Extra chapter: final chapter

2.7K 231 328
                                    

D E S T I N Y
F I N A L C H A P T E R ✓

D E S T I N Y F I N A L C H A P T E R ✓

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

S O L A R

Sepertinya sudah jauh-jauh hari Solar sudah merencanakan niat jahat nya untuk memonopoli si bungsu. Semua terbukti ketika pagi-pagi buta di penuhi pekikan keras Halilintar.

"Mengggg!"

Semua orang menganga lebar. Jantung mereka seakan-akan di hantam hingga luluh lantak.

Di sana, di atas lantai yang berselimut karpet bulu, Solar menyeringai pada saudara-saudaranya sembari memangku si kecil. Tangan Solar dengan aktif mengusap-usap surai Halilintar dengan minyak kemiri──sedangkan mulutnya menyindir, "Pepatah mengatakan, bangun siang akan membuat keberuntungan mu di renggut."

"SOLAR──" Blaze hampir menjerit murka, tetapi begitu tahu ada Voltra di kamar sebelah, dia segera meredam suaranya, "Dasar licik! Rubah! Bermuka dua! Curang! P──penjahat keji!"

"Yayayaya~ sebutlah aku dengan apapun."

Lantas Solar sibuk dengan dunia kecilnya bersama Halilintar. Baginya, pagi ini benar-benar tidak bisa di bandingkan dengan kebahagiaan di tahun lalu. Rasanya sangat tentram begitu melihat Halilintar yang mudah untuk di dekati, tidak dingin, dan juga tidak bermulut pahit.

"Baik, baik. Satu tambah satu sama dengan?" Solar terus melontarkan tanya.

"Menggg!" Kali ini Halilintar kian gencar bergoyang di pangkuannya. Ke kanan, ke kiri, atau dengan iseng menjauhkan kepalanya dari tangan Solar.

"Salah. Yang benar itu dua. Du, a." Lantas Solar mengambil kedua tangan kecil adiknya, jari-jari mungil itu di lipat hingga hanya menyisakan dua jari, "Ini dua, okey?"

Lantas Solar kembali melepas genggamannya, "Kita ulangi, ya. Satu tambah satu itu dua. Bukan meng-meng."

"Kayy!" Si kecil mendongak, tersenyum lebar hingga gigi kelincinya terpamer lucu.

Ah, indahnya pagi ini. Solar harus jujur bahwa ini lebih menyenangkan daripada di sambut dengan ribuan puja-puji dari orang lain.

Halilintar yang penurut, manis, dan riang──Solar menyukai semuanya, termasuk sifat rewel yang kadang akan muncul.

"Berapa satu tambah satu?" Tanya Solar lagi, kali ini nadanya sama sekali tidak menuntut.

Lantas Halilintar yang berada dalam pangkuannya terdengar mendengung, memiringkan kepala ke kiri dan ke kanan sebelum akhirnya bersorak sembari merentangkan kedua tangan kecilnya. "Uaaa!"

"Iya! Ya ampun, Lintarnya Kakak sangat pintar." Solar ikut histeris, tangannya refleks memeluk si kecil sembari tersenyum lucu.

Semua orang menatap sinis. Tetapi ibaratkan ada dinding yang sangat tebal, Solar sama sekali tidak terpengaruh, malah semakin gencar untuk mengajari Halilintar sembari sesekali melontarkan apresiasi dan sindiran,

[✓] Destiny : A Lost Soul [ Halilintar ] [ SEGERA TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang