06. Perburuan malam

2.2K 300 181
                                    

06

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

06. Perburuan malam

Malam semakin larut, namun cahaya lilin dalam kamar Halilintar masih menyala terang. Sosok pemilik kamar itu berdiri tegap dan hormat ketika Raja berkunjung ke kamarnya.

Bukan untuk mengantar setumpuk gulungan tugas, tetapi Amato justru menanyakan perihal acara perburuan malam.

Amato diam-diam tertekan melihat bagaimana anak angkatnya begitu formal kepadanya. Benar-benar mewarisi sikap seorang bangsawan.

"Ini adalah acara yang ke sekian kalinya, Li. Jika kamu melewatkan setiap acara, bagaimana bisa kamu mengenangnya setelah kamu menjadi Raja nanti?" Amato bertanya khawatir.

"Aku tidak bisa menikmati acara semacam ini. Pelantikan calon Raja sebentar lagi, jadi-"

Amato menepuk bahu Halilintar. Membuat anak itu kaget bukan main, "Justru karena itu! Pelantikan calon Raja sebentar lagi dan selepas itu kamu pasti akan sangat sibuk. Maka dari itu, keluarlah dari kamarmu dan ikuti acara!"

Sekali lagi si manik merah itu akan bicara untuk berdebat, namun sang Raja lebih dulu membekap mulutnya. "Aish kamu ini sungguh mirip dengan Adik Paman!" Amato mengusak gemas surai Halilintar sambil tertawa. "Keluarlah malam ini dan menangkan acara. Jika tidak salah, pemenang perburuan akan mendapatkan gulungan seni pengobatan."

Gulungan seni pengobatan adalah kumpulan semua informasi tentang pengobatan. Gulungan itu sebenarnya sudah sangat tua karena tersegel dalam gua selama beratus-ratus tahun dan pada akhirnya di temukan dan diletakkan pada perusahaan pelelangan.

Penulisnya adalah sosok terkenal, seorang pengembara yang mempraktekkan sihir gelap. Karena kekuatannya dia dikecam sana sini dengan alasan sihir yang dia gunakan hanya akan membawa kesialan. Tapi diam-diam, sosok itu berkelana jauh ke pedalaman untuk mengobati orang-orang secara sukarela.

Hampir seluruh penyakit yang dia sembuhkan adalah menggunakan sihir gelap. Semua hal yang dia tahu dan tidak tahu tertulis dalam gulungan. Dan jika Halilintar mendapatkan nya, mungkin dia akan tahu cara menghentikan wabah di masa depan.

"Paman benar. Maafkan aku yang mengurung diri di kamar terlalu lama. Aku sudah tercerahkan dan aku akan pergi malam ini." Halilintar kelewat senang sehingga berbicara panjang lebar. Membuat tawa Amato kian terdengar senang juga.

"Itu sangat bagus. Apa kamu perlu beberapa prajurit untuk menemani? Sepertinya acara kali ini akan sulit karena beberapa anggota kerajaan juga ikut serta dalam acara."

"Terima kasih atas tawarannya. Tetapi aku butuh saingan yang seimbang." Jawab Halilintar mantap. Dia mengambil wadah anak panah, membawa nya di punggung lalu pamit undur diri.

[✓] Destiny : A Lost Soul [ Halilintar ] [ SEGERA TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang