22. Calon raja telah turun tangan!

1.5K 241 142
                                    

22

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

22. "Kalian tidak paham! Mengapa kalian tidak bisa diam saja dan biarkan aku memperbaiki semuanya!? Aku ingin melindungi kalian, aku ingin melindungi apa yang kalian miliki!"

Dalam waktu setengah hari, keributan yang besar ini mengakibatkan kebakaran. Lolongan perih yang memekikkan hati nurani bersahutan tanpa kenal waktu.

"Tenang! Bekerja samalah maka kami akan dengan mudah membantu kalian!" Sai berteriak mencoba menenangkan gerombolan rakyat yang terlihat menghindari beberapa orang lainnya yang sudah terjangkit.

"Anak ku, jangan bawa anak ku!" Seorang wanita yang tidak rela anaknya terjangkit dan akan di bawa ke posko pengasingan mulai meraung marah. Dia bahkan tidak segan jika harus ikut terjangkit juga.

Anak yang terjangkit itu berumur sekitar 4 tahun. Begitu banyak tangan hitam legam yang tumbuh di punggung serta ujung kepalanya, membuatnya terlihat seperti monster kecil.

Kebakaran membumbung tinggi akibat keributan. Panas menyergap, teriakan meningkat signifikan meski hampir 5 ribu prajurit dan paramedis telah di kerahkan untuk berpencar diseluruh pemukiman warga.

Pada saat ini, Halilintar telah kembali ke istana, berlari menuju aula utama hingga semua keributan disana bungkam sesaat.

"Para prajurit dan paramedis yang ku miliki kurang. Aku meminta izin untuk meminta 10 ribu prajurit." Ucap Halilintar cepat yang mana hampir dipastikan dia belum sempat menarik nafas.

Amato mengernyit heran, "Mengapa butuh sebanyak itu?"

Para penjabat lain ikut berkomentar sinis, menatap Halilintar remeh. "Huh, mengapa Tuan muda begitu berlebihan? Prajurit milikmu saja berjumlah lebih dari 5 ribu, dan sekarang malah meminta lagi!"

"Benar. Ini mungkin hanya penyakit biasa. Tidak perlu mengerahkan begitu banyak prajurit milik istana!"

Voltra akhirnya turut buka suara ketika aula istana sibuk dengan recokan penghinaan pada Halilintar. "Bajingan yang hanya tahu memakan uang kas istana seperti kalian harusnya diam, tidak usah menjadi orang yang paling tahu. Memangnya kalian sudah melihat langsung seperti apa wabah diluar sana?"

"Meminta prajurit dan paramedis sebanyak itu tidak mudah, Halilintar. Pikirkanlah baik-baik." Amato menolak halus. Tidak setuju untuk memberikan bala bantuan kepada Halilintar.

Halilintar sudah banyak berpikir setiap malam. Hari ini wabah terjadi dengan begitu mendadak. Perasaan sakit, jijik, dan penyesalan kembali membludak ketika dihadapkan langsung dengan rakyat yang terinfeksi.

Wabah ini menular begitu cepat tanpa adanya kontak fisik, jadi Halilintar hanya bisa berspekulasi bahwa wabah menular lewat udara.

[✓] Destiny : A Lost Soul [ Halilintar ] [ SEGERA TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang