11. Adik Halilintar butuh bukti

1.9K 260 98
                                    

11

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

11. Adik Halilintar butuh bukti

"Kakak, kami benar-benar minta maaf. Karena kami kakak harus ikut ke pengasingan..."

Pada dini hari berikutnya, dua kereta telah di sediakan di depan istana. Berita tentang pengasingan ketujuh saudara itu menyebar luas di kalangan para warga, membuat beberapa orang terlihat berkerumun untuk menyaksikan secara langsung.

Gempa menunduk lesu, wajahnya sedikit pucat dan sebuah kantung mata mulai nampak dengan jelas. Dia berbicara karena hatinya benar-benar terbebani.

"Siapa yang menyalahkan kalian? Keputusan ku untuk ikut adalah murni. Jadi tidak perlu terbebani." Halilintar berucap datar. Dia mulai menaiki kereta, menyisakan ke enam adiknya yang menatap penuh makna.

Mengapa Halilintar ikut? Apakah ucapan nya pada malam hari di Aula utama benar-benar murni dari hatinya?

Atau ada sesuatu yang Halilintar ingin dapatkan seperti saat perburuan bulan lalu?

Melihat tidak akan ada yang beranjak, maka Halilintar sontak teringat. Dulu jika dia tidak mengatakan apapun, berarti tidak ada yang boleh melakukan apapun. Termasuk naik kereta yang sama dengannya. "Kalian sudah besar. Mengapa harus di suruh terlebih dahulu? Naiklah."

Kereta hanya muat untuk 4 orang. Tidak lebih dan mereka kini harus memutuskan salah satu dari mereka.

Thorn, remaja itu dengan senang hati menaiki kereta yang sama dengan si sulung. Lalu Blaze yang katanya tidak ingin satu kereta dengan Ice karena tidak ingin mengganggu saudara nya.

"Gempa, naiklah dengan Kak Lintar." Taufan tersenyum lebar lalu mendorong punggung si manik cokelat. Membuat sebuah protes dari yang lebih muda, "Bukankah Kakak kedua yang ingin naik?"

Taufan lantas terkekeh, menggeleng lalu berkata. "Asal kamu tahu! Aku mengalah hari ini khusus untuk kamu ~"

Selepas itu, Taufan, Ice dan Solar naik ke kereta yang lain tanpa keluhan. Kereta mulai berderak, menempuh jalan setapak untuk menuju desa Quabak yang bermil-mil jauhnya.

Desa Quabak di kenal dengan desa kematian. Tentang racun, monster, cuaca ekstrim, ataupun sesuatu yang jauh dari perkiraan bisa saja muncul di desa Quabak.

Hanya anggota kerajaan yang kadang pergi ke desa Quabak. Entah untuk menjalani hukuman atau untuk melatih kekuatan elemental.

Karena desa yang terkenal berbahaya itu, Amato serta penguasa istana lainnya membuat sebuah tabir pelindung di seluruh desa tanpa terkecuali. Hal ini membuat seseorang sulit keluar masuk desa Quabak kecuali dengan plakat tanda kerajaan.

Hampir setengah hari di lewati dan kereta masih melaju. Blaze dan Thorn yang duduk bersebrangan dengan si sulung sesekali mengajaknya bicara yang mana di respon dengan ketus, tapi hal itu justru membuat mereka semakin senang untuk berceloteh lebih banyak.

[✓] Destiny : A Lost Soul [ Halilintar ] [ SEGERA TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang