16. Hari berlalu, mantra berlaku

2.1K 269 268
                                    

16

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

16. Itu memburuk menjadi batuk darah dan tidak pernah mereda hingga
terdengar seperti tenggorokannya
akan hancur.

Rutinitas mereka terjadwal dengan rapi. Meski semuanya diatur oleh Halilintar, kali ini tidak ada satupun lontaran protes tidak terima.

Pada pagi hari, mereka akan membagi tugas dapur secara bergantian. Seperti memasak, hal ini sering diambil alih Gempa. Berburu hewan adalah keterampilan Solar yang jeli dalam melihat sesuatu. Memasok sayur adalah tugas Thorn. Membuat air adalah Ice dan membuat api adalah tugas Blaze. Dan Taufan kadangkala tidak pernah menyentuh tugas dapur sama sekali.

Pada tengah hari adalah waktu berlatih elemental. Entah itu dengan cara bertarung dengan Halilintar langsung dan berakhir terluka lecet atau lebam-- ah, Solar pernah mengamuk karena tangannya terkilir akibat serangan tipuan milik si sulung.

"KAKAK CURANG! BAGAIMANA BISA KAKAK MENGELUARKAN TRIK MENIPU SEPERTI ITU!?" Tuding Solar tak terima.

Lalu Halilintar, karena dalam mode serius, dia akan menjawab cepat. "Setiap pertarungan tidak selalu jujur. Apapun akan dilakukan untuk bertahan dan menang." Oh, bahkan kalimatnya mulai mirip dengan Voltra.

Atau mereka akan berlatih dengan memancing pohon Bak-bak, berlari sana-sini dan menumbangkan ratusan pohon raksasa itu dalam kurun waktu 5 hari.

Ice yang telah melakukan diskusi tertutup dengan Halilintar; sebuah agenda bicara dari hati ke hati, mulai terlihat akrab kembali dengan si sulung. Anak itu kadang akan mengeluh karena lelah, "Kak, aku lelah. Kaki ku lemas..."

"Hanya lemas. Tidak patah, kan? Jika tidak, berdirilah dan angkat senjata mu!" Sahut Halilintar yang sekiranya kejam ditelinga Ice.

Khusus untuk adik kelima, Thorn, anak itu melatih kekuatannya lewat hubungan batin dengan alam. Saat ini Thorn telah berhasil berkomunikasi dengan alam, bahkan bisa meracik penawar racun secara otodidak.

Pada Sore hari adalah waktu luang. Halilintar biasanya membiarkan saudaranya beristirahat sedangkan dia pergi untuk melatih kekuatan elemental nya.

Terakhir kali saat Halilintar di kepung oleh hewan berbulu besar dalam jarak 30 mil (¹) dari pondok, Halilintar mengeluarkan sambaran petir hingga seluruh langit menggelap dan berubah kemerahan.

30 mil= 48,28 km (¹)

Bukan hal yang mustahil untuk mendapatkan luka dari hasil latihan. Sebagai contoh, Halilintar berhasil jatuh ke jurang ketika longsor tanah terjadi. Atau Halilintar akan terkena luka cakar oleh hewan berbulu besar hingga tulangnya nyaris terancam hilang. Berujung Thorn akan tahu lebih dulu dan yang lain akan ikut merecok tidak jelas.

Pada malam hari, mereka akan makan malam seperti biasa dan tidur secara bergantian.

Saat-saat seperti ini, Halilintar akhirnya hapal kebiasaan adik-adiknya yang sebelumnya tidak diketahui.

[✓] Destiny : A Lost Soul [ Halilintar ] [ SEGERA TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang