Extra chapter: Adik kecil kami

2.6K 269 189
                                    

Kekacauan besar telah terjadi di Istana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kekacauan besar telah terjadi di Istana. Para penjabat Istana heboh seketika dan bersusah payah untuk tetap membuat Istana menjadi tenang seperti semula.

Semua ini karena sosok anak kecil kurus di dalam gendongan Gempa. Manik merah bulatnya berlinangan air mata dan anak itu terus menerus meringkuk ketakutan apabila melirik orang-orang.

Anak kecil itu adalah Halilintar.

"J──jelaskan mengapa semua ini bisa terjadi!" Sang Raja yang sebentar lagi akan pensiun itu di serang rasa terkejut yang begitu parah.

Lalu semua mata melirik Solar. Orang yang menyebabkan Halilintar menyusut hingga menjadi anak kecil.

"Ini salah ku, Ayah. Aku tidak berhati-hati dalam membuat ramuan, mencampurkan herbal dari desa Quabak yang aku sendiri tidak tahu efek sampingnya dan malah memberikannya kepada Lintar." Solar menunduk cemas. Tetapi kadang-kadang manik abu-abu itu akan melirik Halilintar di dalam gendongannya Gempa dengan gemas.

"... Ibu──"

Dan aula utama senyap dalam sekejap.  Setiap mata berhenti berkedip dan tertuju pada Halilintar kecil yang bergumam ketakutan.

Ah, benar juga. Selain membuat Halilintar menjadi anak berumur 2-3 tahun, ingatan Halilintar juga akan menghilang dan hanya tersisa ingatan di umur 2-3 tahun. Anak itu tidak mengenal siapapun selain Kirana, Ibunya.

"Sttt, tidak apa-apa. Kami akan mempertemukan mu dengan Ibu mu. Aku janji." Taufan berjongkok sedikit lalu mengeluarkan jari kelingkingnya, berharap Halilintar akan menautkan jari kelingkingnya juga sebagai tanda perjanjian.

Tetapi Halilintar terlalu ketakutan sampai-sampai enggan untuk menatap Taufan.

Jari kelingking itu tidak akan pernah di balas Halilintar, jadi Taufan menghembuskan nafas penuh kekecewaan.

Lantas sang Raja berkata, "Kerahkan seluruh tabib istana untuk mencarikan penawar, termasuk Thorn. Dan jangan biarkan kekacauan ini sampai terdengar ke telinga rakyat."

Rapat di bubarkan dan ke enam saudara dengan anak kecil di antara mereka dengan segera pergi ke kamar Halilintar untuk mengambil jubah kecil yang telah mereka pesan dari penjahit Istana.

Kamar Halilintar identik dengan bau herbal yang manis dan pahit, oleh karena itu Halilintar kecil yang sudah akrab dengan bau herbal terlihat lebih nyaman. "Bau herbal?"

Gempa mengangguk kecil lalu tertawa, "Benar. Ini bau herbal. Lintar suka baunya?"

Lalu Halilintar dengan fitur wajah anak-anak turut mengangguk sebagai jawaban.

Halilintar yang menjadi anak kecil terasa lebih menyulitkan. Semua ini karena anak itu terlalu takut dengan semua orang asing dan menolak di sentuh siapapun. Bahkan Halilintar menolak di bantu memakai jubah.

Semuanya kompak untuk menurut dan melihat bagaimana lengan mungil Halilintar berkali-kali terpeleset saat memasang kancing jubah miliknya. Taufan hampir tertawa, Gempa cemas dan berkali-kali ingin membantu, Blaze bersorak kecil untuk menyemangati adiknya, Ice hanya duduk tenang dengan mata setenang danau sambil mengamati Halilintar, Thorn dengan telaten mengarahkan Halilintar untuk begini, begitu, jangan begini dan lain-lain, sedangkan Solar hanya menguap malas ketika 10 menit berlalu dan satu kancing jubah belum terpasang.

[✓] Destiny : A Lost Soul [ Halilintar ] [ SEGERA TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang