01. Dua takdir

3.2K 348 88
                                    

01

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

01. Dua takdir ✓

Kerajaan Elemental.

Sebuah kerajaan dengan pemerintah yang bijaksana dan rakyat yang makmur. Kerajaan itu memiliki lambang 7 elemen di bumi.

Bukan hanya sekedar lambang, tapi setiap anggota kerajaan mewarisi elemen-elemen tersebut.

Petir, angin, tanah, api, air, daun, cahaya.

Pada tahun di mana hujan dan badai menyambar bumi. Di dalam istana hangat, enam putra dari Raja dan Ratu yang baru saja lahir beberapa hari yang lalu tampak tertidur lelap.

Berita lahirnya enam anak kembar itu sangat menggemparkan warga kerajaan. Dan bukan hanya itu, setiap putra Raja dan Ratu ternyata mewarisi tiap-tiap elemen yang berbeda.

Oleh karena itu pula, pemberian nama mereka tidak jauh-jauh dari nama elemen mereka.

Taufan, Gempa, Blaze,  Ice, Thorn, dan terakhir adalah Solar.

Sekarang, beralih latar pada gudang sunyi di pinggir pedesaan. Di mana sebuah ruang kecil berventilasi kecil dan cahaya remang-remang menyinari sosok yang meringkuk di atas kasur tipis. 

Seorang wanita bersurai semerah giok  nampak mengelus-elus sesuatu di rengkuhannya. Nafasnya tersendat-sendat, manik se merah batu giok itu menatap penuh linangan air mata, menangis hingga tubuhnya gemetar.

"... Siapapun,"

Bibir nya berhenti bergumam, terisak semakin dalam sehingga membangunkan sesuatu dalam rengkuhan nya.

Tangis mungil pecah seketika, sesuatu dalam rengkuhan wanita cantik itu ternyata adalah seorang bayi, terlihat sangat rapuh dan di liputi warna merah darah.

Warna merah merembes di kasur dalam kegelapan.

Dingin kian memekat dari wanita itu hingga tak mampu lagi berbagi kehangatan dengan si kecil. Berkali-kali mengecupi pipi tembem bayi itu, namun tangis tetap mendera.

Wanita itu bergumam tentang sebuah nyanyian. Nyanyian kecil untuk si kecil yang takut karena badai di luar sana,

"Bunga mekar selepas hujan. Angin kecil tolong lindungi aku... Beri kecup, beri senyum... Beri peluk..."

"... Senyum kecil mekarlah. Biarkan semua orang terpana ..."

Wanita itu tidak bisa bernyanyi lagi.

Bayi dalam gendongannya berhenti menangis, menatap dengan manik merah bulat nya sambil mengemut jari-jari tangannya.

"Benar, Halilintar tidak takut badai... Ibu di sini..."

[✓] Destiny : A Lost Soul [ Halilintar ] [ SEGERA TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang