Kali ini Zee dan Ashel sedang berada di salah satu mall yang berada di Jakarta, keduanya sedang berada di tempat perbelanjaan baju brand ternama yaitu uniqlo.Keduanya sedang sibuk memilih pakaian yang mereka inginkan. Zee yang sedang sibuk memilih hoodie pun terlonjak kaget saat ada yang mencolek tangannya.
"Buset Sha ngomong kek, ngagetin aja." ucap Zee mengelus dada nya. Sang pelaku hanya menyengir polos sambil membawa dua buah croptop yang masih dengan gantungannya.
"Lebih bagus yang mana Zee?" tanya Ashel mengangkat dua croptop tersebut.
Zee terlihat seperti sedang mempertimbangkan, ia melirik croptop sebelah kanan lalu ia melirik Ashel setelah itu ia kembali melirik croptop sebelah kiri laku melirik Ashel.
"Dua dua nya bagus sih kata gue." jawab Zee. Ashel menghela nafasnya, dasar jawaban yang tidak membantu.
"Salah satu Zee."
"Ya gue gatauu, lagian bener bagus dua duanya."
"Cocok ga tapi?"
"Baju apapun kalau yang make nya lu mah udah pasti cocok." kata Zee membuat Ashel menggerakan bibirnya untuk mencibir Zee tanpa suara.
Zee pun terkekeh "Gemes." gumam nya sambil mengikuti Ashel dari belakang.
•••
"Gue mau cek konveksi dulu, mau ikut apa mau pulang?" tanya Zee sambil memakaikan Ashel helm.
"Mau ikut dong."
Click
Bersamaan dengan pengait helm yang terpasang, Zee pun mengangguk mengiyakan. Setelah itu, keduanya segera naik ke atas motor Zee dan segera meninggalkan area mall ini.
Karena waktu masih menunjukan pukul dua siang, jalanan pun tidak begitu ramai, hanya saja cuaca hari ini sangat terik.
Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya keduanya sampai di tempat yang mereka tuju.
Apa sih konveksi itu? jadi, konvesksi itu semacam tempat produksi pakaian, lebih spesifiknya ini tempat pembuatan pakaian, kaos, kemeja, polo shirt, hoodie atau yang lainnya.
Tempat ini tidak terlalu besar, hanya sebuah rumah yang berukuran sedang yang dijadikan konveksi oleh Zee. Di depannya terdapat lampu LED dengan bacaan ZEEA, untuk memberitahu jika inilah tempat produksi brand ZEEA.
"Ehh ada Zee." sapa mba Putri saat melihat Zee.
"Ehh mba Putri." Zee kembali menyapa Putri sambil berjalan masuk kedalam.
Zee mengedarkan pandangan melihat sekelilingnya. Dengan tanpa sadar, sedari tadi ternyata tangan Zee menggenggam tangan Ashel.
Zee tersenyum haru melihat tempat ini, sejujurnya ia tak pernah menyangka bahwa ia bisa ada di titik ini. Dulu, Zee melakukannya sendirian. Mendesain sendirian, menyablon sendirian, mempacking sendirian, bahkan menyerahkan banyak pesanan pun ia sendirian, menggunakan motor kesayangannya.
Namun jika saat itu ia membeli kaos polos di luar, jadi ia tinggal menyablon. Namun karena semakin hari semakin membludak pesanan, dan juga ia tidak mungkin mengerjakan ini sendirian, akhirnya ia merekrut orang untuk membantunya.
Dan setelah banyaknya rintangan yang Zee hadapi, ini lah hasilnya. Kini Zee tidak perlu ikut turun tangan untuk memproduksi, ia kini hanya perlu mengontrol para pekerja yang berjumlah 8 orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
i'm here
Teen FictionZee menyukai Ashel, begitupun sebaliknya. Keduanya mempunyai rasa yang sama, namun disaat Zee menyatakan perasaan dan meminta Ashel untuk menjadi kekasihnya, Ashel menolak dengan alasan yang tidak jelas. Kira-kira apa yang membuat Ashel menolak Ze...