I'M HERE [12]

590 79 5
                                    







Sudah sekitar lima menit kedua gadis ini berjalan menyusuri trotoar kota Jakarta. Mereka hanya berjalan - jalan mencari angin dan menikmati pemandangan citylight malam ini.

Sebenarnya Zee membawa motor, namun ia titipkan di alfamart karena Ashel tiba - tiba ingin berjalan kaki disekitar sudirman. Karena itu permintaan Ashel, mana bisa Zee menolaknya.

"Citylight Jakarta tuh cakep banget ya." ucap Ashel tanpa menoleh kearah Zee, kedua tangannya masuk kedalam hoodie nya.

Mendengar Ashel berbicara demikian, Zee menoleh lalu menyahuti ucapan Ashel "Kaya lu." katanya.

Sedangkan Ashel yang mendengar hal itu langsung menoleh pada Zee dan memutar bola matanya dengan malas. "Berisik deh lu Zee." ucap Ashel dengan malas.

Sebenarnya Ashel sudah kebal dengan gombalan - gombalan Zee yang receh seperti itu. Namun, semenjak Olla memberitahu bahwa dirinya menyukai Zee, Zee jadi lebih sering menggoda dirinya.

"Balik lagi yu, udah malem. Liat citylight nya sambil naik motor aja, biar enak ga cape." ajak Zee.

"Ihh baru sebentar juga jalan kakinya." ujar Ashel sambil memasang wajah bete nya.

"Takutnya lu cape, nanti sakit kakinya."

"Yaudah deh ayo." benar juga apa yang dikatakan oleh Zee, jika kakinya sudah sakit kan ia akan repot sendiri nantinya.

Keduanya pun langsung memutar badan dan kembali berjalan. Zee mengadahkan tangan kanannya kepada Ashel. Ashel yang sebenarnya paham apa maksud Zee ia menahan senyum sambil mengerutkan keningnya.

Melihat Ashel yang seperti itu, Zee segera mengambil tangan Ashel yang sedang didalam saku hoodie, lalu ia genggam. "Biar ngga dingin." ucap Zee.

"Jadi yang suka modus tuh kak Al, atau lu?" goda Ashel membuat Zee terkekeh. Keduanya pun terus berjalan sambil mengayun - ayun kan tangannya.




•••





Citylight Jakarta dimalam hari memang tidak pernah gagal, apalagi jika suasana jalan tidak macet seperti saat ini. Tanpa menghalangi pengemudi lainnya, Zee mengendarai motornya di pinggir dengan kecepatan yang pelan.

"Lu kenapa deh kaya yang gasuka sama si Ravo?" tanya Zee sedikit berteriak dan melirik kearah kaca spion.

"Ngga tuh biasa aja." jawab Ashel.

"Iya deh yang biasa aja." Ashel terkekeh mendengarnya. "Lu sama sibencong gimana, Sha?"

"Awshh." Zee meringis kala perutnya di cubit oleh Ashel.

"Sabill! nama dia Sabil! bukan bencong!"

"Iya Sabillll, gimana tuh sama Sabil? udah pacaran?"

"Mana ada pacaran, lu kali sama Ravo yang pacaran."

"Yaelah Sha, gapapa kali kalau pacaran mah. Kalau sama Sabil gue dukung, asal jangan sama kakak gue aja!"

"Kenapa?"

"Hah?" beo Zee.

"Kenapa?!"

"Kemana? pulang lah." jawab Zee.

"Kenapa ishh dodol!" Ashel mendekatkan kepalanya dengan kepala Zee.

"Ohh kenapa. Ya jangan aja, gabisa gue nanti liatnya." Ashel pun tersenyum tipis mendengar jawaban Zee.

"Lah gabisa kenapa? harusnya lu seneng dong nanti punya kakak ipar kaya gue."

"Gaa! ogah gue! lu harusnya jadi—"

i'm hereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang