I'M HERE [30]

633 96 24
                                    












Baru melihat CCTV semalam saja Zee sudah sangat emosi, apalagi jika nanti Zee mengetahui siapa pelakunya. Mungkin Zee akan mengamuk brutal dan mungkin membunuhnya.

Semalam Zee tidak pulang ke rumah Ashel, karena mereka selesai pukul sebelas malam memeriksa CCTV tersebut. Kedua temannya pun menginap di apartemennya.

Tentunya ia juga sudah izin pada Ashel untuk tidak pulang.

Pagi ini Zee sudah ada janji dengan Sabil. Semalam ia langsung mencari kontak dan menghubungi Sabil meminta untuk bertemu. Ia harus segera meluruskannya.

"Mau kite temenin kaga?" tawar Olla.

Zee menggeleng. "Gausah gue sendiri aja, btw ini gapapa gue minjem mobil lu Del?" tanya Zee.

"Pake aja, nyantai." sejujurnya Zee sangat bersyukur menpunyai Olla dan Adel dihidupnya, keduanya selalu mendukung dan membantu Zee. Mereka berdua selalu baik, semoga dunia juga baik ya pada keduanya.

"Thank you Del, gue pergi dulu. Kalau kalian mau makan masak aja lah sendiri, banyak bahan - bahan mah." kata Zee.

"Siap tenang aje Zee, lu balik tau - tau kulkas ludes aje." ujar Olla.

"Ya jangan jadi ludes juga anjing." Zee menyentil kepala Olla. "Udah ah gue berangkat dulu ya."

"Ati - ati bangg."

Zee mengangkat jempolnya dan keluar dari apartemen.

Waktu menunjukan pukul sepuluh pagi, ia sudah mengabari Ashel jika hari ini ia masih ada urusan, dan mungkin pulangnya akan siang atau bahkan sore hari.

Zee mengajak Sabil untuk bertemu di salah satu taman yang sebenarnya lokasinya tidak jauh dari apartemen, tapi jika ia kesana jalan kaki bisa gempor tuh kaki jadi ia meminjam mobil Adel.

Kenapa harus taman?

Karena jika nanti ada fakta mengejutkan, Zee bisa langsung duel dengan Sabil katanya.

Zee menunggu Sabil sambil memainkan handphone dan duduk di salah satu bangku taman. Tak lama, ada yang menepuk pundak Zee dan duduk disebelahnya.

"Udah lama?" tanya Sabil so akrab.

Zee hanya menggeleng menjawabnya. Ia memasukan handphone kedalam saku.

"Kenapa ngajak ketemu? mau nonjok gue lagi?" tanya Sabil yang diakhiri kekehan ringan. Sebenarnya Sabil ingin sekali membalas perlakuan Zee yang tiba - tiba memukulnya saat itu, tapi ia bukan pengecut yang memukul atau bahkan menyakiti wanita.

Zee menatap Sabil dengan tatapan tidak suka. "Lamgsung aja deh ya gue mau lu jujur, ceritain waktu lu nganterin Asha dengan kondisi Asha ga sadar." kata Zee.

"Ceritain gimana?" bingung Sabil.

"Ya ceritain lu ngapain aja di Club."

"Astaga, nih ya gue ceritain sejujur jujurnya, gue awalnya ke club sama temen, terus pas gue mau ke toilet gue liat Ashel yang hampir di bawa om - om, terus gue hajar tuh om - om terus gue bawa Ashel ke mobil dan nganterin pulang, udah." ujar Sabil menceritakan.

Alis Zee terangkat sebelah. Bohong, Sabil berbohong. Padahal kan mereka ciuman, mengapa Sabil tidak menceritakannya.

"Jujur."

"Gue udah jujur Zee, astaga." ujar Sabil sedikit sewot.

"Jujur kak Sabil."

"Gue harus jujur gimana lagi?"

"Lu ngga ciuman?" pertanyaan yang keluar dari mulut Zee membuat Sabil terlihat gelagapan dan membuat pupil mata Sabil sedikit membesar karena kaget. "Jujur, gue gaakan marah." kata Zee lagi.

i'm hereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang