira dan Evelyne yang tak berdaya, serta kepala polisi yang kebingungan, hari ini juga menjadi hari yang berat bagi Tuan Bersuara Serak, lelaki yang diutus oleh kelompok Saxony untuk menangani Lira. Malam itu, dia menemui seorang lelaki di ruang kerjanya di sebuah rumah megah di tengah kota. Lelaki tersebut - kita tidak usah menyebut namanya, adalah salah satu dari pimpinan tinggi kelompok Saxony, orang yang bertanggung jawab untuk menangani masalah si gadis naga tersebut. 

"Bodoh! Tidak punya otak!" dia benar-benar murka dengan laporan Tuan Bersuara Serak, yang mengabarkan kegagalannya dalam menyingkirkan Lira. Bukan hanya itu, tapi kemunculan seekor naga di katredal, yang menghebohkan seisi ibukota, juga benar-benar di luar dugaan siapapun, dan bisa menjadi ancaman bagi rencana mereka. 

Tuan Bersuara Serak tidak berani menjawab. Dia hanya menundukkan kepalanya, sambil sesekali mencuri pandang ke arah lelaki tersebut dengan takut-takut. 

"Hanya seorang bocah kecil ingusan, dan kau tidak bisa menanganinya! Seharusnya aku tahu kalau kau memang bodoh dan tidak bisa diandalkan sejak awal!" 

"Maafkan saya Tuan, tapi kemunculan naga tersebut benar-benar di luar dugaan ... " 

"Ya! Dan kau tahu, naga itu sebesar tiga kereta kuda! Dan kau tidak bisa melihatnya berkeliaran di ibukota! Apa kau sudah buta?" katanya, sambil menggebrak meja dengan sangat keras. 

Tuan Bersuara Serak terlonjak kaget, namun dia tidak berani bereaksi apapun. Dia adalah seorang lelaki culas yang sebenarnya pengecut, dan demi melihat kemarahan di depan matanya (yang ditujukan padanya, lebih tepatnya), seketika nyalinya langsung menciut. 

"Dan sekarang apa yang harus kita lakukan? Seekor naga muncul di ibukota! Menyelamatkan seorang bocah! Apakah ada yang lebih buruk dari ini? Sekalian saja kita umumkan pada dunia bahwa kita - KAU - hendak membunuh gadis naga tersebut!" 

Lelaki tersebut memang pantas murka dan panik dengan kejadian ini. Selama beratus-ratus tahun, dia dan kelompoknya berusaha menghilangkan eksistensi naga dari peradaban manusia - dengan segala macam cara - dan sekarang, tiba-tiba saja ada seekor naga muncul! Tepat di bawah hidungnya, dan bahkan mengacaukan rencananya! Dan lelaki bodoh yang licik dan banyak omong ini, dia menyesal telah menelan omongannya mentah-mentah sejak awal, bahkan mempercayakan urusan penting ini padanya. Dia sungguh murka, dan dengan marah ia merenggut kerah baju Tuan Bersuara Serak tersebut dan menyeret tubuhnya tepat ke mukanya.  

"Dengar, aku sudah membayarmu cukup banyak, SANGAT banyak jika mengingat segala kebodohan dan kesalahanmu, dan aku tidak mau tahu, kau harus membawa gadis itu ke hadapanku, apapun yang terjadi! Hidup atau mati, atau kau yang akan mati! Mengerti?" 

Tuan Bersuara Serak, yang lehernya tercekik karena cengkeraman tangan lelaki tersebut di kerahnya, berkata tergagap - "Ba ... baik tu.. tuan! Aku tidak akan mengecewakanmu! Kau bisa mengandalkanku!" 

Sebenarnya, Tuan Berkepala Serak sendiri tidak tahu apa yang harus dilakukannya saat ini. Dengan kepolisian dan balai kota yang terlibat dengan urusan naga ini, sulit baginya untuk bisa bergerak bebas tanpa diketahui. Belum lagi saat ini pihak kepolisian, yang sudah mengenali keberadaan Lira, juga memburu gadis sialan itu! Dalam hati ia menyesal, kenapa tidak menyingkirkan gadis tersebut saja sejak awal! 

"Temukan gadis itu segera sebelum polisi menemukannya! Kau mengerti?" laki-laki tersebut melepaskan cengkeramannya dengan kasar, hingga membuat Tuan Bersuara Serak mundur beberapa langkah dan nyaris terjatuh. 

"Ba.. baik Tuan!" laki-laki tersebut merasa lega telah bisa bernapas lagi. Dia sungguh ketakutan bahwa tuannya tersebut akan menghajarnya, namun sepertinya dia masih memegang kartu penting dalam permainan ini, untuk menemukan Lira dan menemukannya dengan Sang Pembaca Energi. Maka dengan terburu-buru, khawatir bahwa tuannya akan berubah pikiran, dia segera meninggalkan ruangan tersebut. Perutnya lapar karena seharian mengurusi hal-hal melelahkan ini, dan dia sungguh butuh makan. "Hmmm ... mungkin sesuatu yang hangat dan enak di kedai bisa membantuku menghadapi masalah ini", pikirnya. 

Sepeninggal si Tuan Bersuara Serak, lelaki tersebut mondar-mandir dengan gelisah di ruang kerjanya. Dia sudah tahu sejak awal bahwa si Suara Serak itu adalah lelaki bodoh, licik dan tidak bisa diandalkan, tapi dia tidak punya pilihan lain yang lebih baik. Si Suara Serak memiliki reputasi yang luar biasa dalam urusan-urusan dunia gelap seperti yang dilakukannya saat ini, dan memiliki jaringan di dunia kejahatan yang sangat luar biasa. Dia bukanlah seorang penjahat yang ternama karena keberanian ataupun kekuatannya, namun dia begitu licik, dan dan kecerdasannya yang tidak terlalu banyak itu ia gunakan untuk mengerahkan kelicikannya tersebut untuk mendapatkan apapun yang dia mau. Yah, di dunia hitam, memang ada orang-orang semacam si Suara Serak ini - dia yang tidak memiliki kekuatan dan dibenci oleh banyak pihak, namun justru karena dia menjadi musuh banyak orang tersebut bisa digunakannya untuk mendapatkan keuntungan. 

Namun, di luar itu semua, lelaki tersebut mengkhawatirkan perkembangan kasus ini. Mereka seharusnya bertindak dengan rahasia. Rencana yang dia susun nampak sempurna di atas kertas - ia hanya tinggal mempertemukan si gadis naga itu dengan Sang Pembaca Energi - untuk melihat apakah benar gadis itu adalah Sang Terpilih yang mewarisi kekuatan Salazar, ataukah hanya seorang gadis yatim piatu yang dibuang orang tuanya di sarang naga. Apapun hasilnya, gadis naga itu harus dilenyapkan, tapi sangat penting bagi dia dan kelompoknya untuk mengetahui apakah gadis itu adalah Sang Terpilih. Dia dan kelompoknya, serta pendahunya dulu, telah dengan susah payah berusaha mencegah kelahiran Sang Terpilih ke dunia, untuk tetap menjaga agar dunia ini tetap tenteram dan aman tanpa intervensi para naga. Dan selama hampir seratus tahun ini, belum pernah terdeteksi seorang bayi yang lahir di saat yang telah ditetapkan oleh Salazar, hari saat bulan purnama tegak lurus dengan poros bumi dan planet mars. Dan mereka tidak pernah luput dalam mendeteksi hal tersebut, mengingat kekuasaan mereka yang nyaris tanpa batas.  Jika gadis itu benar-benar adalah Sang Terpilih, berarti telah terjadi sesuatu yang salah dalam sistem mereka. 

Beberapa saat kemudian, terdengar suara pintu diketuk dari luar, disusul suara kepala pelayannya.

"Tuan X mengharapkan kehadiran anda di rumahnya, Tuan!"

Lelaki itu menghela napas. Dewan kehormatan kelompok Saxony memanggilnya, dan tidak perlu tebakan jenius untuk mengetahui apa yang mereka inginkan darinya. 

"Baik, sampaikan kalau sebentar lagi aku akan datang. Siapkan kereta kuda!" katanya. 

Diapun segera berkemas, dan beberapa menit kemudian diapun keluar dari rumahnya.   



Petualangan Lira dan Para NagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang