20. Ritual kebangkitan jiwa

1.6K 238 174
                                    

20

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

20. "8 ribu pasukan prajurit dan paramedis berhasil dibentuk secara diam-diam. Seperti perintah anda, mereka ditempatkan di Timur, disisi gunung."


Ketika Halilintar kembali, Istana menjadi lebih ribut dan sibuk dalam mengurus sisa dari kebakaran di pusat kota.

Raja menyuruh untuk mengungsikan para rakyat yang terdampak kebakaran, menyuplai bahan pangan dan sandang serta mengirimkan beberapa tabib untuk mengobati yang terluka.

"Kakak! Berhenti disana!"

Halilintar baru saja akan pergi ke kamarnya untuk mengurus dokumen yang belum selesai, namun Solar dengan lantang berseru kencang, membuat dia berhenti sambil mengerutkan kening, "B-bagaimana bisa kamu begitu tenang ketika kakimu terluka parah seperti itu!?"

Sontak semua pandangan mengarah pada kaki si sulung, dimana seluruh kulit kakinya mengelupas dan begitu banyak luka dangkal dimana-mana. Baiklah, semua orang langsung berpikir bahwa calon raja satu ini benar-benar mengerikan.

Amato baru saja selesai berbicara dengan menteri istana sebelum akhirnya melihat kondisi si sulung dan bergegas mendekat. "Bagaimana bisa separah ini? Tunggu sebentar, aku akan memanggil Tabib-"

"Paman, terima kasih. Tapi aku bisa mengobatinya sendiri." Halilintar sempat mundur beberapa langkah karena takut di peluk habis-habisan, kemudian Halilintar meminta izin untuk pergi ke kamarnya dengan alibi mengobati luka.

Baru saja keluar dari pintu aula utama, ke lima adiknya kecuali Gempa mulai berlari mendekat. "Kami ikut!" Mereka bersikeras karena sudah hafal perangai Halilintar yang terlalu malas untuk mengobati luka sendiri.

"Aku bisa mengobatinya sendiri. Kalian tidak perlu ikut."

"Kamu berbohong lagi. Saat di desa kamu juga sering berbicara seperti ini, tapi ujung-ujungnya kamu tidak pernah mengobati luka mu sendiri." Taufan membalas ucapan Halilintar. Membuat adik-adiknya mengangguk setuju.

"Kali ini tidak lagi-"

Tangan Halilintar telah digenggam lebih dulu oleh Thorn, air matanya hampir jatuh dengan wajah memerah. "Biarkan kami ikut. Thorn bisa mengobati luka Kak Lintar..."

Tidak ada yang bisa mencegah rengekan kelima adik Halilintar, lantas si sulung dengan hela nafas berat berkata setuju.

Sesampainya dikamar, entah mengapa Taufan dan Blaze terlihat seperti monyet yang lepas dari kandang; mereka tidak bisa diam dan selalu berlarian didalam ruangan.

Sedangkan Ice sudah lebih dulu merebahkan diri dikasur lalu terlelap dengan nyaman. "Kasur mu sangat dingin. Berapa lama kamu tidak tidur dikasur?" Tanya Ice sambil tertidur.

"Omong kosong. Kasurnya dingin karena aku selalu membuka jendela." Halilintar berbohong. Insting Ice yang mengatakan Halilintar tidak pernah menyentuh kasur itu benar. Si sulung sama sekali tidak pernah tertidur akhir-akhir ini.

[✓] Destiny : A Lost Soul [ Halilintar ] [ SEGERA TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang