03. Kelahiran kembali

2.8K 349 95
                                    

Note:: kata Halilintar di chapter ini merujuk pada Halilintar saat sudah besar ya (「'・ω・)「

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Note:: kata Halilintar di chapter ini merujuk pada Halilintar saat sudah besar ya (「'・ω・)「

03. Kelahiran kembali

Halilintar tatap nanar pada setiap kilas balik kehidupannya yang muncul beruntun. Di mulai dari kelahirannya di gubuk tua oleh sang Ibu, kebersamaan singkatnya selama lima tahun, dan saat dimana dia diangkat menjadi anggota keluarga kerajaan.

Ini seperti ibarat seekor kucing buruk rupa menjadi kucing emas. Keberuntungan yang sangat tidak terduga.

Kemudian manik ruby itu menangkap sosok Halilintar versi remaja; sosok dirinya di masa lalu yang terlihat berlari bolak-balik dari satu rumah ke rumah lain sambil menggendong para warga.

Lolongan yang hampir memecahkan gendang telinga saling bersahutan. Suara api membara di beberapa bumbung rumah warga, dan darah memercik di jalanan.

Ah, benar sekali. Saat dia remaja, ada sebuah wabah mengerikan yang melanda kerajaan.

Seharusnya Halilintar merasakan kengerian atau setidaknya dia merasa jijik akan kilas balik yang di lihatnya. Namun, Halilintar justru merasakan kebingungan.

Kilas balik kehidupan dapat dilihat di saat-saat seseorang sedang sekarat. Tapi anehnya, ini sudah berlangsung lama. Halilintar bertanya-tanya apakah dia sudah mati atau belum.

"Aturan nomor sekian, jika ada keluarga yang berkhianat, maka bunuh tanpa ampun."

Area rumah warga berganti menjadi aula tempat dia dihukum mati. Suara Taufan lantang mengucap kata bunuh.

Lalu dada Halilintar di robek. Suara tulang rusuk bergemelatuk, darah mengucur dan jantungnya direbut dari tubuh.

Ini mengerikan.

Halilintar tidak berani melihat.

"Taufan, aku tidak bersalah..." Halilintar berada di samping Taufan. Dia tahu, ini hanya ingatan, jadi Taufan tidak akan mendengar suaranya. "Ini sakit-"

Berlutut pada tanah, Halilintar rasakan sensasi belati yang menancap dikepala. Seluruh aula berganti-ganti antara merah dan hitam. Ingatannya hancur. Seluruh orang hilang dari pandangan, hanya ada dia sendirian.

Tubuhnya meringkuk semakin dalam, berusaha meredam sakit kepala yang mendera.

Ini salah. Dia hampir mati, tapi kenapa rasa sakit masih dia rasakan?

"Karena seorang bajingan telah ikut campur." Bukan. Suara berat yang teredam oleh sesuatu ini bukan milik Halilintar.

Ketika mendongak, sosok yang didapati tertutup jubah hitam dan topeng berhiaskan senyum mengembang.

[✓] Destiny : A Lost Soul [ Halilintar ] [ SEGERA TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang