Kabar tersebut datang bersama surat dari ibu Evelyne beberapa minggu sebelum libur musim panas tiba. Ibunya mengabarkan bahwa, dengan sangat menyesal, kedua orangtuanya harus melakukan perjalanan selama musim panas tersebut, dan mereka tidak akan ada di rumah selama libur musim panas. Sungguh berita yang buruk bagi Evelyne, karena dia sangat merindukan kedua orang tuanya, tapi ibunya menambahkan bahwa dia bisa mengajak temannya berlibur ke rumah mereka di ibukota dan tinggal bersamanya selama libur musim panas. Tentu saja Evelyne sangat gembira, dan orang pertama yang terlintas di pikirannya adalah Lira.
Lira sangat antusias menerima tawaran tersebut, tapi jika dia menghabiskan waktu liburan musim panasnya bersama Evelyne, itu berarti dia hanya punya sedikit waktu bersama keluarganya di Pegunungan Sunyi. Sungguh suatu pilihan yang sulit. Dia sudah berjanji pada Koln akan pulang selama libur musim panas, dan dia juga sangat merindukan keluarganya, tapi tawaran Evelyne juga sungguh menarik. Ini adalah kesempatan baginya untuk pergi ke ibukota, dan melihat peradaban manusia di kota besar. Petualangan yang sungguh baru bagi Lira!
"Well, aku tidak tahu apakah aku bisa, aku sudah berjanji pada Koln kalau aku akan menghabiskan libur musim panasku bersamanya di Pegunungan Sunyi" , katanya ragu, saat Evelyne menyampaikan berita tersebut.
"Ayolah, pasti mengasyikkan kalau kau bisa menginap di rumahku, hanya selama kedua orangtuaku pergi! Hanya tiga minggu! Setelah itu kau bisa pulang ke Pegunungan Sunyi dan kau masih punya waktu satu minggu bersama keluargamu! Dan aku akan membawamu berkeliling ibukota, dan kau bisa melihat banyak hal yang sangat menakjubkan di sana!" Evelyne mencoba membujuk sahabatnya.
Sebenarnya, Lira juga sangat ingin pergi ke ibukota. Sepanjang hidupnya, dia belum pernah menginjakkan kaki lebih jauh dari Ebersberg. Bayangan mengenai ibukota yang penuh dengan manusia, mesin-mesin dan peralatan modern di mana-mana, bangunan-bangunan megah yang tidak pernah ia bayangkan, sungguh sangat menggoda. Tapi itu berarti dia harus membatalkan rencananya bersama Koln untuk menjelajah Pegunungan Sunyi bersama, dan melewatkan kesempatan menyantap masakan mamma setelah hampir setahun ia meninggalkan rumahnya.
"Entahlah, aku sendiri juga menginginkannya, Evelyne, tapi aku tidak yakin karena aku juga merindukan keluargaku"
"Kau masih akan punya banyak sekali waktu bersama mereka, Lira. Kau bisa kembali ke sana dan menghabiskan seluruh hidupmu di Pegunungan Sunyi. Tapi pergi ke ibukota dan menghabiskan waktu selama tiga minggu di sana, oh itu pasti akan menjadi petualangan yang sangat menarik untuk kau ceritakan pada keluargamu!"
Apa yang dikatakan Evelyne memanglah benar. Tak ada yang lebih menyenangkan bagi Lira selain mencoba hal-hal baru dan menjelajah tempat-tempat baru. Apalagi ibukota, tempat semua orang dari berbagai daerah, dengan segala macam keaneka-ragamannya yang tumpah ruah menjadi satu, pasti akan menjadi sebuah pengalaman yang sangat mengasyikkan!
Lira memiliki waktu selama beberapa minggu untuk memikirkan hal tersebut sebelum libur musim panas benar-benar dimulai. Tapi, sepertinya Kelompok Saxoni, yang terbiasa bekerja dengan sempurna, telah dapat memperkirakan keraguan yang akan timbul di benak Lira. Maka mereka kemudian menyiapkan rencana cadangan untuk memastikan bahwa rencana mereka akan berhasil, dan hal tersebut melibatkan kebijakan Kepala Asrama. Beberapa minggu sebelum libur musim panas tiba, datang surat dari Dewan Kota yang berisi bahwa setiap murid harus memiliki catatan kesehatan yang menerangkan bahwa mereka telah mendapatkan vaksinasi wajib. Sebenarnya permintaan tersebut tidaklah aneh, karena setiap anak-anak di seluruh negeri wajib mendapatkan vaksinasi, dan setiap anak juga harus memiliki catatan kesehatan yang menerangkan bahwa mereka telah melakukan vaksinasi wajib. Hanya saja, masalahnya, Lira tidak pernah memiliki catatan kesehatan tersebut. Dia tidak pernah mendapatkan vaksinasi apapun, dan Kelompok Saxoni tahu mengenai hal tersebut. Yah, sebenarnya Lira tidak memerlukan vaksinasi apapun, karena ramuan livet gras yang diberikan oleh induk naga padanya sejak kecil memiliki khasiat 3000 kali lebih ampuh dari vaksinasi apapun yang diberikan kepada anak-anak seusianya. Tapi, tentu saja, sistem pemerintahan hanya mengenal cara-cara formal dan tidak mengakui hal-hal yang ada di luar kebiasaan mereka sebagai sesuatu yang sah. Dan tentu saja, Kelompok Saxoni telah mengatur bahwa vaksinasi tersebut tidak akan bisa didapatkan di manapun selain di ibukota.
Maka kemudian, Kepala Asrama yang memutuskan keraguan Lira untuknya. Dia memerintahkan agar Lira, selama libur musim panas tersebut, pergi ke ibukota untuk mendapatkan vaksinasi - yang sangat kebetulan dengan tawaran dari keluarga Evelyne untuk menghabiskan liburan di rumahnya. Secara sepihak Kepala Asrama juga menulis surat kepada keluarga naga, yang mengabarkan bahwa Lira akan menghabiskan sebagian besar liburannya di ibukota karena 'urusan administratif wajib yang tidak terelakkan', dan baru akan pulang ke Ebersberg satu minggu sebelum sekolah dimulai.
Koln sangat marah mendengar kabar tersebut. Saat itu, dia sedang bertemu dengan Lira di tempat mereka biasa bertemu, dan Lira mengabarkan bahwa mereka harus menjadwalkan ulang rencana liburan mereka. Saat itu, Koln sudah tumbuh menjadi naga remaja, tubuhnya sudah semakin besar dan tinggi, dan saat ia kesal, semburan api dari hidungnya semakin menguat, sehingga nyaris saja ia akan membakar sebuah pohon di dekatnya.
"Hentikan, Koln! Kau akan membakar hutan!", kata Lira, berusaha mematikan api yang sudah menjalar di ranting pohon yang kering dengan mantelnya.
"Tapi kau sudah berjanji akan pulang ke rumah! Kita sudah membuat rencana dan kaupun menyetujuinya!"
"Ya, aku tahu, tapi bagaimana lagi. Ibu Kepala Sekolah menyuruhku untuk pergi ke ibukota, dan aku tidak bisa menolak!"
"Yeah, katakan saja bahwa kau sebenarnya menyukainya kan? Kau memang ingin pergi kan?"
Lira terdiam. Ya, hati kecilnya memang mengatakan bahwa ia ingin pergi ke ibukota dan menghabiskan waktu bersama Evelyne. Dia mulai menyukai kehidupannya sebagai manusia di tengah manusia, dan sungguh menyenangkan rasanya memiliki teman yang satu jenis dengannya.
"Tapi kita masih akan punya waktu di akhir musim panas!"
"Ya, saat sudah mulai banyak kabut di Pegunungan Sunyi dan kita tidak bisa pergi kemana-mana tanpa menabrak dinding batu!" Koln mendengus kesal.
"Dan kau tahu aku tidak mungkin mengunjungimu di ibukota. Terlalu jauh bagiku untuk bisa terbang tanpa terlihat. Dan jika bisa kulakukan pun, tidak akan ada tempat dimana kita bisa bertemu tanpa ada yang melihat kita!"
Koln benar. Ibukota bukanlah tempat yang ramah, tidak hanya bagi seekor naga, tapi juga bagi orang-orang dari pedalaman seperti Lira. Tempat tersebut penuh dengan manusia yang sibuk dengan urusan masing-masing, dan sungguh sulit untuk mencari seseorang yang benar-benar bisa dipercaya.
Meskipun Koln merasa sangat sedih dan kecewa dengan keputusan tersebut, tapi tidak ada yang bisa dilakukan selain menerimanya. Dia berusaha untuk tidak menjadi teman yang egois dengan menghalangi langkah Lira. Dan meskipun dia merasa sedih karena waktunya bersama Lira menjadi semakin terbatas, tapi dia mencoba berusaha gembira untuk Lira karena mendapatkan teman baru sebaik Evelyne. Ia berharap semoga libur berikutnya akan menjadi lebih baik bagi mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petualangan Lira dan Para Naga
FantasíaLira adalah seorang anak perempuan yang dibesarkan oleh sekawanan naga yang baik hati yang tinggal di pegunungan Sunyi yang sangat terpencil. Lira dibesarkan dengan sangat baik oleh keluarga naga yang mengadopsinya, namun sayangnya, dewan kota Ebers...