Bab 51 - Menyusun Rencana

9 1 0
                                    

Baik Lira maupun Koln tidak bisa mengingat bagaimana akhirnya mereka sampai ke Pegunungan Sunyi - yang jelas hal tersebut melibatkan rasa sakit yang menjalar di sekujur sayap Koln, karena lukanya belum benar-benar sembuh, kecemasan, ketakutan dan kesedihan. Ketika akhirnya sampai ke gua mereka di Pegunungan Sunyi, kedua sahabat itu tenggelam dalam perasaan lega dan kelelahan luar biasa, dan menangis dalam pelukan mamma. 

Lira dan Koln menceritakan semua yang terjadi selama beberapa hari ini. Ketika menceritakan tentang tertangkapnya Pappa, baik Lira maupun Koln tidak dapat menahan air matanya, dan mereka menangis mengingat pappa mereka yang saat ini entah bagaimana nasibnya di tangan para manusia tersebut. 

"Maafkan aku, Mamma! Maafkan aku, aku meninggalkan Pappa dan tidak menolongnya", kata Koln sambil terisak-isak. Batinnya tersiksa mengingat bagaimana ia harus meninggalkan pappanya begitu saja, pada saat dia membutuhkan bantuan. 

"Ssshh... sudahlah, sudahlah nak!" kata mamma berusaha menenangkan. "Apa yang kau lakukan sudah tepat. Meskipun kau berusaha menolong pappamu, hal itu tidak akan mungkin bisa kau atasi sendiri. Pilihanmu sudah benar dengan mengikuti perintah pappamu untuk kembali ke sini dan memberitahu kami". 

Bukan hanya Koln yang tersiksa dengan perasaan bersalah. Lira, yang sejak saat kembali ke Pegunungan Sunyi lebih banyak terdiam, tidak dapat menguasai emosinya. Diam-diam dia menyimpan rasa bersalah, karena semua kekacauan ini semata timbul karena dirinya. Jika saja dia tidak pergi ke ibukota dan mempercayai kata-kata Koln, jika saja dia tidak pernah pergi ke Inglostad dan mabuk oleh euforianya berada bersama para manusia - mungkin ia tidak akan dibutakan oleh ego sesaatnya tersebut untuk memenuhi rasa penasarannya terhadap manusia. 

Jika sesuatu yang buruk terjadi pada diri kita dan orang-orang sekitar yang kita sayangi, memang sangat mudah untuk kemudian terjebak dalam perasaan menyalahkan diri sendiri - bahwa hal-hal buruk yang terjadi di sekitar kita semata adalah salah kita. Meskipun secara akal sehat hal tersebut tidak benar adanya - nasib buruk hanyalah salah satu dari pelajaran hidup yang harus kita alami - tapi sangat sulit untuk bisa menerimanya begitu saja. Dan itulah yang terjadi pada Lira saat ini. Bahkan, saat ini, dia menyalahkan dirinya sendiri - kenapa dia begitu sial dibuang oleh orangtuanya dan hadir ke dalam kehidupan para naga? Jika saja ia tidak pernah hadir dalam kehidupan mereka, maka mungkin kehidupan tenang mereka yang sudah berlangsung selama ratusan tahun tidak akan pernah terusik. Ia sangat menyayangi keluarganya - mereka adalah satu-satunya keluarga yang pernah ia miliki dalam hidup, dan sungguh menyakitkan rasanya ketika kau merasa telah menempatkan keluargamu dalam keadaan yang sulit. 

"Maafkan aku, Mamma! Maafkan aku! Jika bukan karena aku, semua ini tidak akan pernah terjadi!" kata Lira, tidak dapat membendung perasaannya. 

"Apa yang kau katakan, Lira?" Kata mamma. "Tentu saja tidak ada yang perlu disalahkan dalam keadaan ini. Ini hanya salah satu nasib buruk, yang bisa saja menimpa siapapun!" - "Nah, sekarang, lebih baik mari kita pikirkan apa yang harus dilakukan selanjutnya!" 

Bersama seluruh anggota keluarga, mereka kemudian memikirkan apa yang sebaiknya harus dilakukan. Rencana utama pastinya membebaskan Rasmus dari manusia-manusia culas yang telah menangkapnya tersebut, namun mereka membutuhkan rencana yang matang - juga bantuan - mengingat para manusia tersebut memiliki persenjataan berat yang bisa melumpuhkan para naga. 

Pada saat mereka sedang membicarakan apa yang harus dilakukan, tiba-tiba saja, dari arah langit, muncullah tiga ekor naga lain - Balzarg, Libero dan Odin. Mereka adalah para naga yang juga bersarang di Pegunungan Sunyi bersama keluarga masing-masing. Ya, keluarga Koln memang bukanlah satu-satunya koloni naga yang tinggal di Pegununan Sunyi. Masih ada beberapa koloni lain yang tinggal di sana, meskipun mereka jarang berinteraksi karena tempat tinggal yang berjauhan. Di antara koloni naga yang tinggal di Pegunungan Sunyi, sudah ada kesepakatan tidak tertulis mengenai teritori masing-masing , dan mereka saling menghormati dengan tidak melanggar batas kesepakatan teritori tersebut. 

Petualangan Lira dan Para NagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang