I'M HERE [21]

635 84 7
                                    









Saat teman - teman Ashel mendapat informasi dari Zee mereka kaget? tentu saja. Tapi, mereka tidak marah atau bahkan kecewa dan jijik.

Karena tidak akan mengubah keadaan juga jika mereka marah atau kecewa. Mereka merasa khawatir dengan Ashel, karena usia Ashel masih sangat muda. Mereka khawatir sesuatu yang buruk akan terjadi nantinya.

Ini bukan waktu yang pas untuk menanyakan siapa ayah dari bayi tersebut. Mereka pun tidak berfikir kesana, mereka berfikir bagaimana caranya Ashel sehat, bahagia dan psikisnya tidak terganggu.

"Acellll!!!" teriak ketiga temannya saat berada diambang pintu, mereka langsung menghampiri dan memeluk Ashel dengan sangat erat.

"Lu sakit apa astaga Cell?" tanya Kathrene mulai melepaskan pelukannya.

"Iya Cel astaga, kemarin baik - baik aja perasaan." sahut Marsha.

Ashel tersenyum menatap teman - temannya yang terlihat sangat khawatir. "Gue gapapa kok." jawab Ashel.

"Gapapa gimana sih, kondisi lu aja begini." ujar Indah.

Ashel pun terkekeh. "Gue pengen ngomong deh sama kalian."

Mereka tau apa yang akan di bicarakan oleh Ashel, Indah mendekat dan berbicara. "Gapapa, Shel. Kita udah tau, kemarin kita sempet nunggu, cuman ada tugas kan jadi kita pulang. Dan Zee juga langsung kasih tau kita." kata Indah mengusap tangan Ashel.

"Gausah mikirin yang aneh - aneh ya? kita ga seperti apa yang ada di pikirin lu." kata Marsha sambil tersenyum.

"Gue seneng tau Cel, karna akhirnya gue punya ponakan. Nanti bakal ada yang panggil gue aunty Katrin." ujar Kathrene terdengar sangat excited.

"Aunty bokem kali." ujar Zee menyahuti.

"Berisik lu, lu itu ga diajak yaa." kata Kathrene sambil menunjuk Zee dan merotasi kan bola matanya dengan julid.

"Kalau butuh apa - apa bilang kita yaa? repotin kita, jangan repotin diri sendiri. Bayikk, jangan rewel - rewel ya di dalem perutnyaa." Marsha berbicara dan mengelus perut Ashel.

"Ga ada yang perlu lu takutin Shel, selama ada kita disini gaada yang bisa nyakitin lu." ujar Indah lalu mengecup kening Ashel dengan penuh kasih sayang.

"Makasiii yaa."




•••




Saat ini Zee sedang berada di apartemennya. Ia sedang mengemas beberapa baju Ashel untuk dibawa ke rumah sakit. Karena ternyata baju yang ia bawa kemarin kurang.

Fikiran Zee dipenuhi dengan pertanyaan siapa ayah dari anak yang tengah dikandung oleh Ashel. Ia selalu menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian ini. Andai saja Zee selalu menjaga Ashel, mengikuti Ashel kemanapun mungkin hal ini tidak akan pernah terjadi.

Tanpa Zee sadari terkadang air mata nya selalu tiba - tiba membasahi pipinya, meski ia sedang beraktifitas sekalipun. Siapa yang tidak sakit melihat gadis yang sangat ia cintai kini tengah mengandung yang entah siapa ayahnya.




•••



Malam ini ada teman - teman Ashel yang menjaga Ashel, jadi Zee akan istirahat di apartemennya dan nanti pagi ia akan kembali.

"Mau beli sesuatu dulu ngga?" tanya Zee kepada Ashel yang hendak berpamitan.

Ashel menggeleng.

"Beneran?" tanya Zee kembali memastikan.

"Iya bener Azeena." jawab Ashel.

"Yaudahh, gapapa aku pulang?"

"Gapapaa, kemarin kamu kan yang jaga disini semaleman."

i'm hereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang