23. Aku disini untuk semua orang

1.4K 244 149
                                    

23

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


23. Halilintar terdiam, merengkuh daging dingin yang kehilangan kehidupan terlalu dini. Lantas dia berlutut, membungkus bayi itu dengan mantel merah dan mengecup kening si bayi. "Beristirahatlah dengan tenang."

Mereka semua melakukan kesalahan. Para penjabat dan Raja telah mengambil langkah yang salah. Dalam kurun waktu sehari semalam, wabah menyebar ke seluruh kerajaan. Angka terinfeksi hampir mencapai 5 ribu orang.

Setiap posko mulai di dirikan di setiap area yang berjauhan karena lonjakan orang yang terinfeksi.

Rakyat kehilangan kewarasan. Mereka menangis dan meraung bersama infeksi tangan berlendir yang bermutasi. Perlahan sebuah keluhan menjadi ratusan, rakyat menyuarakan hak mereka untuk di sembuhkan.

Sedangkan orang istana, sedikit banyak bisa bernafas lega. Hal ini karena wabah tidak menjangkiti mereka. Mungkin karena tubuh mereka yang menanggung elemental telah di latih untuk kebal?

Kebanyakan penjabat istana adalah orang egois, yang penuh rasa takut dan jijik terhadap wabah yang melanda tetapi tidak ingin membantu. Beruntung Raja bukanlah orang egois seperti bawahannya.

"Kirimkan 10 ribu prajurit dan paramedis untuk Halilintar!"

Solar berhasil, meskipun prajurit dan paramedis baru bisa sampai ke pusat kota keesokan harinya.

Matahari terbit menyinari seluruh muka bumi. Solar pergi bersama Gempa yang bersikeras untuk ikut ke pusat kota. Mereka datang dengan bantuan logistik yang akan dibagikan di setiap posko.

Atas permintaan Halilintar, stok minyak tanah, korek api dan pisau steril digandakan menjadi 5 kali lipat.

Pusat kota telah hancur, sisa asap dan arang yang membumbung di udara terlihat. Solar dan Gempa tertegun begitu sampai di posko pertama, semua orang tidak waras, infeksi yang bermutasi seolah terompet pencabut nyawa.

Tangan hitam legam itu mengeluarkan bau amis yang kuat. Mereka mengikik seperti bayi iblis dan melolong seperti besi berkarat.

"Tolong, potong saja kaki ku! Tolong──
aku bisa gila."

Seorang pria paruh baya berada diambang kematian, dia sekarat karena pendarahan di paha akibat tangan hitam legam yang mencakar hingga ke tulang.

Tim medis telah berupaya menghentikan pendarahan dan mencoba mengeluarkan jari-jari tangan itu dari dalam daging si pria, tetapi nihil, tangan hitam legam itu menancap begitu dalam dan seakan-akan mengakar disana.

"AHHHHHH──" Tangan berlendir itu melolong marah ketika berusaha ditarik.

Solar tidak tahan, dengan cepat dia turun dari kuda dan melepas pedang dari sarung. Dia impulsif dan dalam sekali tebasan, kaki pria itu terpotong hingga ke paha.

[✓] Destiny : A Lost Soul [ Halilintar ] [ SEGERA TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang