Waktu menunjukan pukul setengah sembilan malam, dan Zee baru saja sampai di apartemen. Saat ia baru sampai, ia melihat Ashel yang sedang berkutat pada laptopnya."Nugas Sha?" tanya Zee sambil berjalan kearah kamarnya.
Ashel yang ditanya memasang wajah anehnya dan menjawab. "Menurut lo?" sewot Ashel.
"Ya siapa tau lagi drakoran, sensi amat." ujar Zee setelah menyimpan tas di kamarnya. "Udah makan belum?" tanya Zee duduk di sofa sebelah Ashel.
"Belum." jawab Ashel tanpa menatap Zee.
"Dih kenapa belum? nugas sih nugas tapi gak sampe ga makan juga kaleeee." ucap Zee dengan nada yang sangat menyebalkan dan mendorong kepala Ashel menggunakan kepalanya.
"Ihh sakit Zee ahhh!" Ashel mendorong bahu Zee agar menjauh. "Ganggu mulu deh lu." ucap Ashel sambil mendelik.
"Biarin, daripapa lu sensi mulu, wlee." ucap Zee sambil bangkit dari sofa dan berjalan menuju dapur.
Zee membuka kulkas nya mencari beberapa bahan yang akan ia olah. Ia mengambil roti tawar, nutella, dan juga terigu. Entah apa yang akan Zee buat, Ashel tidak mempedulikannya.
Namun tak membutuhkan waktu lama, Zee sudah kembali dengan membawa tiga buah roti goreng dengan warna sedikit kecoklatan itu ke hadapan Ashel.
"Makan dulu nih." ucap Zee menyimpan pisin itu di meja hadapan Ashel.
"Apaan tuh?" tanya Ashel saat melihat makanan yang Zee simpat tadi.
"Menurut lu apa? tai?" jawab Zee dengan sewot.
"Biasa aja dong mba nya."
Zee menghela nafasnya lalu tersenyum. "Itu roti goreng buatan chef Zee Asha, dimakan yaa." ucap Zee dengan nada yang di buat-buat dan senyum menyebalkan.
"Baik terimaksih chef Zee, tapi saya lagi sibuk jadi saya makan nanti aja ya." Ashel menanggapi cara bicara Zee.
"Nanti mulu, kalo sakit lagi gimana Sha?" kali ini nada bicara Zee sudah kembali normal. Karena kesal melihat Ashel, akhirnya dengan inisiatif Zee memotong roti buatannya tadi, lalu ia suapkan pada Ashel. "Buka mulutnya, lu tinggal ngunyah terus telen." kata Zee sambil menyuapkan roti kedalam mukut Ashel dan tangan sebelahnya lagi menengadah di bawah dagu Ashel agar coklatnya tidak jatuh mengenai Ashel.
"Susah banget kamu Sha, Sha." ucap Zee lalu menggeleng.
•••
Akhirnya hari ini selesai, 3 SKS tanpa jeda membuatnya sedikit mual dan pusing ternyata.
"Gilaa mau meledak pala gue." ucap Olla dengan nada yang sedikit keras terdengar oleh seisi ruangan.
"Cabut yu nongki." ajak Adel pada Olla dan juga Zee.
"Ayo lah." jawab Zee, mereka pun segera pergi meninggalkan kelasnya dan berjalan menuju parkiran.
Mereka bertiga akhirnya sampai di cafe yan letaknya tidak jauh dari gedung fakultas ekonomi di kampusnya.
Setelah mendapat tempat duduk, ketiganya langsung memesan makanan dan minuman yang ia inginkan.
"Gimane Zee usaha lu?" tanya Adel membuka percakapan.
"Ya begitu kadang rame kadang sepi." jawab Zee seraya mengeluarkan vape dan liquidnya.
"Namanye juga usaha ye Zee, ada fase naik turunnye kek roller coaster." ucap Olla membuat keduanya terkekeh.
"Kaga ada niatan rilis produk baru gitu Zee? gue nunggu banget varsity nih." ujar Adel.
KAMU SEDANG MEMBACA
i'm here
Teen FictionZee menyukai Ashel, begitupun sebaliknya. Keduanya mempunyai rasa yang sama, namun disaat Zee menyatakan perasaan dan meminta Ashel untuk menjadi kekasihnya, Ashel menolak dengan alasan yang tidak jelas. Kira-kira apa yang membuat Ashel menolak Ze...