17. Jiwanya tidak lengkap

2.1K 273 290
                                    

17

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

17. "Apa mungkin Tuan muda terlahir dengan kutukan dari Tuhan?"


Istana menjadi lebih ribut dari biasanya. Putra tertua yang menyandang elemen petir itu telah di konfirmasi dalam keadaan kritis.

Raja dan Ratu semakin sibuk akhir-akhir ini, tugas mengayomi kerajaan dan kekhawatiran mereka terhadap si sulung harus di kelola sebaik mungkin. Maka dari itu, terkadang sebagian tugas istana akan dikerjakan oleh Voltra.

"... Benar begitu? Jadi anak itu hanya pura-pura sekarat agar Raja dan Ratu semakin memperhatikan dirinya?"

"Benar! Dan jika di pikir-pikir, urusan istana semakin banyak yang terbengkalai. Aku yakin Halilintar berencana meruntuhkan pemerintahan!"

"Astaga, anak itu dari dulu selalu saja menyusahkan! Mengapa Yang mulia Raja harus memungut anak itu?"

Voltra yang tengah berada diruang kerja untuk menandatangani dokumen mulai mendengus. Para penjabat yang menggosip diluar kamarnya benar-benar mengusik konsentrasi!

Lantas dengan enggan pria itu berdiri, menendang pintu kuat dengan memasang wajah congkak. "Jika kalian sudah tahu jika tugas istana banyak yang terbengkalai, harusnya kalian kerjakan! Berhentilah menggosip sebelum aku merobek mulut kalian."

Pejabat yang baru saja dimarahi itu pangkatnya lebih rendah daripada Voltra, membuat pejabat itu gemetar sebentar.

"Hey, mengapa kamu begitu marah? Apa kamu marah karena kami menghina Halilintar?"

Lalu Voltra benar-benar berniat merobek mulut penjabat itu, terbukti dari sebuah pedang yang telah diacungkan di depan bibir si penjabat. "Tuan, sepertinya otak mu terjatuh di kampung halaman mu. Mengapa kamu tidak mengambil cuti untuk pergi saja?"

"Setelah mengambil cuti, kembalilah. Kembalilah ke tanah." Voltra bahkan menyuruhnya untuk mati...

Penjabat itu gemetar hebat. Lalu berbalik pergi tanpa menoleh. Voltra lagi-lagi mendengus, menyimpan pedang lalu baru tersadar jika dia sudah mengurung diri di kamar selama sebulan penuh.

Sebulan penuh... itu berarti anak bajingan itu sudah sebulan dalam keadaan kritis. Berpikir terlalu banyak, Voltra dengan otak dan perilaku yang tidak sinkron telah berada didepan kamar Halilintar.

"P-paman Voltra--" suara penuh rasa terkejut itu terdengar ketika pintu terbuka dari dalam. Sosok remaja berjubah hijau emerald itu menyusut ketakutan ketika sosok Voltra berdiri di depan pintu.

"Apa yang kamu lakukan di tengah malam begini?" Tanya Voltra penuh intimidasi. Padahal dirinya juga harus ditanyai karena berada di depan pintu kamar Halilintar pada saat tengah malam.

[✓] Destiny : A Lost Soul [ Halilintar ] [ SEGERA TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang