Besok subuh Zee sudah harus flight menuju yogyakarta, tapi pukul 8 malam ia masih berada di luar untuk rapat UKM seluruh cabang olahraga."Bagi yaa, Kyr." kata Zee mengambil sebatang rokok milik Kyra.
"Ambil aja." kata Kyra. Karena rapat belum dimulai, jadi mereka nampak masih santai ada yang ngobrol ada yang merokok, memainkan handphone nya dan masih banyak lagi.
"Ihh ngerokok." Zee yang hendak menyalakan rokok pun menoleh kearah samping kala tiba - tiba ada suara cempreng yang terdengar.
"Lu tuh kenapa selalu deket gue sih Kel?" heran Zee saat melihat Callie lagi callie lagi yang ada di sampingnya setiap kegiatan UKM. "Ngefans ya lu sama gue?"
"Huekkkk." Callie berpura - pura muntah mendengar perkataan Zee yang terakhir.
"Naksir lu sih Zee kalau kata gue." celetuk Olla.
"Jangan naksir gue kel, gue ga suka bocil." kata Zee.
"Dih, lagian siapa juga yang suka sama lu ih ogah." kata Callie sambil mengibas ngibaskan tangannya mengusir kepulan asap yang berasal dari rokok Zee yang baru saja dinyalakan.
"Lu ga ngerokok?" tanya Zee yang langsung dibantah oleh Callie.
"Yaa ngga lah." katanya. Mendengar jawaban Callie, Zee pun kembali mematikan rokoknya membuat Callie heran. "Kenapa di matiin lagi? rokok mah rokok aja kali."
"Nanti lu bengek, gue yang repot."
•••
"Oh ini, orang yang minta pihak hotel buat hapus rekaman CCTV lantai tiga." setelah selesai rapat, beberapa dari mereka ada yang langsung pulang, seperti Zee, Olla dan Adel ada juga yang masih stay di cafe. Namun, Olla dan Adel pergi ke WC terlebih dahulu. Sambil menunggu, Zee berjalan menuju parkiran lebih dulu yang ternyata tak sengaja papasan dengan Sabil yang kebetulan ikut kumpul juga. "Tanggung jawab dong, jangan kabur." lanjut Zee. Sebetulnya belum ada penjelasan lebih lanjut dari Olla maupun Adel setelah pembicaraan di telpon pasar malam kemarin. Jadi, Zee berkata demikian berharap Sabil menjawabnya.
Sabil menghela nafas memejamkan mata berusaha meredam emosi. "Temen - temen lu belum ngasih liat CCTV lantai tiga yang dari gue ya? biar nanti gue kirim deh. Nih denger ya Zeee—" kata Sabil yang sudah muak dan menunjuk telinga Zee.
"Lu harusnya berterimakasih sama gue Zee, karena gue lebih cepet dapet rekaman CCTV dibanding orang yang minta hapus rekaman CCTV lantai tiga.
Gue emang ke hotel harris, gue emang minta rekaman CCTV lantai tiga di tanggal 16 mei. Tapi gue ga minta buat ngehapus rekaman atau arsip cctv itu. Ngapain gue minta rekaman CCTV? gue pengen tau siapa ayah dari bayi yang di kandung Ashel, Zee.
Gue tau semuanya, gue tau Ashel yang hamil dengan entah siapa ayahnya, gue tau itu. Dan satu hal yang harus lu tau kalau bukan gue ayahnya.
Lu waktu itu nanya kan kenapa gue lama di belakang mobil waktu gue nemuin Ashel keadaan mabok, gue ga aneh - aneh Zee gue nangis di belakang mobil itu. Karena apa? karena cewe yang gue sayang, yang gue cinta, ngeracau dengan keadaan ga sadar dan bilang dia hamil tapi dia gatau siapa laki - laki yang udah buat dia kaya gitu.
Gue sakit hati Zee gue ngerasa gagal jaga orang yang gue sayang, di dalem mobil gue nangis sambil nenangin Ashel yang nangis juga.
Ya sekarang gini deh, lu cinta Ashel kan? lu sayang dia? dan waktu lu tau dia hamil gimana perasaan lu? hancur, kecewa, sedih, iya kan? ya itu juga yang gue rasain waktu itu. Gue ga ngelakuin hal aneh, makannya waktu lu ngajak ngobrol gue ditaman gue tau kalau secara ga langsung lu mau wawancara gue dan menuduh gue sebagai pelakunya. Makannya gue langsung ngomong bukan gue ayahnya." speechles, Zee terdiam mendengar apa yang dijelaskan secara tiba - tiba oleh Sabil.
Zee ingin tidak percaya tapi Sabil menjelaskan dengan keadaan matanya semakin memerah seperti menahan tangisan.
"Gue dari awal udah bilang kalau gue ga mungkin ngerusak Ashel dulu demi dapetin Ashel. Gue ga sebejad itu, dan gue ga se nakal itu. Jadi stop nuduh gue kalau gue ayahnya.
Setelah gue cari tahu Zee, pelakunya selalu ada di deket lo akhir - akhir ini. Pelakunya satu darah sama lo, alias kakak lo sendiri ayah dari anak yang lagi Ashel kandung sekarang."
"Jaga ya mulut lo!" ucap Zee tak terima sambil menunjuk bibir Sabil. "Jangan ngarang cerita."
Bukannya takut Sabil malah terlihat terkekeh. "Lu pikir gue segabut itu buat ngarang cerita? fakta Zee, apa yang gue omongin tuh fakta. Kakak lu sendiri yang udah ngerusak pacar lu!"
BUGH!
Zee mendekat pada Sabil dan langsung melayangkan satu pukulan pada wajah Sabil. Tak ingin kalah, Sabil langsung mencengkram kerah pakaian yang Zee kenakan.
Orang - orang yang berada di parkiran, bahkan yang di dalam cafe langsung melihat kearah Zee dan Sabil. Termasuk Adel dan Olla yang sudah selesai dengan urusan toiletnya.
Dengan nafas yang memburu dan sorot mata yang penuh dengan kemarahan Sabil berbicara. "Lu kalau cowo, udah gue bales anjing!" Sabil melepaskan cengkramannya dengan sedikit mendorong tubuh Zee.
"Wet santaii boss." ujar Olla berdiri diantara keduanya. Dan Adel langsung menarik Zee menjauh dari sabil.
"Heh hehh jangan berantem disini!" ujar tukang parkir yang menghampiri mereka.
Beberapa anak kampus seperti Haidar, Kyra, dan Bian, menghampiri mereka juga. "Kenape sihh? kaya tom and jery ribut mulu." ujar Haidar.
"Aman mas udah ada kita, makasih ya." ujar Kyra pada tukang parkir tersebut. Mendengar itu tukang parkir tersebut langsung menjauh dari mereka dan kini sudah tidak menjadi pusat perhatian karna di bubarkan juga oleh tukang parkir.
"Lu kasih deh tuh rekaman cctv nya ke si Zee, biar dia tau gue ngarang apa ngga." kata Sabil pada Adel lalu melengos pergi menghampiri motornya.
"Cctv apaan anjrit?" bingung Kyra. "Ahh bodo ah gue balik aja, gue kira bakal baku hantam." lanjutnya sambil berpamitan bersama haidar dan Bian juga.
•••
Setelah dari cafe tadi, Adel, Olla dan Zee langsung pergi menuju rumah Olla karena jaraknya yang paling dekat. Adel dan Olla sudah memperlihatkan CCTV nya pada Zee.
Pada layar laptop terlihat Ashel keluar memakai turtle neck dan Adel langsung menghentikan rekaman CCTV tersebut.
Suara kekehan terdengar dari mulut Zee. Diusap wajah miliknya sambil ia mengjela nafas berat. "Lucu banget dunia - dunia." katanya sambil terus terkekeh.
Zee menoleh kearah Adel dan Olla yang duduk di sebelah kanan dan kirinya. "Lucu banget ya dunia, anjing lah." katanya lagi dengan santai.
"Euu Zee, kita kemaren udah ngobrol sama Ashel. Dan kemungkinan kebenarannya 90 persen kalau kakak lu pelakunya, alasan kenapa bisa 90 persen nanti lu ngobrol aja sama Ashel. Dan menurut gue lu perlu makesure sama kakak lu, kakak lu bener melakukan 'hal' itu ke Ashel apa ngga." ujar Adel sangat pelan dan berhati - hati.
"Udah jelas kali del, gaperlu di makesure lagi." ujar Zee yang mulai mengemas charger, dan peralatan yang sempat ia keluarkan dari tas nya. Ia juga langsung menggunakan hoodie nya.
"Kemane lu?" tanya Olla.
"Balik lahh." jawabnya dengan santai.
"Gue anter yee."
"Dihh tumben - tumbenan lu, geli gue." kata Zee sedikit bergidik.
"Balik kemana lu?" kini Adel yang bertanya.
"Ke apart lah kemana lagi."
"Kita anterin deh Zee, ya?"
"Apaan sih lu pada kenapa? gapapa gue sendiri. Lagian kenapa dah? gue oke kokk. Aman azza." kata Zee sambil menganggakt kedua jempolnya.
Kira kira si Sabil bener ngga yeaaaa???? wkwkwk
happy new year y'all maaf baru updatee!
jangan lupa buat voment yaaa!
- see u -
KAMU SEDANG MEMBACA
i'm here
Teen FictionZee menyukai Ashel, begitupun sebaliknya. Keduanya mempunyai rasa yang sama, namun disaat Zee menyatakan perasaan dan meminta Ashel untuk menjadi kekasihnya, Ashel menolak dengan alasan yang tidak jelas. Kira-kira apa yang membuat Ashel menolak Ze...