29. Dia hanya mengamati dari jauh

2.1K 253 217
                                    

29

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

29. Jantung ini, hidup ini,
untuk putranya.

Selama ini Voltra di sana, di pojok, di mana semua perhatian akan luput dan tidak pernah menyorot kehadirannya. Selama ini Voltra di sana, meski tidak sering, tetapi Voltra menemani pertumbuhan putranya.

Dia pikir pertemuan di depan rumah bordil beberapa tahun lalu telah menewaskan istri dan anaknya, tetapi dia kembali di pertemukan dengan putranya, Halilintar.

"Namanya Halilintar. Mulai sekarang dia adalah anggota keluarga kita," Mara berucap lembut ketika memperkenalkan anak lelaki kurus di dalam gendongannya.

Voltra kenal dengan jelas. Bagaimana Kirana memberitahunya bahwa nama putra mereka adalah Halilintar. Nama yang indah untuk anak semanis itu, pikir Voltra.

Dia paham dengan jelas bagaimana perbuatannya selama ini bisa membuat Halilintar menaruh kebencian padanya, maka dari itu Voltra tidak pernah sekalipun mendekati anak itu.

Tidak mendekati, hanya menatap. Contohnya saat Halilintar kecil menatap penuh harap pada gerombolan kelinci di belakang gunung, sendirian, tanpa ada satupun orang dewasa yang menemani.

Halilintar kecil hanya berdiri kaku, tetapi mata bulat merahnya berbinar begitu terang. Berkali-kali tangan kecil itu akan terangkat untuk mengelus hewan berbulu itu, namun selalu saja gagal.

"Halilintar! Astaga, ternyata kamu di sini!" Teriakan dari wanita pengasuh Halilintar itu mengagetkan gerombolan kelinci hingga hewan itu berlarian menjauh.

Si kecil itu jelas bersedih. Dia menjadi begitu murung ketika wanita pengasuh mengajaknya pergi dari belakang gunung. "... K-kelincinya," Halilintar sebenarnya ingin berkata bahwa dia ingin membawa satu kelinci ke dalam kamar, tetapi wanita pengasuh itu tidak peka dan malah berkata, "Oh, benar! Itu adalah kelinci. Tuan muda begitu pintar~"

Halilintar semakin murung. Dan Voltra yang menatap dari kejauhan hanya mendecak malas, dengan satu jari dia mengumpulkan seluruh populasi kelinci di belakang gunung dan meletakkannya di kamar Halilintar pada malam hari.

"Kelinci, kelinci, kelinci..."

Lalu Voltra yang melewati kamar Halilintar di pagi hari berikutnya akan menemukan putranya tersenyum lucu sambil mengabsen seluruh kelinci di dalam kamarnya. Sesekali Halilintar kecil akan terlihat meloncat-loncat untuk meniru perilaku kelinci.

Voltra tanpa sadar tertegun begitu melihat kebahagiaan kecil yang tercipta dari puluhan ekor kelinci. "Huh, dasar anak-anak." Ketus Voltra lalu berjalan meninggalkan Halilintar kecil dan dunia kelincinya.

Saat Halilintar berumur 6 tahun, saat badai menyambar bumi dengan sangat deras, Voltra malah menemukan putranya keluar dari kamar dan malah berjongkok untuk menatap badai di luar sana.

Badai begitu deras, suhu menurun drastis dan sesekali petir besar akan menyambar. Voltra lantas akan menyuruh salah satu prajurit untuk membawa Halilintar kembali ke kamar sebelum akhirnya melihat punggung kecil itu bergetar.

[✓] Destiny : A Lost Soul [ Halilintar ] [ SEGERA TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang